(21) Thank You, Baby

152 18 4
                                    

Happy reading

please vote if you know how to respect author's work!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

please vote if you know how to respect author's work!

••••

Begitu Tara rasa kalau keluarga sang kekasih sedang membutuhkan waktu untuk mengobrol tanpa ada orang lain selain anggota keluarganya ada, Tara inisiatif langsung pamit pulang. Tak ada yang berubah begitu Jaehyun mengucapkan satu kalimat yang menunjukkan bahwa Tante Feira tengah hamil, semuanya malah saling diam tanpa ada percakapan lanjutan. Itu membuatnya cukup canggung, selain itu dia juga tidak ingin mengganggu momen keluarga tersebut, jadi dia izin undur diri.

Tara diantar Areta sampai ke lobi rumah sakit, sama seperti tadi Areta masih diam dan pandangnya sedikit kosong. Sampai di depan lobi, Tara mengentikan langkahnya. Otomatis Areta juga ikut berhenti, lalu senyumnya timbul menatap mata Tara. Ada binar bening disana, dan Tara cuma bisa mengangguk kecil seraya merengkuh tubuh sang kekasih dalam dekapannya.

"Kabari kalau ada apa-apa." Katanya.

"Oke." Areta menepuk pundak Tara. "Kamu hati-hati, ya?"

"Iya. Masuk, gih."

"Oke. See you."

Tara mengangguk. Lalu langkahnya menjauh menuju parkiran. Dikemudikannya motor gedenya, dan berkahir sampai di garasi rumahnya. Tara langsung masuk, dan di ruang tengah ada kedua orang tuanya yang sedang duduk santai sambil nonton televisi. Tara menyapa, lalu langsung naik ke lantai atas — ke kamarnya — untuk bersih-bersih badan dan berganti pakaian.

Selesai membasuh badan di bawah shower, Tara keluar dengan celana pendek tanpa kaos. Langkahnya menuju lemari dan membukanya langsung untuk mengambil satu kaos untuk dipakainya. Tara bingung, bingung dengan hubungannya dengan Areta.

Keputusan apa yang harus ia ambil? Tara hanya menginginkan yang terbaik. Terbaik bagi dirinya juga bagi Areta. Setelah memberi kabar kepada sang kekasih kalau dirinya sudah sampai rumah dan sudah mandi, kakinya melangkah keluar dari kamar dan menuruni tangga untuk bergabung dengan kedua orang tuanya.

Di ruang tengah, Mamah dan Papahnya sedang fokus melihat ke layar televisi yang sedang menampilkan film laga. Tara ikut nonton, duduk di sofa single dan tangannya meraih toples berisi kacang panggang.

"Nggak pacaran?" Tanya Mamah dari Tara.

"Udah barusan. Pacarannya di rumah sakit."

"Loh? Areta sakit?"

"Bukan. Tapi Tante Feira."

"Ibu Feira kenapa, Ta? Kok Mamah nggak diberi tahu?"

Tentu saja Tara tak pernah cerita kalau kedua orang tua kekasihnya sedang dalam tahap proses perceraian. Lagi pula, tidak baik mengumbar kabar buruk keluarga orang lain.

Rain In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang