#Part75 🌑 JELMAAN SUAMIKU 🌑

3.5K 197 84
                                    

Bukti bukti apa yang hendak wanita itu tunjukan besok?

Kenapa wanita itu menyebut Abu itu adalah Fajar, suaminya?
Itu artinya mereka sudah menikah!

Mana mungkin Abu mempunyai dua nama di kehidupannya.

Apa mungkin sebenarnya Abu sudah memiliki istri, lalu ia mengaku masih sendiri kepada Ratih!

Oh tidak, ya Tuhan.....
Aku telah berburuk sangka.
Pikiran ini tiba tiba terlintas di kepalaku, semoga saja Abu tidak seperti itu.

Tapi jika itu benar, mana mungkin aku membiarkan Ratih merasakan sakit hati dan tetap mencintai orang yang sudah memiliki istri?

Ya ampun, pikiranku semakin kemana mana.

"Akan ku cari tahu tuntas masalah ini!"

*******

"Sedang apa dia?"

Abu sedang memukul mukul kepalanya di dalam kamar, kenapa dengan Abu?

Aku menghampirinya dan segera menghentikan apa yang dia lakukan.

"Kamu ngapain ini, cukup!" Kataku.

Aku menahan kedua tangannya.

"Mas, kenapa aku tidak bisa mengingat apapun sampai saat ini.
Aku tidak mau terus begini.
Aku sudah yakin jika aku itu adalah Rey. Tapi kenapa setelah aku yakin, ada wanita lain yang datang menyebutku itu adalah Fajar,
Sebenarnya siapa aku ini."

Aku duduk di sampingnya belum menjawab apapun.
Aku sudah berusaha untuk memulihkan ingatannya. Tapi memang mungkin saat ini Allah belum mengizinkan.

"Aku tidak bisa begini terus menerus, jika ternyata salah satu dari mereka adalah keluargaku, artinya aku sudah lama meninggalkannya.
Tapi di satu sisi, aku tidak bisa langsung percaya begitu saja. Entah mana yang benar, aku tidak tau."

Abu menundukan kepalanya, aku tau apa yang di rasakan oleh Abu.
Dia begitu bimbang dengan dua pilihan saat ini.
Rey telah ia yakini, tetapi tiba tiba nama Fajar datang disini.

Mata Abu kian memerah, ada butir airmata di celah kelopak mata, sepertinya dia sedang frustasi.
Abu terlihat sangat marah kepada diri sendiri.

"Ya Allah, bantu Abu mengingat siapa dirinya," batinku.

Aku harus berbuat apa sekarang selain memberi semangat padanya, bagaimana aku bisa menyimpulkan dan memilih antara dua pilihan.
Dia saja tidak tau, apalagi aku. Aku sama sekali tidak tahu menahu masa lalunya.

"Maafkan bapak ya. Gara gara kita, kamu kehilangan ingatanmu," kataku.

"Bukan ini yang ku sesali mas, aku tau ini kehendak Allah dan memang inilah garis hidupku. Kita tidak bisa menghindari takdir.
Mungkin aku kurang sabar, aku akan terus berusaha dan berdoa untuk mengembalikan ingatanku kembali."

"Pikirkan dengan tenang, tanyakan pada hatimu, rasakan. Kamu itu Rey atau Fajar" jawabku.

Abu terdiam dan mengangguk pasti.

"Mas Farhan, aku boleh meminta sesuatu?"

"Apa itu?" tanyaku.

"Sebelumnya aku minta maaf, bolehkah aku bertemu dengan Ratih?"

Aku menoleh ke arahnya, sepertinya Abu sangat serius meminta itu.
Apa yang harus aku katakan padanya?

"Kenapa diam, bukankah setiap hari mas Farhan  menemuinya?"

"Iya, tapi untuk saat ini aku belum bisa mengizinkanmu kesana." jawabku.

"Tapi kenapa, aku ingin cepat mengingat semuanya. Terlebih lagi beberapa hari ini aku menghawatirkan mereka. Entah kenapa aku tidak tau, hati ini selalu gelisah memikirkan mereka.
Bagaimana kabarnya dan Hafiza sekarang?
Aku sangat rindu ingin sekali bertemu. Maaf mas!"

Aku menatap Abu sangat dalam, sepertinya memang benar. Abu seperti orang yang sedang menahan kekhawatiran mendalam dihatinya, terlihat dari matanya, Abu sedang merindukan Ratih dan Hafiza meskipun dia tidak tau apa yang sudah terjadi kepada mereka.

"Apa mungkin Abu itu benar benar Rey?" Pikirku.

"Istirahat lah, jangan pikirkan mereka dulu. Aku janji akan menjaga mereka sebelum ingatanmu pulih kembali. Aku akan mempersatukan kalian lagi, tentunya setelah pembuktian wanita berniqab itu salah."

"Tetapi jika pembuktian dia benar dan menyatakan kamu itu adalah Fajar suaminya. Aku tidak bisa berbuat apa apa lagi." sambung ku.

Aku meninggalkannya dan menutup pintu kamar kembali, sepertinya Abu mengerti dengan kata kataku.

Entah aku harus senang atau bersedih.
Kenapa ada rasa sedikit senang, karena Abu mempunyai dua pilihan.

Antara dia itu adalah Rey ataukah Fajar.
Jika memang dia Abu, sudah pasti Ratih adalah kekasihnya.
Tetapi jika dia adalah Fajar, sudah di pastikan wanita itu adalah istrinya.

Lalu bagaimana jika ternyata Abu itu adalah Fajar?
Mau tidak mau, suka tidak suka dia akan kembali dengan istrinya dan seluruh keluarganya.

Tapi bagaimana dengan perasaan Ratih?
Dia akan sangat sedih jika lelaki yang ia anggap Rey itu ternyata Fajar, suami dari wanita lain.

Aku tidak bisa membayangkan kesedihannya, aku tau betul cintanya hanya untuk seorang lelaki yaitu Rey.

Aku menginginkan wanita yang kucintai berbahagia dengan lelaki yang dia cintai, meski bukan denganku.
Aku juga mengharapkan Abu kembali kepada bahagianya yang telah ku renggut satu tahun lalu secara tidak sengaja.
Aku yang telah membuatnya hancur, berpisah dengan orang orang yang mencintainya.

Semoga saja Abu itu memang lah Rey, agar aku bisa melihat senyum keduanya.

*******

#Drrrrrrrrrrrrrrrrrrr

Ponsel berdering. Ku buka selimut yang masih menutupi badanku.
Dingin sekali pagi ini, kulihat jam menunjukan pukul 03:00.

"Siapa yang menelfon pagi pagi begini?"

Nomor tidak di kenal itu terus saja memanggil.

"Hallo, Assalamualaikum,"

Tidak ada suara siapapun yang ku dengar. Aku mencoba menunggu jawaban beberapa menit, namun tetap saja tidak ada jawaban apapun.

"Ya ampun iseng sekali!"

Ku matikan telefon dan bersiap untuk tidur kembali.

DRRRRRRRRRRRRRRRR......

Ponsel kembali bergetar, tertera nomor yang sama disana.

"Niat sekali mengganggu orang istirahat ternyata!" Gerutuku.

Aku langsung saja mengatur mode hening dan bersiap untuk tidur kembali.

"Setelah itu terserah saja mau menelfon berapa kali, aku harus segera tidur kembali agar bisa bangun lebih awal!"

Namun sayang, aku tidak bisa tertidur.
Bagaimana jika aku sedang tertidur Dani menelfonku?
Sedangkan ponsel sudah ku atur mode hening!

Ku ambil ponselku kembali dan mengaturnya.
Tidak ketinggalan nomor itu aku tambahakan di daftar blokir agar tidak dapat menelfon lagi.

**********

DRRRRRRRRRRRRRRR

Baru saja sepuluh menit aku tertidur, ponsel berdering kembali.

Apakah Dani?

Aku langsung menggapai ponsel dan melihat layar yang berkedip.

Aku terbelangak seketika.

Nomor yang telah ku blokir masih bisa memanggilku!
Bukankah harusnya tidak bisa memanggil lagi setelah di blokir?

*******

Bersambung********

Nomor misterius terus memanggil meskipun sudah berada di daftar blokir!

Niat sekali ingin mengganggu istirahat dokter Farhan, iseng sekali!

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang