JS 26 [Seseorang di dasar sumur] ☑️

6.1K 308 62
                                    

🔥

"Bismillaahirrohmaanirrohiim"

Perlahan, sedikit demi sedikit api besar itu mengecil, hingga akhirnya kian padam dalam waktu singkat.

Ini keajaiban dan pertolongan dari Allah. Tidak ada yang mustahil baginya.
Jika Dia berkehendak, apapun yang di anggap tidak mungkin akan terjadi.

"Terimakasih ya Tuhan,"

•••

Aku beranjak mendekat ke mulut lingkaran api yang sudah padam, tali masih terasa panas saat di sentuh.
Ternyata di dalam lingkaran tersebut adalah sebuah sumur kosong berukuran luas dan sangat dalam.

"Ka-kek?" Teriakku dari mulut sumur.

Tidak ada jawaban.

Aku melihat sesuatu bergerak-gerak di dalam sumur, apakah benar ada kakek Tohir di dalam?

Pandangan ku semakin kabur, karena jaraknya terlalu dalam untuk menembus sampai ke dasar.

Aku terus memanggil kakek Tohir berulang-ulang, tapi seseorang di dasar sumur itu tidak menjawab sepatah katapun.

Kakek Tohir ada di dasar sumur, pasti beliau sedang kesakitan, di tambah lagi kakek Tohir sedang menahan panasnya kobaran api yang merambat ke dalam, sebelum api ini padam.

Bagaimana caraku menolong kakek Tohir agar keluar dari dalam sumur ini? Sedangkan aku takut dengan ketinggian!
Di sisi lain,aku tidak bisa membiarkan kakek Tohir terus ada di dalam sumur sendirian, aku tidak bisa pulang tanpa kakek Tohir.

"Aku harus berusaha menolongnya, bagaimanapun caranya!"

Aku menjauh dari mulut sumur dan mulai mencari sesuatu untuk turun ke bawah dan naik lagi ke atas setelahnya membawa kakek Tohir.
Aku harus bisa turun, dan kembali ke atas lagi dengan selamat!

Aku akan memanfaatkan benda yang baru saja ku temukan ini, untuk lantaran ku turun ke bawah.
Semacam rantai panjang tapi bukan rantai yang biasa ku temukan, ini lebih kuat, berlapis baja, dan jika di turunkan ke bawah, rantai tersebut seperti membentuk tangga.

    
"Kakek Tohir, tunggu ya! Aku akan turun ke bawah.
Bertahan, semoga kakek Tohir baik - baik saja, semoga Allah mengizinkan aku berhasil menyelamatkanmu, dan semoga Allah melindungiku, sampai nanti keluar dengan selamat."

Aku mengulurkan rantai besi berlapis baja itu ke bawah sumur.
Panjang sekali rantai yang sudah sukses di turunkan, akan tetapi belum juga mencapai ke dalam dasar.

"Bismillahirrahmanirrahim."

Allahumma inna nas alukal afwa wal adiyata wal mu'aafaatad daa'imata fiid dunyaa wal 'aakhirati wal fauzu bil jannati wannajaati minan naari.

Artinya: Ya Allah, kami mohon ampunan, kesehatan dan perlindungan yang terus menerus di dunia dan di akhirat, kemenangan masuk surga serta keselamatan dari api neraka.

•••

Aku menuruni sumur sampai mencapai dasar.
Entah berapa ribu pijakan langkah kaki, ternyata ini lebih dalam dari yang aku pikirkan sebelumnya.

Masih terasa sakit di seluruh badanku, akibat perbuatan mereka, namun aku tidak mempedulikan keadaanku, karena yang terpenting saat ini adalah menyelamatkan kakek Tohir.

"Tinggal beberapa pijakan lagi, akhirnya aku hampir sampai!" Girangku, melawan rasa takut kareba phobia akan ketinggian.

Keringat dingin sudah bercucuran, kini aku sudah beramu melihat ke bawah.
Ternyata apa yang aku takutkan memang benar, ada seseorang di dasar sumur yang sedang berbaring, meringkuk di ujung sana.

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang