#Part 46 🌑JELMAAN SUAMIKU🌑

4.3K 237 61
                                    

"Jadi bagaimana?" tanya dokter Farhan ke arahku.

Dokter Farhan meminta kami untuk berkumpul. Hafiza sudah ada di pangkuan dokter Farhan, Dani duduk di sebelah ku begitu pun Sifa, dia duduk tepat di hadapan ku.

Lagi-lagi Dani mengedipkan matanya ketika aku menoleh ke arahnya.
"Ya ampun kelakuan anak satu ini!"

Mataku tertuju kepada Hafiza, dia sedang sibuk memainkan ponsel milik dokter Farhan yang di pinjamkan. Sudah berulang kali aku melarang nya, namun dokter Farhan yang selalu memberikan ponselnya kepada Hafiza.

"Kalau mba Ratih memang suka sama dokter Farhan, kasih kepastian sekarang, kasian Dani dan Hafiza. Mereka juga menunggu jawaban mba Ratih." bisik lirih Sifa.

Sifa pasti tau kalau aku kesulitan menjawab pertanyaan dokter Farhan.

"Jadi bagaiamana?" ulang dokter Farhan kembali.

Tanpa pikir panjang, aku mencoba menjawab dengan berhati-hati.

"Iii.... iya. In syaa Allah, aku si.. siap!"

➡PYARRRRRRRRRRRRRRRRRR

Ya Allah aku telah menjawab nya, aku mengatakan bahwa aku siap?
Jawaban apa ini!

Entahlah ini jawaban benar atau jawaban salah.
Hati ini bagaikan gelas kaca yang jatuh dari atas ketinggian, kemudian pecah seketika, ketika mulutku menjawab bahwa aku telah siap.

Jadi aku telah siap menjadi pendamping hidupnya, telah siap setia dan patuh terhadap dokter Farhan ketika aku sudah berstatus menjadi istrinya.
Dan artinya ketika itu, aku harus melupakan dan memendam dalam perasaan cinta ku kepada mas Rey?!

Ya Allah terlalu berat pilihan ini, apa aku bisa?

Terasa pahit pilihan yang telah ku ambil, semuanya demi anak-anak ku, ini semua demi kedua anak ku, tak lebih dari itu.
Aku tidak bisa mengecewakan mereka, terlebih lagi aku tidak bisa merebut kebahagiaan Hafiza yang sudah terlalu lama merindukan seorang ayah.

Air mataku tertahan disini, ku tahan air mata dengan senyuman kecut.
Ku lihat wajah dokter Farhan berseri seri, lesung pipit pada pipinya terlihat jelas saat dia tersenyum lepas ke arahku, ke arah Dani dan begitupun ia langsung mencium kening Hafiza yang ada di pangkuan nya.

"Allhamdulilah, jadi sekarang kamu adalah calon istriku."

Dokter Farhan masih berada di hadapanku dengan mengungkapkan betapa bahagianya mendengar jawaban yang baru saja ia dengar.

"Besok aku akan membawa keluarga ku kemari. Setelah itu sebelum pernikahan berlangsung akan ku ajak kamu, anak-anak kita ke rumah untuk melangsungkan ikatan hubungan serius!"

Aku hanya bisa mengangguk pasrah.
Meskipun sebenarnya tidak ada kebahagiaan di hatiku, jangankan kebahagiaan, perasaan suka saja belum bisa aku rasakan saat ini.
Lama kami berbincang-bincang, akhirnya dokter Farhan berpamitan untuk pulang dan akan kembali lagi bersama keluarga nya besok.

Setelah mobil dokter Farhan tak terlihat aku langsung duduk termenung di posisi semula. Sifa langsung menghampiriku dan memeluk ku secara tiba-tiba.

"Selamat ya mba, sebentar lagi mba Ratih akan menjadi istri dari seorang dokter."

Aku hanya tersenyum ke arahnya, Sifa tak perlu tau bagaiamana perasaan ku sebenarnya saat ini.

Dani juga terlihat sangat bahagia, begitupun Hafiza, ketika mengetahui besok ayahnya akan kembali lagi.

***

Waktu menunjukan pukul 02:00.
Aku terbangun dari tidur. Sulit sekali mata ini ku pejamkan kembali.
Mungkin Allah membangunkan ku agar aku menunaikan shalat tahajjud.

Memang beberapa hari ini, aku sering meninggalkan shalat malam.
Mungkin memang benar, Allah rindu dengan cerita dan doa ku.
Sejujurnya memang ada banyak sekali cerita yang akan ku adukan kepada Tuhan malam ini.

Ku tinggalkan Hafiza sebentar untuk mengambil air wudhu, ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi lalu bersegera keluar dengan langkah kaki kanan ku terlebih dahulu.

***

Kamar mandi merupakan salah satu tempat yang kotor, sehingga masuk dengan di awali kaki kiri, yang bisa melambangkan ke kotoran.
Sementara pada saat kita keluar kamar mandi dianjurkan melangkahkan kaki kanan terlebih dahulu, karena sudah keluar dalam keadaan bersih.

***

"ASTAGHFIRULLAH"

Aku mengusap kedua mataku dengan tangan yang masih basah karena air wudhu. Aku sangat terkejut ketika melihat bayangan mas Rey yang tiba-tiba hilang dalam sekejap.

Sebenernya pertanda apa ini?
Apakah benar yang kulihat adalah bayangan mas Rey?

Tidak mungkin!

Mas Rey tidak akan menjadi jin kembali. Yang baru saja ku lihat adalah jin lain yang berusaha menjelma dan menyerupai mas Rey, aku yakin itu!

Astaghfirullah.

"Wa qur rabbi a'ụżu bika min hamazātisy-syayāṭīn"

Artinya : "Dan katakanlah, "Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan." (QS. Al-Mu'Minun [23]: 97)

وَاَعُوْذُ بِكَ رَبِّ اَنْ يَّحْضُرُوْنِ - ٩٨
: Wa a'ụżu bika rabbi ay yaḥḍurụn

Artinya : dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, agar mereka tidak mendekati aku." (QS. Al-Mu'Minun [23

***

Ku kenakan mukenah lama ku. Dimana mukenah ini adalah mukenah yang ku pakai ketika mencari mas Rey, hingga pada akhirnya Allah memisahkan kita dengan caranya.
Ku dekatkan al Quran kecil di atas meja berdampingan dengan sajadah yang sudah terhampar.

Lama sekali aku bangkit setelah shalat selesai. Aku panjatkan doa kepada Tuhan, ku curahkan perasaan dan isi hatiku dengan bercucuran air mata. Hanya DIA_lah yang mampu membuatku tenang, cobaan hati telah Allah ujikan kepadaku, aku harus bisa menerima dengan ikhlas jika memang dokter Farhan adalah jodoh ku.

Aku tidak akan menolak takdir, aku tidak bisa memilih takdir hidup. Semuanya sudah menjadi rahasia Allah, ini lah skenario dari Nya.
Meskipun ku jalani dengan perasaan hampa, namun ini semua demi kedua anak ku. Dani dan Hafiza.

Aku akan berusaha menjadi istri yang baik untuk dokter Farhan, aku harus patuh kepada suamiku setelah terikat pernikahan.
Siap atau tidak, inilah keputusan yang telah ku ambil.

"Ya Allah, berilah petunjuk mu, agar aku bisa memantapkan hati ini lebih kuat. Pernikahan bukan sebuah permainan, jujur aku masih ragu dengan keputusan ku.
Tolong tunjukan mana yang terbaik menurut mu ya Allah, karena aku akan mengikuti alur mu."

Semakin deras air mata yang menetes, kedua tangan masih menadah berdoa kepada pada Tuhan yang maha mendengar.

Dengan mata merah dan sayu, ku lanjutkan dengan membaca Al-Quran kecil pemberian dari nenek untuk menenangkan jiwa.
Hingga akhirnya waktu menunjukan pukul 03:30. Ku letakan Al Qur'an yang telah ku baca ke tempat semula.

***

Aku masih tetap berjaga hingga waktu subuh tiba.
Setelah itu aku tidak bisa tidur lagi, karena aku harus segera mencuci, membereskan rumah dan memasak untuk menyambut kedatangan keluarga dokter Farhan, tepatnya keluarga calon suamiku!

Adzan subuh di kumandangkan, kami bersiap mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat subuh bersama.
Dani menjadi imam, dan kami menjadi makmum. Ditambah si kecil Fiza yang ikut terbangun dan ikut shalat subuh berjamaah bersama kami.

***

Semuanya telah selesai, rumah sudah rapi, dan banyak makanan sudah kami persiapkan.
Bermacam-macam buah-buahan telah kami sediakan hingga siap untuk di hidangkan nantinya.
Hafiza sudah seperti si tuan putri yang cantik jelita dengan gamis dan jilbab warna pink yang ia pakai.

Dani sudah siap menyambut calon ayah dengan peci hitam nya. Sementara aku memakai baju dan jilbab yang paling bagus pilihan Sifa.

Terdengar suara mobil membunyikan klakson, menandakan mereka telah sampai. Kami bersiap-siap untuk membuka pintu setelah salam di ucapkan.

Bersambung. ➡

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang