(67) Choice To Leave

87 10 0
                                    

Happy reading

please vote if you know how to respect author's work!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

please vote if you know how to respect author's work!

••••

Segala macam dukungan yang diberikan kepada Areta, agar bisa bangkit dan mulai lagi menjalani hidup tanpa Tara, nyatanya terbukti ampuh. Meski masih ada saat-saat tertentu dimana gadis itu akan teringat sosok Tara dan sangat merindukannya sampai membuatnya menangis sesenggukan. Aditya Tara Mahendra, sosok lelaki itu tak akan pernah bisa ia lupakan. Tara akan selalu tersimpan di ruang khusus dalam hatinya yang sudah ia kunci dan ia buang gemboknya. Tara begitu spesial, dan dia adalah lelaki yang berperan besar dalam merubah dirinya menjadi pribadi yang lebih dewasa sejauh ini.

Sejak kepulangannya dari Semarang lebih dari setengah tahun yang lalu, Areta tak pernah kembali kesana lagi. Mungkin lebih tepatnya belum, karena ketika ia kembali ke Semarang maka dia tak bisa untuk tak datang kepada Tara. Dan dia, belum siap untuk bertemu Tara lagi. Perlu menyiapkan diri, dan meyakinkan diri, bahwa ketika dia datang dan menemui Tara kelak, dia sudah membawa versi terbaik dalam dirinya. Dia ingin menepati janjinya kepada orang yang sangat ia sayang, dengan selalu hidup bahagia. Areta terus mencoba, dan kini sudah setengahnya berhasil.

Jika satu setengah tahun lebih sudah berlalu — lebih tepatnya sepuluh bulan — itu artinya Areta sudah lulus sarjana. Iya, gadis itu telah diwisuda tepat tiga bulan yang lalu. Ayah dan Bundanya datang di acara wisudanya, bertiga bersama adik bungsunya yang kala itu sudah lahir dan berumur empat bulan. Adik keduanya itu berjenis kelamin perempuan dan sangat cantik. Kalau dirinya lebih mirip ke Ayahnya, lalu Azril yang lebih ke Bundanya, maka bayi perempuan itu adalah duplikat Ayah dan Bundanya. Wajah Ayah dan Bundanya, semua diwariskan pada bayi mungil itu, yang mungkin sekarang sudah berumur tujuh bulan.

Ingin, sih, Areta kembali main ke Semarang lagi, bermain dengan adiknya yang masih ucrit, bertemu dengan Ayah dan Bundanya lagi, pasti menyenangkan. Toh, di rumah di Jakarta juga Areta lebih banyak sendiriannya karena Azril sudah resmi jadi anak kuliahan. Mau tahu dimana Azril berkuliah, STAN. Tidak menyangka, adiknya itu benar-benar bisa masuk dan lolos seleksi PMB STAN. Areta akui, Azril keren. Adik laki-lakinya yang sudah mulai beranjak dewasa itu akan berangkat pagi-pagi sekali, lalu pulang juga sore hari kadang malam. Atau, bahkan sesekali tidak pulang karena menginap di kostan temannya. Makanya, Areta juga kerap merasa kesepian di rumah sendiri.

Tapi, mau ke Semarang juga rasanya belum siap. Bahkan, kabar dari Daffa dan Chandra saja dia tidak tahu lagi karena sejak sepuluh bulan yang lalu Areta sudah tidak pernah saling kontak-kontakan. Hanya sebatas penonton story di WhatsApp dan juga Instagram. Pernah, sih, sekali dia kembali berkontak dengan Daffa dan Chandra, yaitu saat hari kelulusan mereka. Tanggal kelulusan mereka berbeda. Areta lebih dulu diwisuda, lalu selang satu bulan kemudian baru Daffa dan Chandra. Saat Areta lulus dan diwisuda, Daffa me-reply status Areta dengan mengucapkan selamat. Terus gantian, saat Daffa diwisuda, Areta balik mengucapkan selamat-Chandra juga. Hanya itu, selebihnya tidak ada interaksi lainnya lagi.

Rain In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang