—Happy reading—
please vote if you know how to respect author's work!
••••
Berdiri sendirian di samping pintu keluar sebuah stasiun, Areta menunggu jemputan datang dalam perasaan gundah. Meski suasana di sekitarnya sangat ramai — banyak orang berlalu-lalang di depannya, suara teriakan anak kecil yang memanggil orang tuanya, suara koper diseret, hiruk pikuk kehidupan di stasiun kereta — tapi tidak dengan hatinya. Rasanya kosong dan hampa. Rasanya pun malas untuk pulang ke rumah. Rumah yang seharusnya menjadi tempat berpulang malah tidak Areta inginkan saat ini.
"Jangan bengong!"
Sebuah seruan terdengar jelas di telinganya. Mampu menyadarkan Areta dari lamunannya yang entah sejak kapan itu bermula. Gadis itu menoleh, ada Tara di hadapannya.
"Udah lama?"
"Enggak." Jawabnya sambil berdecak. "Cuma sepuluh menit di samping kamu yang ngalamun. Kenapa?"
"Ayo pulang. Aku capek."
Sebenarnya Areta masih malas dengan Tara. Perpisahan mereka di Purwokerto kemarin memang baik-baik saja. Hati mereka sama-sama lapang, tidak ada masalah satu sama lain. Hingga kemarin Azril mengiriminya foto dimana Tara kembali berduaan dengan Diva di sebuah kafe yang letaknya memang dekat dengan sekolahnya Azril. Rasanya sudah capek, ingin berhenti tapi hatinya juga tak yakin. Itu membuat Areta seakan bisa gila hanya karena Tara. Dan si oknum Tara, tidak tahu kalau kelakuannya kemarin Areta sudah mengetahuinya. Makanya, sekarang masih pede bersikap santai seperti ini.
Belum lagi masalah orang tuanya. Kepulangan mereka dari Purwokerto ternyata membuat baik Feira maupun Jaehyun sedikit renggang kembali. Padahal Areta sudah tenang saat Ayahnya bilang dua bulan lagi mereka akan pindah ke Semarang karena Ayahnya pindah kampus untuk mengajar. Mereka, artinya Jaehyun juga Feira. Itu artinya juga keduanya akan tetap bersama-sama. Namun kemarin Azril telepon — saat Areta baru saja selesai mengambil kenang-kenangan di kantor instansi bersama Daffa — bilang kalau Ayah dan Bundanya kembali terlibat pertengkaran hebat. Katanya sih lebih parah dari sebelum-sebelumnya.
Azril yang saat itu tidak kuat mendengar teriakan Jaehyun yang lebih parah dari sebelumnya pun kaget, takut, dan marah. Mau bagaimanapun yang dibentak adalah seorang wanita, istrinya sendiri. Tapi — meski tidak melihat dan hanya mendengar dari nada dan volume suara saja — Azril tahu bahwa Ayahnya benar-benar meledak saat itu.
Azril bilang, bahwa saat dirinya akan pergi dari rumah karena muak dengan keadaan malah dicegat oleh sang Ayah dengan sorot mata tajam, dan menyita kunci motornya. Areta benar-benar tak habis pikir. Bukan hanya kunci motor Azril, tapi kunci motor miliknya pun ikut disita padahal dirinya tidak terlibat apa-apa. Mereka yang bertengkar anaknya yang kena imbasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain In You
Romance[𝒇𝒐𝒍𝒍𝒐𝒘 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂] [𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂𝒊 𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒖𝒍𝒊𝒔 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒄𝒂𝒓𝒂 𝑽𝑶𝑻𝑬] --- "𝑰'𝒎 𝒓𝒂𝒊𝒏 𝒊𝒏 𝒚𝒐𝒖, 𝑲𝒂𝒌 𝑻𝒂𝒓𝒂. 𝑯𝒐𝒘 𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒚𝒐𝒖 𝒄𝒂𝒏 𝒃𝒆 𝒕𝒉𝒊𝒔 𝒋𝒆𝒓𝒌 𝒕𝒐 𝒎𝒆?" "𝑰'𝒎 𝒔𝒐 𝒔�...