#Part 53 🌑JELMAAN SUAMIKU🌑

4.6K 225 101
                                    

           ****    POV SIFA  ****

Hancur, sehancur-hancurnya melihat mereka berdua. Ternyata begini rasanya menahan cemburu. Sakit sekali! 
Jujur aku tidak bisa menahan sakit ini, hatiku seperti di sayat pisau ketika dokter Farhan menatap mba Ratih dengan penuh cinta.

Aku memang munafik! kemarin aku bisa mengatakan ikhlas pada diriku sendiri, namun hari ini sungguh aku tidak bisa membohongi hati.
Kenapa bukan aku yang ada di sling dokter Farhan, kenapa harus mba Ratih yang di cintai nya?
Aku cemburu dengan takdir yang Allah tetapkan, aku cemburu!

Kenapa aku tidak seberuntung mba Ratih, kenapa nasibku selalu begini!
Penderitaan yang ku alami, ternyata masih berlanjut sampai saat ini.
Bahkan di kemudian hari, sepertinya aku tidak mau berharap lagi kepada seseorang. Aku takut sakit hati, aku takut kecewa jika cintaku bertepuk sebelah tangan begini.

Sampai saat ini dokter Farhan sama sekali tidak merasa bersalah, ia tidak memperdulikan ku dan mengabaikan ku, dokter Farhan tega menikahi kakak ipar ku sendiri.
Apa dokter Farhan tidak merasa, bahwa dirinya telah menyakiti perasaan ku? "Aku sudah menyukaimu semenjak kita bertemu, tolong mengerti!"

Ya Allah, astaghfirullah.
Aku tidak boleh cemburu melihat kebahagiaan mereka! apa lagi mencemburui mba Ratih. Aku tidak boleh cemburu dengan takdir yang Allah pilihkan untuk ku.  Aku harus sadar diri! dokter Farhan memang seharusnya dengan mba Ratih, dia tak pantas untuk ku, mereka adalah pasangan yang sangat serasi.

"Aku tidak boleh punya rasa iri begini. Bahagia mba Ratih, adalah bahagia ku. Bahagia dokter Farhan, itu juga bahagia ku."

"Mba Ratih baik, sholeha, cantik dan dia adalah wanita yang sempurna, tidak seperti aku. Aku mandul, aku tidak bisa memberikan keturunan untuk suami ku nantinya.
Untunglah mas, kamu tidak salah memilih," pikir ku.

Aku memalingkan pandangan, air mata sudah tidak bisa ku tahan lagi, aku lebih memilih menjauh dari keramaian.

"Aduhhhhhhhhhhhhhh!"

Aku terjatuh, seorang pria tiba-tiba menabrak ku. Sepenuhnya ini bukan salah dia, tapi karena aku berjalan tidak melihat ke sekeliling.

"Aduh mbak, maaf. Karena ngga hati-hati saya sampai nabrak mbak begini. Soalnya saya sedang buru-buru, maaf sekali lagi ya, mbak." ucap pria itu dengan sopan.

"Iya ngga apa-apa, aku juga tadi kurang hati-hati!" jawab ku.

Siapa pria itu? semenjak aku datang kamari, aku belum pernah melihat nya. Mungkin itu tamu undangan dokter Farhan! langkahnya cepat tergesa-gesa.

Baru saja aku menjawab, pria itu sudah pergi meninggalkan ku.

"Huh, memang aku ini tak layak di sukai. Bahkan semua lelaki seakan hanya peduli, tidak lebih dari itu!"

***

[Pov-Ratih]

Setelah acara selesai, ini saatnya saling berkenalan dengan seluruh keluarga besar mas Farhan.
Kami pindah ke ruang keluarga, membiarkan tamu undangan menikmati hidangan.

"Dimana Sifa?" pikir ku.
Kenapa Sifa tidak terlihat sejak tadi?
mata ku tertuju ke seluruh ruangan, namun aku tidak melihat Sifa.

Mulailah dokter Farhan mengenalkan keluarga nya satu persatu.
Jujur saja, aku sangat malu berada di sini, aku seperti orang asing, karena aku adalah keluarga baru di sini.

"Dan, ... itu Abu! adik ku."

Dokter Farhan mengarahkan jari telunjuknya ke arah pria yang baru saja masuk dengan tergesa-gesa, ia
langsung menggaruk kepala dan tersenyum.

"Aduh maaf mas, aku terlambat!"

Pria itu langsung membuka masker berwarna hitam, kemudian ia ikut duduk bersama kami. Tepatnya di sebelah bapak Wijaya.

"Kenapa bisa telat, walah-walah. Di hari bahagia mas mu kok!" jawab bapak Wijaya.

Aku terdiam. Seucap kata dari seribu kata, aku tidak bisa berkata-kata. Bungkam!

Abu, adik dokter Farhan adalah pria yang beberapa hari lalu memesan  kue untuk adik-adiknya.
Pria yang sempat aku anggap itu adalah mas Rey! semua pada diri si Abu, sama persis dengan mas Rey.
Aku yakin, Abu adalah mas Rey!
Tapi kenapa dia tak mengingat ku?
Kenapa mas Rey membiarkan aku dengan dokter Farhan?
Kenapa masih Rey bersikeras menegaskan bahwa dirinya bukan lah Rey!

Apa mungkin aku yang salah, karena aku terlalu berharap?
Mas Rey bukan Abu, karena Abu adalah adik kandung dari dokter Farhan, mereka adalah anak dari bapak Wijaya!

"Mbak ini kan? ...." ucap Abu berpikir keras.

"Lho Abu, kamu kenal ya?" tanya dokter Farhan.

"Engga mas, kemarin aku pesen kue buat anak-anak, dan mbak ini yang mengantar nya. Jadi ini calon istri mas Farhan ya?"

"Iya ini calon istri mas, cantik kan?"

Abu mengangguk.

Sepertinya memang benar, Abu itu bukan mas Rey. Dia calon adik iparku!
Aku terlalu berharap untuk hal yang tidak lah mungkin, sudahlah.

***

Lelah sekali.

Kami sudah sampai rumah, diantar oleh dokter Farhan. Ku gendong Hafiza karena ia sampai tertidur di mobil karena kelelahan.

"Ya ampun, Fiza sampe tidur gitu, pasti capek,"

Dokter Farhan menyentuh kepala Hafiza dan menciumnya.

"Kamu juga langsung istirahat yaa, kamu juga pasti lelah kan? aku langsung pamit pulang soalnya udah malam. Makasih ya, untuk hari ini,"

"Selamat beristirahat anak ayah."

***

Ku baringkan tubuh Hafiza, begitupun dengan ku. Ku pandangi cincin yang melingkar di jari manis, cincin ini menandakan bahwa aku telah di ikat oleh dokter Farhan.

Kenapa selalu muncul rasa sesal, katika semuanya sudah terjadi?

Aku harus bisa membuang keraguan ini sejauh mungkin dan menerima nya dengan lapang dada.
Ini semua demi kebahagiaan kedua anak ku, meski membutuhkan proses agar aku bisa mencintai nya.

Aku tidak bisa menyesali apa yang telah terjadi.

***

"Hanya sampai disini perjuangan mu, Ratih?"

"Kamu mampu berjuang hingga maut hampir merenggut nyawamu.
Tetapi kenapa di sini kamu begitu mudahnya menyerah karena alasan lelah?"

Aku seperti mengenali suara itu!

"Siapa disana?" teriak ku.

Tiba-tiba muncul seseorang disana.

"Nenek?"

Nenek Tohir hadir dalam mimpiku, semenjak kembalinya ke dunia, baru sekali ini aku bertemu dengan nenek.
Mataku berkaca-kaca, ada rasa bahagia dan ada rasa bersalah.
Apa artinya akan ada harapan mas Rey kembali  menemui ku?

Aku berdiri di atas  awan putih.
Hanya ada aku dan nenek Tohir di sini, jarak kita berjauhan.

"Andai saja kamu tau, bagaimana perasaan Rey ketika ia kembali, ketika ia mengetahui orang yang benar- benar di cintai nya sudah bersama orang lain. Usaha menjadi manusia menjadi sia-sia, karena tujuannya hanyalah satu, hidup bersama mu."

Aku semakin menyesal, disini aku serba salah! aku harus memilih mengedepankan hati atau kedua anak ku.
Andai saja semua orang tau perasaan ku, pasti mereka juga akan bimbang  seperti ku.

Bersambung. ➡

Siapa nih yang masih nungguin mas Rey sampe part ini?

Apakah mas Rey sebenarnya masih hidup?

Apakah Abu itu adalah mas Rey?

Ataukah dokter Farhan lah yang ternyata  mas Rey?

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang