JS 02 [Ratih mengandung] ☑️

14.1K 363 5
                                    

Hari demi hari, ku lewati cara hidup yang tak wajar ini. Urusan ranjang ku serahkan kepada mahluk misterius itu, tanpa ada seorangpun yang mengetahui rahasia ini.

Ketakutan ku terhadap mahluk itu kini perlahan memudar. Bulan berganti bulan, tak ada malam terlewatkan bercinta dengan yang belum ku ketahui persis itu.

Terkadang saat mas Yadi memintaku tidur bersamanya, aku menolaknya dengan berbagai alasan. Aku sudah nyaman dengan sosok itu, kebiasaanku kini hanyalah menyendiri di kamar belakang sembari menunggu mahluk itu mendatangiku.

"Eh, ibu Ratih? Tambah cantik aja sih."

Sapa seorang ibu yang sedang berkerumun.

Memang tidak biasanya aku keluar rumah begini, kebetulan ada banyak belanjaan yang akan ku beli.

Aku tersenyum tipis menanggapinya.

"Mungkin ini adalah sindiran, bukan pujian." Pikirku.

"Bisa aja bu, ya sudah tak pamit dulu, punten." Jawabku sembari berlalu.

Ada apa sebenarnya dengan ibu-ibu itu?

Bukan hanya itu saja, semua lelaki yang berpapasan denganku, mereka nyaris tidak bisa menundukan pandangan nya.

Hutang-hutangku semua telah di bayar lunas. Keperluan dapur berupa stok beras, minyak, bumbu, dan sayuran sudah penuh.

Ku belikan juga peralatan sekolah untuk Dani yang sudah tidak layak pakai, itu.

Meski banyak sekali orang yang heran, karena belakangan ini aku sering sekali berbelanja banyak. Bukan hanya mereka saja, ternyata mas Yadi juga mempertanyakan hal yang sama

Sepertinya mas Yadi mulai curiga darimana aku mendapat uang untuk membeli semua kebutuhan keluarga.

"Kenapa beberapa bulan ini kamu selalu menolak ajakan ku, Ratih?"

Mas Yadi menghampiriku, padahal aku sudah bersiap-siap membaringkan tubuhku di kamar belakang.

"Ngapain kamu kesini mas, bukankah biasanya kamu tidur lebih cepat?" Jawabku dan mendorong mas Yadi keluar dari kamar.

"Itu semua karena aku lelah, saat aku ingin meminta hak ku, apa kamu mau melayaniku? Kamu selalu menjauh dan selalu memberi bermacam-macam alasan!" Ucapnya membela diri dan menahan doronganku.

"Maaf, Mas!"

Kali ini aku menarik tangan mas Yadi menuju kamar kami segera, aku berusaha menjauhkan mas Yadi dari sosok yang sebentar lagi akan mendatangiku di kamar belakang.

Entah berlangsung beberapa lama pertikaian kami, hingga akhirnya aku memutuskan untuk melakukan apa yang sedang mas Yadi inginkan.

Malam ini ku layani suamiku dengan harapan cepat usai, aku berharap mas Yadi tidak curiga dengan tingkah aneh ku belakangan ini.

Semoga mahluk itu belum datang, aku harus secepatnya menyudahi nya dengan mas Yadi.

Hambar! sangat hambar bercinta dengan mas Yadi, suamiku. Apa mungkin karena aku telah bermain api di belakangnya dengan sosok yang menjelma sebagai dirinya?

Benar-benar tidak ada rasa nikmat sedikitpun dari diri suamiku, anehnya mas Yadi sangat menikmatiku malam ini.

Sosok asap hitam tiba-tiba berputar di atas kami, asap itu menghampiri! Hanya aku yang bisa melihatnya.

Mas Yadi masih membuka tutup kedua matanya karena sensasi ken1kmatan dariku. Suara desahan mas Yadi berhenti seketika, ketika sosok asap hitam itu masuk ke dalam tubuhnya. Wajah suamiku sekejap memucat, tatapan nya kosong namun wajahnya memerah, penuh amarah.

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang