#Part 61 🌑JELMAAN SUAMIKU🌑

3.7K 176 38
                                    

"Terimakasih ya,"

"Iya sama sama," jawab dokter Farhan.

"Ya sudah Hafiza langsung istirahat ya, ayah juga mau langung pulang, sudah malam."

Tak biasanya Hafiza diam ketika dokter Farhan berpamitan. Hafiza malah masuk ke dalam rumah tanpa menjawab satu kata pun.

"Lho kenapa Hafiza?"

Aku hanya menggelengkan kepala, aku juga tidak mengerti dengan sikap aneh Hafiza malam ini.

Aku langsung menyusul Hafiza, masuk kedalam, dokter Farhan menunda kepulangan nya, ia mengikuti ku dari belakang.

Hafiza duduk di sofa, badan nya meringkuk.

"Hafiza sayang, kenapa kamu nak," tanyaku perlahan.

Tetapi Hafiza tidak menjawab, wajahnya tidak menghadap ku.

"Hafiza kenapa sayang," ulang dokter Farhan.

Aku mendekati Hafiza, ku balikan tubuh kecilnya.
Pipinya basah dengan air mata, bahkan ketika sudah berada di pangkuan ku saja, dia masih menangis.

Kenapa si kecil Fiza?

Spontan dokter Farhan ikut mendekat, dia berada di samping ku sekarang dan memegang tubuh kecilnya.

"Lho anak ayah kok malah nangis sih, kenapa sayang."

"Hafiza mau apa?" tanyaku.

"Kalo ibu sama ayah sedang bertanya, Hafiza menjawab dong, bisa kan? ayo ceritakan," ucap dokter Farhan dengan lembut dan mengambil alih Hafiza dari pangkuan ibunya.

"Hafiza mau Ayah," isaknya.

"Kan ayah di sini," jawab dokter Farhan.

"Ayah Farhan bukan ayah Fiza kan? Fiza bermimpi berkumpul dengan ayah yang selalu ada di sini. Fiza rindu ayah yang setiap malam bisa menemani. Ibu, siapa sebenarnya ayah Fiza?" isaknya.

Aku menoleh ke arah dokter Farhan, begitupun sebaliknya.

"Apa harus Fiza meninggal dulu, baru ayah Fiza pulang?
Karena saat sakit pun, ayah tidak mau menemui Fiza!" sambung nya.

Kami terkejut, tidak biasanya Hafiza berkata seperti itu.

"Astaghfirullah, sayang! kamu ngga boleh berkata seperti itu. Ibu sayang sama Fiza, jangan pernah bicara seperti itu, hati ibu sakit sekali!" jawab Ratih ikut menangis memeluk Fiza.

"Sayang, kamu tidak mau menyakiti ibumu kan? jangan pernah bicara seperti itu. Aku ini ayah mu, ayah ada di sini." dokter Farhan berusaha menenangkan.

"Ayah sayang sama Hafiza, ayah minta maaf karena belum bisa memberikan waktu banyak, seperti yang Fiza mau." jelasnya lagi.

"Hafiza mau ditemani ayah kan? ayah akan menginap malam ini, ayah nggak pulang, Fiza senang kan?"

Senyum dokter Farhan, Hafiza mengangguk.

"Boleh kan, bu?"

Aku harus menjawab apa sekarang?

Mana mungkin aku mengizinkan laki- laki yang bukan mukhrim menginap di rumah, satu atap.
Terlebih lagi, pasti Sifa akan terkejut ketika dia melihat dokter Farhan disini. Di sisi lain, ini adalah permintaan Hafiza, aku harus bagaimana sekarang.

Aku tidak tega melihat anak ku menangis, aku tau bagaimana perasaannya.

"Ibu kok diam, boleh kan? Hafiza ingin sekali tidur ditemani ibu dan ayah." Fiza mengulang pertanyaan nya.

Ya Allah, itu artinya kami akan menemani Hafiza satu kamar?

Aku tidak bisa memenuhi permintaan nya.

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang