#Part 47 🌑JELMAAN SUAMIKU🌑

4.4K 240 66
                                    

"Assalamualaikum"

Terdengar ucapan salam dari dokter Farhan.
Entah dokter Farhan datang dengan siapa saja, aku beranjak membuka pintu dengan badan gemetar. Antara siap dan tidak siap, aku harus siap.

"Waalaikumussalam" jawab ku di ikuti kedua anak ku dan Sifa.

Ku persilahkan mereka untuk masuk ke dalam rumah dengan sopan dan ramah.
Wajah keluarga dokter Farhan juga sangat ramah, ada rasa malu ketika duduk berhadapan dengan dokter Farhan dan keluarga nya.
Terasa tak pantas jika aku ada di sekeliling keluarga dokter Farhan, mereka adalah orang kaya, sedangkan aku?

Aku orang miskin yang kebetulan saja mempunyai toko kue di kota.
Aku semakin tidak percaya diri, terlebih lagi ada seorang lelaki mapan di hadapan ku yang akan menikahi ku, si janda yang sudah mempunyai dua orang anak.

Lama kami berbincang-bincang, mereka memang benar tidak mempermasalahkan status ku. Terlebih lagi ayahnya, bapak Wijaya.
Dia tidak mau mengatur jodoh anak nya, selagi dokter Farhan menyukai perempuan tersebut, beliau tidak akan melarangnya.

Ma syaa Allah.

Mungkin aku lah salah satu wanita yang beruntung di dunia ini.
Mungkin ini nikmat Allah yang sempat tidak aku syukuri, namun memang berat jika aku harus bersyukur tentang masalah hati, ya Allah ampuni aku.

Aku di pertemukan dengan mereka, di pertemukan dengan dokter Farhan melalui Dani dengan cara Nya.
Sepertinya bapak Wijaya juga menyukai Hafiza, terlihat dari raut wajah bapak Wijaya, memang dia senang dengan anak kecil, seperti dokter Farhan, bapak Wijaya juga sudah dekat sekali dengan Dani anak ku.

Sifa ada di sampingku, seperti biasa Hafiza berada di pangkuan dokter Farhan.
Hafiza sedikit pun tidak merasa malu di saksikan orang yang baru di lihat di sekeliling nya, yang Hafiza tau, mereka lah bagian keluarga yang belum di kenalkan sejak ia kecil.

Dokter Farhan datang dengan ayahnya, dan ketiga om nya. Sementara dokter Farhan menjelaskan tentang ketidakhadiran Abu adiknya karena ada suatu urusan yang tidak bisa di tinggalkan.

Hidangan sudah di siapkan. Kami membahas kelanjutan hubungan dengan serius dan tentang tanggal pertunangan hingga akhirnya pesta pernikahan.

Sebenarnya bukan ingin ku, namun dokter Farhan dan keluarganya yang menginginkan pesta pertunangan dan pernikahan itu di langsungkan.
Aku minder, bahkan aku tidak pantas
mendapatkan itu semua, aku sudah bukan gadis lagi, aku sudah mempunyai dua orang anak.

Status pertunangan dan pernikahan dengan seorang janda akan di pestakan? sepertinya itu tidak perlu menurutku, aku malu.

"Dek, kenapa diam?"

Dokter Farhan membuyarkan lamunan ku, ini kedua kalinya dokter Farhan memanggilku dengan sebutan Dek di depan keluarga nya.

Aku menundukkan kepala ketika menatap wajah dokter Farhan.
Ini pertama kali aku berani memandang wajahnya dan menatap matanya.

"Aku merasa tidak pantas mas," lirih ku.

"Tidak pantas? apa yang membuat kamu merasa tidak pantas?" tanya dokter Farhan.

"Aku bukan gadis lagi, sedangkan kamu masih bujangan. Statusku sudah menjadi seorang janda yang mempunyai dua orang anak, aku merasa tidak pantas saja."

"Menjadi istrimu pun aku merasa tak pantas, terlebih lagi rencana pertunangan dan pernikahan yang akan di langsungkan secara besar-besaran, aku malu dan aku takut membuat kamu malu mas, aku merasa sangat rendah.

Dokter Farhan mendekat, Sifa bergeser dari posisi duduk nya.
Terlihat dokter Farhan memandang ku dalam dan menyentuh tanganku, disaksikan oleh keluarga nya disini. Aku mencoba melepaskan dari tangan nya, namun ia menggenggam erat dan enggan melepaskan.

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang