#Part 50 🌑JELMAAN SUAMIKU🌑

4.3K 235 50
                                    

           "Assalamu'alaikum"

Datang seorang pria mengucapkan salam, ia duduk di kursi tepat di depan ku. Jarak kami hanya di halangi meja berbentuk persegi panjang. Dia datang dengan tersenyum.
         
"Wa'alaikumusaalam" jawab ku terbata-bata.

Nyaris aku tidak bisa mengeluaran suara, aku menatap tajam ke arah pria yang sudah ada di depan ku.

Apa aku sedang bermimpi?

Aku mencoba mencubit tangan ku sendiri, namun aku bisa merasakan sakit. Bahkan aku sampai menggigit jari-jari tangan dan menampar pipiku sendiri, namun aku masih bisa merasakan sakit.

Pria itu?!

Mas Rey?!

Aku tidak salah melihat lagi, di depan ku memang lah mas Rey. Pria yang saat ini ada di depan ku adalah mas Rey!

Matanya, wajahnya, badan nya dan semuanya jelas-jelas sama.
Hanya ada sedikit perbedaan pada rambut nya.

Rambut mas Rey sudah berubah. Sekarang dia terlihat lebih rapi dari sebelumnya, di tambah lagi dengan baju koko warna putihnya dan celana hitam yang sedang ia pakai.

Aku masih belum bisa berkata kata.
kenapa dia tidak terkejut melihatku?

"Mas Rey?" tanya ku.

Aku setengah berteriak dengan isakan tangis di dada. Semacam tidak percaya, namun ini nyata!

"Mas Rey, ternyata kamu masih hidup!" ucapku lirih.

Aku mendekati mas Rey, namun apa yang dia lakukan? dia menjauh dariku kemudian beranjak berdiri dari posisi duduk nya.

Kenapa dengan mas Rey?

Apa yang telah terjadi?

Mas Rey tidak mau ku dekati, mas Rey tidak rindu, bahkan sekalipun dia tidak mencariku?!

Aku sudah ada di depan mata, aku sudah ada di sini,  namun dia seperti tidak mengenaliku.

"Maaf mbak, saya bukan Rey." jawab pria itu.

"Mungkin mbak nya salah orang, maaf kita tidak boleh bersentuhan, karena kita bukan mukhrim atau pun makhrom," sambungnya.

➡PYARRRRRRRRRRRRRRRR*

Dia mengaku dirinya bukanlah Rey,
padahal sudah sangat jelas, dia itu adalah Mas Rey.

"Mas aku tau ini kamu,faku tidak bisa kamu bohongi. Kamu lupa kah sama perjuangan kita selama ini? kamu lupa sama janji yang kamu ucapkan?
apakah kamu benar tidak ingat sama sekali tentang aku, tentang kita?
atau kamu sengaja melupakan nya begitu saja!"

"Tolong, ingat ingat itu semua, ingat juga anak kita!"

Aku terus memohon agar dia bisa mengingatku dan mengingat Hafiza.

"Anak? sekali pun aku belum pernah menikah. Mungkin mbak benar salah orang, saya memang bukan Rey yang mbak kira itu,"

Aku hanya bisa diam mendengar jawaban pria yang tetap kekeh mengatakan bahwa dirinya bukan lah Rey.
Mungkin aku harus mengiyakan kesalah pahaman ini, namun hatiku masih yakin bahwa dia adalah mas Rey.

"Maaf mas, mungkin iya, aku memang salah orang,"

Aku meminta maaf dengan butir airmata yang terlanjur menetes.
Pria itu memaafkan kesalahpahaman ini, ternyata dia adalah kakak dari banyak anak kecil di rumah ini.
Dia yang memesan kue untuk adik adiknya. Ya kurang lebih seperti itu.

Setelah pembayaran selesai, aku berpamitan untuk pulang. Berat langkah ku meninggalkan orang yang selama ini ku tunggu, namun dia sama sekali tidak mengingat ku sama sekali.

Apa mungkin aku yang salah.
Aku tidak bisa menahan sikapku, karena aku begitu bahagia berjumpa dengan sosok pria yang mirip sekali dengan mas Rey.

Ya Allah, kenapa kau hadirkan manusia yang sama dengan mas Rey di hidup ku.
Mengapa kau hadirkan dia di dunia ini jika itu bukanlah mas Rey, orang yang selama ini aku tunggu kehadiran nya.

***

Sepanjang perjalanan, aku terus saja  memikirkan kejadian yang baru saja terjadi.
Kenapa aku terlalu berharap! kenapa aku masih berharap terus menerus!
karena saat itu juga aku pasti akan kecewa.

Perjalanan pulang ku rasa malah lebih lambat dari keberangkatan.
Aku telah sampai di depan toko, ku lihat Dani dan Hafiza sudah ada di sana.

"Ibu, ibu, ibu darimana?"

Tanya Hafiza menghampiri ku.

"Ealah Dek, kan tadi udah dikasih tau mba Mona, ibu lagi nganter pesenan kue, gimana sih!"

Mba Mona adalah salah satu karyawan toko.

"Ibu tadi mengantarkan kue, Fiza kapan pulang?" tanya ku.

"Fiza udah lama pulang, kak Dani tadi nakal bu,"

Fiza mengadu tentang dirinya, aku menoleh ke arah Dani yang masih saja tertawa menanggapi Hafiza. Terlebih lagi tentang aduan Hafiza kepadaku.

"Lho lho nakal kenapa sayang," tanyaku lagi mematikan mesin motor.

Hafiza menoleh ke arah Dani dan menunjuk kakaknya dengan jari telunjuk nya.

"Kak Dani maksa Hafiza tidur siang, Fiza kan mau nunggu ibu dulu!"

"Hhhhhh lho kenapa nunggu ibu sayang, kan sama kak Dani juga sama. Terus gimana lagi ceritanya coba,"

Senang aja kalau menanggapi si kecil Fiza. Hafiza diam dan duduk di sebelahku.

"Lagian di suruh tidur siang ngga mau, ya udah Dani paksa. Eh malah Fiza nangis, itu baru diem pas Dani ajak ke toko."

Ah kelakuan mereka.

***

"Oh iya ma, tadi Dani ambil kue di sini, buat kakek tua di depan rumah kita itu lho."

Dani memberitahuku tentang kakek.

Apa kakek itu sama seperti yang di ceritakan Hafiza?

Akhirnya Dani menceritakan bagaiamana kejadian tadi di depan rumah.

Ketika Dani memaksa adiknya untuk tidur siang, Hafiza terus saja menolak, bahkan Hafiza sempat menangis.
Jadi Dani biarkan saja adiknya bermain dengan bonekanya di ruang tamu. Pintu selalu Dani kunci, untuk berjaga jaga.

Waktu menunjukan pukul 12:00, Dani tinggal Hafiza sebentar untuk  mengambil air wudhu.
Belum sempat selesai, Hafiza berlari memanggil dan meminta Dani ke depan. 

Dia menunjukan seseorang di luar rumah, dia adalahkakek yang sudah tua. Hafiza meminta Dani untuk memberikan kue kepada kakek, katanya ini permintaan mama. Jadi Dani keluar dan meminta kakek itu tetap menunggu, setelah itu Dani kasih kue dari toko ke kakek itu.

"Sekarang kakek itu di mana?"

Jujur aku semakin penasaran tentang siapa sebenarnya si kakek yang Dani ceritakan.

"Aku jadi rindu dengan kakek Tohir." batinku.

"Setelah kita memberi kakek itu kue, kakek itu pergi dengan ucapan terimakasih nya, lalu Dani dan Fiza kesini."

Mengapa aku tidak pernah menjumpai kakek itu, andai saja.
Pasti aku akan memberikan sedikit rezeqi dan tentunya aku bisa melepas kerinduan ku terhadap kakek Tohir.

***

Bersambung. ➡

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang