#Part 52 🌑JELMAAN SUAMIKU🌑

4.1K 222 52
                                    

Hari ini adalah acara pertunangan ku dengan dokter Farhan.
Acara digelar dengan sangat mewah, banyak sekali tamu undangan yang berdatangan menyaksikan ikatan pertunangan kami.
Mulai dari keluarga besar, teman, tetangga, bahkan rekan kerja dan kenalan dokter Farhan.

Wajah di make over oleh Mui pilihan dokter Farhan, aku sudah mengenakan gaun putih-ungu yang sangat bagus, jilbab panjang yang di hias serta mahkota yang ku pakai, sampai aku tak percaya, bahwa ini adalah aku.
Aku yang terkesan sederhana, bisa berubah menjadi seorang ratu di hari pertunangan ini.

Rumah dokter Farhan sangat besar.
Bahkan lima kali lipat lebih besar dari rumah ku sekarang.
Seluruh ruangan di hiasi dengan lampu-lampu kecil, lantai nya tertutup rapat oleh karpet berwarna merah. 

Semenjak sampai kemari, aku belum bertemu dengan dokter Farhan, dimana dia?
Aku di jemput oleh supir pribadi nya, dan langsung di arahkan Dani atas permintaan dokter Farhan.

Anak ku, Hafiza di rubah menjadi seorang putri yang cantik jelita.
Sedangkan Dani, dia sudah bagaikan seorang pangeran gagah dan tampan.

Ma syaa Allah. Baru sekali ini aku melihat kedua anak ku begitu mengagumkan. Sifa pun terlihat sangat cantik hari ini.

***

Sudah terdengar ramai di luar kamar, aku belum di perbolehkan keluar dari ruangan ini sebelum benar-benar selesai sempurna.

[Finish]

Sangat mengagumkan. Aku terlihat 10 tahun lebih muda dari umur ku.
Sifa, Dani dan Hafiza, mereka semua memuji ku.
Setelah selesai, kedua Mui keluar dari kamar, sedangkan aku masih duduk di depan cermin, melihat diriku sendiri di sana.

Mataku fokus ke cermin, pandangan ku terasa kosong. Aku terdiam lalu terlintas satu nama, mas Rey.

"Andaikan dokter Farhan itu kamu, aku akan sangat bahagia mas." lirih ku.

***

Tamu undangan sudah datang,
Dokter Farhan juga sudah selesai.
Dia meminta kami keluar dari kamar masing-masing. Aku di persilahkan duduk di kursi yang sudah di sedikan.

Empat kursi di barisan depan.
Dokter Farhan jiga telah menyiapkan dua kursi untuk Dani dan Hafiza.
Dia benar-benar tidak merasa malu mempunyai calon istri yang sudah memiliki dua anak seperti ku.
Bahkan dokter Farhan tak sungkan mengenalkan mereka di depan orang banyak dengan bangga.

Ma syaa Allah.

Lama dokter Farhan memandang wajahku, aku tersipu malu.
Dokter Farhan sangat tampan hari ini, dia benar-benar membuatku tidak bisa berkata-kata.
Ya Tuhan, mengapa hatiku belum juga mencintainya!

Aku bisa menerima dokter Farhan di hidup ku perlahan, namun aku belum bisa menggantikan mas Rey di hatiku.

Ya Allah, salahkah aku? maafkan aku dokter Farhan.
Aku sudah melakukan sandiwara cinta, maafkan aku.
Ingin rasanya aku menangis, tetapi aku harus selalu tersenyum demi dokter Farhan dan menyambut tamu undangan, wajah mas Farhan berseri-seri, matanya tak lepas memandang ku.

Ku lihat ada kebahagiaan di wajah Dani, dia tersenyum melihat ibu nya bersanding dengan dokter Farhan, terlebih lagi Hafiza.

***

[Acara di mulaii]

[Sesi pembukaan di mulai]

Acara pertama di buka oleh MC.
MC memberikan sambutan.

Sebenarnya acara pertunangan harusnya berada di rumah ku. (pihak wanita) Namun ini permintaan dokter Farhan, acara di langsungkan di rumah nya. Di saat seperti ini, aku sangat merindukan ibu dan bapak.
Andai saja mereka masih hidup.

Ibu, bapak, Ratih sangat merindukan kalian, Ratih sangat merindukan kalian!

Ku teteskan air mata disini, namun mereka seperti nya tidak melihat ku.

Pandangan mereka menatap ke MC yang sedang berbicara di mikrofon.
Ku usap air mataku segera, karena aku tidak mau menghancurkan acara pertunangan kami.

MC mengucapkan selamat datang, dan bercerita sedikit mengenai kami.
Sebelumya mas Farhan meminta pembawa acara menceritakan bagaimana awal mula pertemuan kami dan awal mula dia menyukai ku.

Untuk membuat suasana menjadi semakin santai, pembawa acara memang sedikit melucu sehingga para tamu semua terhibur dan tertawa.

Aku berdiri di iringi dokter Farhan dan kedua anak ku.
Kami di persilahkan untuk duduk di atas panggung yang telah dibuat sedemikian rupa. Disana sudah ada bapak Wijaya dan adik-adiknya.
Kami duduk di kursi yang sudah di siapkan.

Sifa memberikan senyuman ke arah kami.

"Ratih, hari ini aku akan mengikat mu dengan sebuah pertunangan yang di saksikan oleh keluarga besar ku dan tamu undangan. Apakah kamu bersedia dan siap menjadi calon istriku?"

Dokter Farhan turun dari tempat duduk nya, ia menyentuh tangan ku.
Aku harus siap menerima kenyataan dan takdir Allah jika dokter Farhan memang lah jodoh ku sekarang. Aku harus melawan keraguan dalam hatiku. Aku harus siap jika harus menjadi milik dokter Farhan seutuhnya.

"In syaa Allah, aku siap!"

Itulah jawab ku, singkat dan jelas.
Meskipun berat aku mengatakan itu, aku yakin pasti aku siap meskipun terpaksa.
Senyum semua orang menghiasi ruangan, namun hatiku menangis.
Perlahan dokter Farhan memakaikan cincin di jari manisku.

***

Bersambung. ➡

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang