#Part 56 🌑 JELMAAN SUAMIKU 🌑

4.2K 244 56
                                    

"Dari mana kamu tau nama itu?" tanyaku.

"Apakah benar Rey adalah orang yang sangat kamu cintai?"

Aku semakin tidak mengerti dengan dokter Farhan.

"Kenapa diam? aku tidak akan marah, aku hanya butuh kejelasan saja,"

Memang dokter Farhan tidak terlihat marah, namun wajahnya begitu serius mempertanyakan perihal ini.

"Jadi siapa Rey itu, apa benar dia adalah kekasihmu?" ulangnya.

Aku menundukan kepalaku, aku belum bisa menjawabnya.

"Kalau kamu tidak mencintaiku, aku tidak memaksakan itu, aku akan tetap sayang kepada Dani dan Hafiza, aku tau cinta itu tidak bisa dipaksakan Ratih,"

Kali ini dokter Farhan memanggilku dengan sebutan Ratih.

"Aku tidak mau memaksamu untuk menjadi istriku, jujur aku memang sangat mencintaimu dan sudah terlalu nyaman masuk di kehidupan kalian, tetapi kita semua memang harus bahagia, bukan hanya bahagia sepihak. Menikah bukan sebuah permainan," jelasnya.

Aku masih terdiam, ada rasa bersalah ketika dokter Farhan mengatakan itu.
Kenapa tidak dari awal aku menolaknya?
kenapa harus sampai sejauh ini aku berbohong tentang perasaanku?

"Maafkan aku, aku akan jujur semuanya sekarang."

Ku hela nafas panjang, aku melanjutkan perkataanku kembali, terlihat dokter Farhan juga sudah menunggu jawaban ku.

"Aku memang belum bisa mencintai kamu mas, awalnya aku bertekad untuk berusaha mencintaimu demi anak-anak ku yang sudah sangat menyayangimu, tapi sampai saat ini aku belum bisa,"  butir air mata terjatuh begitu saja.

"Lalu dimana Rey sekarang? mengapa kalian berpisah ketika kamu masih sangat mencintai nya?"

Dokter Farhan mengeraskan sedikit suaranya.
Andai saja kamu tau, perpisahan ini bukan ingin ku dan bukan ingin nya.
Aku tidak bisa menolak takdir, begitupun mas Rey.

"Kenapa diam, dimana Rey sekarang? kenapa tega sekali dia meninggalkan wanita seperti mu!"

Ya Allah, ternyata dokter Farhan telah salah faham, dan  mengira mas Rey yang sengaja meninggalkan ku.
Dari mana sebenarnya dokter Farhan mengetahui nama itu.
Apakah dari Sifa? tapi tidak mungkin Sifa tega memberitahukan hal yang dia saja tidak paham.

Jika dia yang memberitahu, apa tujuanya sebenarnya?

"Tunjukan dimana dia sekarang Ratih, aku akan menjumpainya dan meminta agar kembali hidup bersamamu!"

Dokter Farhan mempunyai niat yang baik, dia ingin mengembalikan kebahagiaan ku dengan cara mencari mas Rey, dia tidak memikirkan kebahagiaan dirinya.

Aku ingin mas Rey kembali, aku ingin hidup bersamanya.
Tapi apa yang harus ku lakukan, aku saja tidak tau keberadaan nya saat ini.
Aku hanya bisa mencintainya dalam penantian.
Aku tidak tau Allah akan mengujiku sampai kapan, aku tersiksa oleh kerinduan. Entah sampai kapan penantian panjang ini akan berakhir indah, ataukah mungkin tidak akan mungkin berakhir indah? ya Allah!

"Akan aku tanyakan lagi tentang siapa itu Rey dan dimana keberadaan nya, aku akan mencarinya, aku akan mencarinya untuk mu!"

Dokter Farhan mengakhiri pembicaraan nya ketika melihat Hafiza dengan Sifa menuju kemari.

Hafiza berlari menghampiri dokter Farhan, "ayahh!"

"Wah darimana sayang? ayah sudah menunggu Hafiza dari tadi lho disini sama ibu,"

Sedikitpun dokter Farhan tidak memperlihatkan kekecewaan nya, jangankan di depan Hafiza, di depan ku saja, dokter Farhan berusaha tidak memperlihatkan itu dan seolah-olah tidak ada apa apa.

"Ayah, jadi kan kita naik pesawat bareng-bareng? Hafiza tidak sabar lagi,"

Tiba tiba Hafiza membicarakan tentang rencana yang di buat dokter Farhan sebelumnya, dokter Farhan tersenyum lepas ke arah Hafiza.

"In syaa Allah jadi dong sayang, tapi Hafiza harus jadi anak pintar yaa, anak yang baik dan juga menjadi anak yang sholeha, nurut sama ibu.
Nanti di sayang Allah, sama ibu dan ayah. Oke?"

Melihat kedekatan mereka, terkadang aku trenyuh, namun hatiku selalu menolak jika harus memilih dokter Farhan menjadi suamiku. Sifa menundukan kepala dan menjongkokan badan ketika melewati  dokter Farhan dan masuk ke dalam toko dengan segera.

***

"Fiza, ayuk tidur sayang sudah malam,"

Aku membereskan buku buku yang berserakan, tidak lupa dengan krayon yang sudah keluar semua dari tempatnya.

"Hafiza belum ngantuk bu, masih mau menggambar,"

"Lho lho, besok lagi kan bisa? Sekarang sudah malam, waktunya Fiza untuk istirahat biar besok pagi fresh, ini gambar gambarnya ibu simpan, ibu rapihin di rak buku Fiza ya,"

"Iya, bu."

***

"Fiza mau tidur ya?"

"Iya nte," jawab Fiza sambil terus berjalan menuju kamar.
Sifa masih asik menonton televisi dengan ponsel di sebelah nya.

"Iya kan udah malam juga, besok pagi tante yang ngantar Hafiza ke sekolah ya?"

"Iya, nte." jawab Fiza dari dalam kamar, aku mengikutinya dari belakang.

Tumben sekali Sifa menawarkan diri untuk mengantar Hafiza ke sekolah besok pagi? biasanya dia yang kekeh menjaga toko, dan aku yang mengantar Hafiza ke sekolah. Apa mungkin ini cara dia agar aku bisa leluasa dekat dengan dokter Farhan?

Jika benar begitu, apa mungkin Sifa yang membocorkan tentang mas Rey kepada dokter Farhan, sebelum aku siap berkata jujur tentang mas Rey?

Aku akan tanyakan ini kepada Sifa setelah ku tidurkan Hafiza.

***

Dimana Sifa?

Dia sudah tidak ada lagi di depan, apa mungkin dia sudah tidur di kamarnya? pintu kamar masih terbuka lebar, ku lihat Sifa sedang asik membaca novel novel koleksi barunya.

"Assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam, mba Ratih belum tidur?" tanya Sifa.

"Belum, mba mau ngomong sesuatu boleh?"

Aku duduk di dekat Sifa, dia meletakan buku novelnya dan segera duduk memposisikan sejajar dengan ku.

"Mau tanya apa mba?"

"Apakah kamu yang menceritakan tentang mas Rey kepada dokter Farhan?"

"Hah?" Raut wajahnya terlihat bingung, namun kenapa aku mengira Sifa lah yang sudah memberitahu nya? karena memang Sifa lah yang mengetahuinya semalam.
Apa mungkin si Abu?

"Sebentar mba, aku menceritakan si Rey kepada dokter Farhan? mana mungkin mba, aku tidak akan menceritakan sebelum mba Ratih sendiri yang jujur. Aku juga ngga tau kronologinya bagaimana, dan aku tidak mau tau karena ini rahasia mba. Jika itu bersifat privat, aku tidak akan memaksa.
Lagian aku berharap mba Ratih bisa menikah sama dokter Farhan demi Dani dan Hafiza. Apa mungkin karena aku pernah suka sama dokter Farhan, mba mengira akulah yang menceritakan semuanya? aku tidak sejahat itu."

"Hehe, mba tau tidak? semenjak chat ku di abaikan dokter Farhan, nomorku sampai di blokir sama dia dan sampai saat ini belum juga dia lepas dari daftar blokiran nya."

Sifa tersenyum kecut ke arahku, tetapi aku tau, ada butir air mata yang akan jatuh namun selalu ia tahan.
Mungkin aku salah, Sifa tidak akan mungkin melakukan nya.
Aku memeluk Sifa, begitupun Sifa.

"Maafkan aku waktu itu mba, tapi percayalah, aku tidak akan macam macam, hanya mba keluargaku sekarang.
Aku bisa begini karena mba Ratih yang selalu menemaniku,"

"Maafkanku juga Sifa, keluarga mba hanya Dani Hafiza dan kamu sekarang, mba juga tidak akan seperti ini jika kita tidak bersatu."

Lalu siapa yang memberitahu dokter Farhan sebenarnya?
Apakah Abu ataukah yang lain?.

***
Bersambung ➡

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang