(55) Daffa's Way

83 14 7
                                    

Happy reading

please vote if you know how to respect author's work!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

please vote if you know how to respect author's work!

••••

Karena Daffa sudah berjanji akan mengantarkan motor milik kekasih dari Areta ke rumah sakit saat kunci motor itu ketemu, maka itu yang Daffa lakukan setelah jam kerjanya sebagai asisten barista di Warung Kopi selesai. Daffa langsung bertolak ke rumah sakit mengendarai motor gede milik Tara dan meninggalkan motornya sendiri di kafe.

Sampai di rumah sakit, cowok itu lantas menghubungi Azril. Menanyakan dimana tempat Tara dan Areta ditangani. Jujur, perasaannya kacau. Juga takut. Areta sudah banyak menderita, kalau — amit-amit — ada hal buruk terjadi kepada Tara, Daffa tak tahu lagi bagaimana Areta bisa menghadapi masalah yang datang bertubi-tubi dalam hubungannya. Sedangkan masih banyak masalah lain yang belum terselesaikan.

Alih-alih senang, Daffa justru khawatir. Walaupun kini hubungan antara Tara dan Areta banyak sekali mendapati masalah, bukan berarti Daffa bisa senang. Padahal bisa saja ia ambil kesempatan dalam kesempitan dari sana untuk mendapatkan hati Areta.

Sampai di lantai dimana Azril memberitahunya tadi lewat pesan, Daffa mengedarkan pandangan guna mencari sosok Azril. Dan ia menemukan cowok itu sedang berdiri di depan pintu IGD bersama dengan Ayahnya. Daffa mendekat dengan langkah pelan, lalu menyapa saat dirinya mulai dekat.

"Assalamualaikum."

Azril dan Jaehyun menoleh secara bersamaan. "Waalaikumsalam."

"Kak Daf." Sapa Azril, dan Daffa hanya mengangguk pelan.

"Gimana keadaannya?"

Menilik dari reaksi keduanya, Daffa menyimpulkan kalau hal buruk sudah terjadi. Dan itu membuat jantung Daffa seakan habis lari maraton. Entah Tara atau Areta, Daffa tak tahu. Dan bukan harapan Daffa kalau keduanya akan mendapatkan luka yang serius.

"Zril?" Tanya Daffa sekali lagi, agak tak sabaran.

Azril menggelengkan kepalanya. "Kak Tara... dia masih di ruang operasi."

Musibah apa lagi ini? Kenapa Areta harus menerima ujian seperti ini?

"Sampai operasi?"

"Iya. Dokter bilang lukanya cukup serius. Kepalanya kebentur dua kali. Satu saat jatuh di atas kaca mobil, dua saat dia jatuh ke atas aspal. Terus, tulang di bagian bahu kanannya patah. Makanya butuh tindakan darurat secepatnya. Semoga aja Kak Tara bisa selamat."

Rain In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang