#Part 30 🌑 JELMAAN SUAMIKU 🌑

6K 277 39
                                    

"Ada dimana, aku ini?"

"Awwwwww, sakit sekali!"

Aku melihat ada cahaya kecil yang jauh disana. Sakit bukan hanya di tangan dan kaki saja, melainkan di seluruh anggota badan, sakitnya yang luar biasa. Leher sama sekali tidak bisa di gerakan, bibir kaku bagaikan daging yang membeku di dalam kulkas.

Sakit sekali, tulang-tulangku. Pandangan mata kabur, semakin di paksa terbuka, aku semakin tidak bisa melihat apa-apa, gelap gulita.

Aku tidak bisa bergerak, jangankan menggerakan anggota badan, untuk menggerakan jari tangan saja aku tak mampu.

Kepalaku sakit sekali, berputar-putar rasanya dan entahlah.

***

"Dimana sebenarnya aku ini?"

"Kenapa aku terbaring lemah begini,"

"Apa aku sedang bermimpi? jika ini sebuah mimpi, tolong bangunkan aku ya Rabb, aku ingin mengakhiri rasa sakitku ini."

Aduhhhhhhh!

Nyeri sekali di bagian perut seperti sedang ditusuk dengan pisau yang tajam. Hembusan nafas tidak bisa lancar ku hembuskan, sakit sekali.

Tuhan, tolong aku, redakan lah rasa sakit ini, aku tidak kuat!

"Syukurlah, sudah ada perubahan." terdengar suara seseorang mendekati ku.

Aku hanya bisa mendengar, mataku masih tetap terpejam. Suara itu perlahan menjauh dan tidak lagi aku dengar.

***

Setelah lama terbaring lemah, akhirnya aku bisa bangkit sendiri.
Rasa sakit menghilang, mulai dari sekujur badan, kepala, perut dan wajah sudah tidak ku rasakan lagi.
Saat ini aku sedang mengenakan baju serba putih, tanpa motif.
Entah ini mimpi atau nyata, aku sedang berada di tempat asing yang sangat luas.

Berjalan di atas awan yang indah, banyak sekali burung merpati putih beterbangan di sekelilingku.
Di sini, aku sama sekali tidak merasakan sakit seperti mimpiku sebelumnya, disaat aku hanya bisa berbaring lemah, membuka mata saja aku tidak mampu.

Dimana kehidupan ku yang nyata?

Terus berjalan di atas awan, langit yang sangat cerah, tetapi matahari tidak mampu menembus ku.
Awan besar menutupi ku, awan itu melindungi ku dari panasnya terik matahari.

Aku sudah bisa tersenyum disini, memandangi banyak sekali burung yang selalu menemani. Seolah mereka sedang mengawal ku, mereka terus berputar mengelilingi ku dan terbang mengikuti langkah kaki kemana pun aku pergi.

Sudah panjang perjalanan ini, hingga akhirnya aku menjumpai sebuah tempat yang indah, yaitu taman bunga.

Bagaimana mungkin ada taman bunga di atas awan?

Kupu-kupu cantik menghiasi banyak nya bunga, bahkan capung masih banyak ku lihat disini. Mereka menambah keindahan bunga yang sedang bermekaran.
Terdapat sebuah kursi panjang di tengah taman, aku langkahkan kakiku memasuki wilayah tersebut dengan hati yang tenang dan damai.

Bau harum begitu semerbak tercium, sehingga timbul rasa ingin memetik dari salah satu bunga.
Aku berusaha menggapai sekuntum bunga yang berbeda dari bunga yang lain, sebelumnya aku tidak pernah melihat bunga seperti ini, warnanya begitu indah, dan paling banyak di hinggapi kupu-kupu.

"Bunga nya cantik, aku baru melihat ada bunga seperti ini."

Satu tangkai bunga itu sudah berada di tanganku, sembari ku cium bau harumnya, aku duduk di kursi taman yang panjang.

2 burung merpati tiba-tiba hinggap di pundak ku, lalu berpindah ke pangkuan ku, sepertinya mereka adalah sepasang kekasih.
Kedua merpati itu bermata biru, paruh mungilnya mengkilap. Sangat indah sekali dipandang mata.

***

"Ibuu ..... Mamaaa ... Ibu ..... Mama... "

Suara anak kecil berteriak memanggil ibu dan mama. Suara itu jelas sekali, aku sampai bangkit dari tempat duduk dan mencari asal suara itu.

Tidak ada siapa-siapa disini, selain aku sendiri dan burung merpati. Aku mulai duduk kembali setelah suara itu menghilang, namun lagi-lagi suara itu terdengar lagi.

Kenapa aku hanya bisa mendengar suaranya, tapi tidak bisa melihatnya?
Aku tegakan badan ku, melangkah menjauh, dan mencari asal suara itu, dengan burung merpati yang selalu mengikuti langkahku.

Setangkai bunga masih berada di genggaman, ku berjalan lagi menyusuri tempat yang lain, disana ada sebuah tangga yang menjulang tinggi di atas awan.

Tangga apa itu? tangga yang berdiri tanpa penopang, karena tingginya, aku sampai tidak bisa melihat ujung tangga. Tak lama berfikir panjang aku langsung menanjak berjalan menaiki tangga.
Tetapi sebelum itu, aku menjumpai mata air yang sangat jernih mengalir deras di sungai yang bersebelahan dengan tangga.

Untuk menghilangkan rasa dahaga, ku ambil satu cangkup air dengan kedua tangan. Suara itu jelas terdengar lagi, suara anak kecil memanggil nama ibu dan mama, tanpa pikir panjang aku langsung beranjak menaiki tangga.

Naik satu demi satu anak tangga hingga aku sampai di tangga terakhir.
Ada bendera yang tertancap disana. Bendera berwarna putih itu berkibar seperti sedang tertiup angin.

Bukan keinginan ku mengambil benda tersebut, tetapi tiba-tiba tangan ini cepat bergerak dengan sendirinya, lalu aku membawa bendera yang tertancap itu, kemudian melanjutkan perjalanan kembali.

Aku terus berjalan setelah berhasil menaiki tangga, hingga sampai di sebuah pintu yang berdiri kokoh di atas awan. Pintunya berwarna putih, dan mengeluarkan cahaya.

Ingin rasanya ku langkahkan kakiku masuk kesana, burung merpati yang selalu mengikuti langkahku mulai masuk satu-persatu dengan mudah, mereka masuk meninggalkanku aku sendiri disini.

"Jangan tinggalkan aku sendiri, burung merpati!" teriak ku.

Aku berlari mengikuti mereka, namun mendekati pintu itu saja aku tidak bisa. Aku terjatuh, seolah pintu itu tidak mengizinkanku masuk ke dalam.

Aku berbalik arah ketempat semula, aku merasa kesepian di tempat seluas ini sendiri. Tidak ada seorang teman, bahkan hewan pun sudah tidak ada disini.
Semuanya meninggalkan ku, lalu sepasang burung merpati putih itu juga tidak kembali menemaniku disini.

Ku tancapkan kembali bendera yang ku ambil, aku terdiam disini memikirkan nasibku.

***

Tiba tiba cahaya berwarna putih muncul tepat di hadapanku, aku mendekat dan hendak menyentuh nya.

Namun apa yang terjadi? tiba-tiba cahaya itu membawa ku ke suatu tempat, hingga aku di hentikan di sebuah desa, dimana banyak sekali rumah-rumah sederhana. "Aku seperti mengenal tempat ini, tapi dimana. Rasanya sudah sangat lama, aku sudah lupa. Kenapa cahaya itu mengantarku kemari?"

***

"Ibu ... Mamaa ..."

Lagi dan lagi aku mendengar suara anak kecil itu. Aku berjalan menjauh hingga sampailah ke salah satu rumah. "Aku mendengar suara itu sangat jelas dari rumah itu!"

Dimana tangisan seorang anak memanggil ibu dan mama. Ini seperti tak asing di ingatan, sepertinya aku memang pernah kemari sebelumnya.
Banyak sekali orang berpakaian baju serba hitam, namun mereka tidak melihatku. Aku ada, tetapi aku di anggap tidak ada, semuanya diam tidak menyapaku.

Aku terus mencari suara itu, semakin dekat dan benar saja, apa yang aku lihat disana?
Aku melihat seorang anak perempuan dan laki-laki menangis memanggil nama, ibu dan mama.

Siapa mereka?

Lalu siapa ibu dan mama itu?

***

BERSAMBUNG.

❤ EPISODE_02 (Part_30 sampai selesai)

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang