#Part80 🌑 JELMAAN SUAMIKU 🌑

3.6K 245 120
                                    

"Kenapa aku tidak bertemu dengan mereka disini,"

Lelah sekali mencari kesana kemari, ditambah lagi dua petugas keamanan yang terus memperhatikan dari kejauhan.
Mungkin mereka masih ingat dengan kejadian beberapa hari lalu.

Aku mendekati mereka dengan setengah berlari.

"Maaf Pak, masih ingat dengan saya?" tanyaku.

Mereka saling memandang.

"Oh iya, lihat mereka datang kemari tidak hari ini?"

Aku terus saja bertanya menunjukan foto di dalam ponsel, meskipun sepertinya mereka tidak menghargai pertanyaanku.

"Kami tidak melihat," jawabnya singkat.

Sudahlah, mereka tidak bisa ku ajak bicara.
Aku juga tidak mungkin terus mencari mereka, padahal memang mereka tidak ada di sini.

*********

Aku berbalik arah dan menjauh.

"Aku akan kembali ke mobil," pikirku.

Baru saja ku langkahkan kakiku mendekati posisi mobil.

"Pakdok!"

Suara Dani memanggil.
Aku menoleh, Dani berlari menghampiriku dengan diikuti Ratih dan Sifa.

"Dari mana saja kalian, kenapa tidak memberitahuku?"

Kenapa Dani berwajah sedih, ditambah lagi dengan Ratih, dia seperti habis menangis.

"Kalian kenapa?" tanyaku mengulang.

"Kami kesini untuk mencari Hafiza," jawab Sifa.

"Hafiza. Apakah sudah ada kabar baik tentang Hafiza?" tanyaku.

"Belum,"

"Sudahlah, ayo masuk ke mobil." ajakku.

"Mba Ratih saja, kasian dia. Aku bawa kendaraan sendiri, begitupun Dani."

Sifa mendekatkan Ratih ke mobil, aku langsung membukakan pintu untuknya. Ratih terlihat begitu pasrah.

"Kami mengikuti dari belakang,"

Aku mengangguk.

********

"Kucing siapa ini?"

"Tidak tau, kucing liar yang sedang kelaparan. Aku bawa saja karena kasihan," jawabku.

Kucing hitam itu masih berada di posisi semula, dia sedang tertidur pulas di samping wadah makanannya.

"Kucing itu tidak hilang dan dia masih berada di dalam mobil. Itu artinya kucing itu memang kucing liar biasa," batinku.

"Mas, aku mau bertemu dengan Abu hari ini."

"Untuk apa, mau menceritakan masalah ini ke Abu sekarang?" jawabku.

Sebenarnya bukan tidak boleh, tetapi apa mungkin jika Ratih tau tentang datangnya wanita berniqab, Ratih bisa menerima kenyataan jika nanti dia harus menjadi satu pilihan di antara dua?

"Aku sangat membutuhkan Abu, aku sangat membutuhkan mas Rey sekarang. Tolong, antarkan aku bertemu dengan dia, izinkan aku untuk membantunya cepat mengingatku."

Lagi lagi tangisnya pecah, aku benar benar tidak tega jika harus melihat wanita menangis di dekatku.

"Ratih, sudahi airmatamu," aku hanya bisa membatin.

"Iya, tapi tidak sekarang ya."

Ratih menoleh, sepertinya dia kecewa dengan jawabanku.

"Kamu jangan salah pengertian, bukannya aku melarang kamu menemui Abu hari ini. Kita temui dia besok, aku akan menjemputmu.
Kita bicarakan tentang Hafiza di rumah, ada hal yang mau aku ceritakan nanti." jawabku.

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang