#Part 65 🌑JELMAAN SUAMIKU🌑

3.6K 215 90
                                    

Berat sekali langkah ini meninggalkan rumah.
Di sepanjang perjalanan, aku terus diam tanpa kata, mendengar canda dan tawa antara anakku dan dokter Farhan.

🔥

Keberangkatan akan dimulai sebentar lagi, dada ini berdebar begitu kencang ketika hendak memasuki pesawat terbang. Sementara Dokter Farhan sudah memintaku terus menerus mematikan ponsel ataupun mengaktifkan mode pesawat, sebelum memasuki pesawat terbang.

Ku rogoh tas, mengambil ponsel.
Ternyata ada panggilan tak terjawab dari Sifa berkali-kali, mulai dari spam chat, telepon suara dan panggilan vidio.

Ada apa ya dengan Sifa? Kenapa dia sampai melakukan panggilan berulang? Apakah ada sesuatu yang penting? Atau jangan-jangan terjadi sesuatu padanya?

Ta-pi, kenapa aku tidak mendengar ada notifikasi masuk? Padahal aku sengaja menormalkan nada dering.
Keraguan ini mulai menguasai, terlebih Sifa sampai spam chat ratusan kali.

Sementara Hafiza sudah terlebih dulu menaiki tangga pesawat dengan dokter Farhan.
Aku langsung memanggil Sifa, tapi panggilan terputus, nomornya tidak bisa di hubungi.

Sembari berjalan mengejar Hafiza, ku sempatkan membaca salah satu chat dari Sifa.

📩 : "Mba, tolong batalkan keberangkatan kalian sekarang juga!
Tunggu aku Mbak! Aku sedang menuju kesana. Pantau selalu Hafiza, jangan sampai teralihkan! Jangan sampai kalian berjauhan apalagi misah,  hati-hati dengan Farhan!"

Mataku membola ketika membaca chat dari Sifa, sekarang aku baru sadar kalau pandanganku teralih ke ponsel, sedangkan Hafiza sudah masuk ke dalam pesawat.

Entahlah, tentang Sifa akan kemari dan maksud dari chat tersebut. Aku harus membatalkannya sekarang juga, aku akan paksa Hafiza pulang! Tak peduli kalau dia harus menangis di depan umum karena batal ikut dengan Dokter Farhan

Aku mempercepat langkah, berlari menyusul mereka.

"A d u h!"

Kakiku tersandung sesuatu, sehingga jatuh tersungkur. Setelah bangkit, ----------

"Di-Dimana ini?

Aku terkejut setengah mati, ketika mendapati diri ini sudah berada di sekitar bandara, yang di kerumuni banyak orang.

Bukankah tadi, aku sedang berlari di tangga pesawat, mengejar anakku yang sudah dulu di bawa masuk oleh dokter Farhan?

Kemana Hafiza dan dokter Farhan?

Kemana pesawat tadi?

Aku berlari kesana kemari mencari mereka dan pesawat yang jelas-jelas akan ku masuki. Rasa yang tidak bisa di ucap semakin berkecamuk, tak sadar aku langsung histeris.
Ternyata, teriakanku memusatkan perhatian orang yang ada disini, mereka mengira dan menganggapku wanita gila, yang mengganggu pmandangan bandara dan mengganggu kenyamanan mereka.

Aku terus memanggil-manggil anakku, Hafiza yang hilang entah kemana.
Berlari kesana kemari, tidak juga ku temukan mereka!

Teriakan dan tangisan histeris membuat beberapa petugas keamanan bandara menghampiri dan membawaku dengan paksa agar menjauh dari sini.

"Saya tidak gila, tolong jangan bawa saya! Saya sedang mencari anakku yang hilang di bawa oleh Farhan!" Berontak ku.

Namun pengakuan itu tidak di hiraukan mereka, mereka menganggap ku berhalusinasi dan gi-la.
Mereka tidak mempedulikan kata-kataku, hingga tubuh ini di tarik paksa keluar dari area bandara.

"Tolong jangan bawa saya! Saya tidak akan mau pulang sebelum Hafiza ketemu! Saya mau cari anakku, lepaskan!" Teriakku, meronta.

Namun genggan tangan mereka semakin menguat, sehingga tanganku terasa sakit dan mulai memanas.

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang