#Part 43 🌑JELMAAN SUAMIKU🌑

4.6K 230 44
                                    

Ku kirimkan pesan untuk Dani, anak laki-laki ku.
Biasanya sabtu malam dia selalu pulang ke rumah dan menghabiskan waktu liburnya dengan Hafiza.
Tapi sampai hari minggu, Dani tidak memberi kabar menelfon atau mengirimkan pesan satupun padaku.

Apa Dani sedang sibuk?

Centang dua abu abu, menandakan pesanku sudah masuk namun belum dibaca oleh Dani, terakhir dilihatnya saja masih sama seperti kemarin malam.

Terlihat Hafiza terdiam di balik kaca.
Ku hampiri Hafiza dan segera menanyakan sebenarnya apa yang ia pikirkan.
Ternyata Hafiza memikirkan kakak nya yang tak kunjung pulang ke rumah, pantas saja Hafiza terdiam sejak tadi begini.
Pandangan nya tertuju ke arah jalan raya, berharap mobil yang biasa mengantar kakak nya segera datang.

***

Bukan hanya pembeli, namun hari ini pesanan banyak sekali yang harus di antar. Ketika aku mencoba menelfon Sifa, tetap saja dia tak menjawab panggilan ku.

"Sebenarnya dimana Sifa sih, bukan nya pas aku berangkat, dia di rumah?"

Aku hanya bisa menggerutu di dalam hati. Tiba tiba terdengar panggilan masuk dari ponsel ku. Ku kira ini panggilan balik dari Sifa, ternyata dari Dani anak ku.
Aku langsung menjawab panggilan nya.

📱: "Assalamualaikum ma, maaf  Dani baru sempat ngabarin, Dani belum bisa pulang kemarin."

📱: "Wa'alaikumussalam, Mama kawatir nak, kenapa ga sempat ngabarin sebentar? apa kamu disana sibuk sekali ya? adikmu Fiza nanyain terus, katanya kak Dani kenapa tidak pulang." tanyaku.

📱:"Kasian adik, besok In syaa Allah Dani pulang, bilang ya sama adik Fiza, Dani pulang  sama doker Farhan. Sekalian dokter Farhan mau main sama Hafiza katanya. Sekarang Dani mau pamit istirahat dulu ya ma,"

📱:"Iya nak, jangan lupa berwudhu dan berdoa dulu sebelum tidur, kalau sempat baca Al mulk," pintaku.

📱:"Iya ma selalu, tapi sepertinya Dani ngga bisa baca Al mulk malam ini, Dani sudah terlanjur ngantuk sama capek, jadi Dani ganti dengan doa sebelum tidur."

***

Pagi pagi sekali sebelum Hafiza bangun, aku sudah sibuk dengan pekerjaan rumah. Mulai dari menyapu, mengepel, beberes dan memasak.
Aku akan memasak makanan kesukaan Dani, sebelum dia sampai ke rumah. Karena pasti Dani langsung menanyakan makanan kesukaan yang selalu ku buatkan.

Kamar Sifa masih tertutup rapat, jangankan masuk ke dalam kamar, mengetuk pintu saja sebenarnya aku sungkan. Hanya saja karena ada hal atau keperluan penting yang harus di bicarakan, aku terpaksa masuk ke dalam meskipun Sifa seperti enggan sekali menjawab ku. 

Mengerjakan rumah sendirian memang lelah, apalagi tidak ada asisten rumah tangga di rumah yang cukup besar ini.
Bukan karena tidak ada, memang sepertinya aku masih sanggup mengerjakan nya sendiri.

Terdengar suara Hafiza memanggil dari dalam kamar, ia setengah berlari menghampiriku yang sudah  berada di dapur.
Fiza mengucek kedua matanya dan langsung meminta mandi. Ku ajak Hafiza untuk duduk dulu di kursi sejenak.

"Nanti ya sayang, kan Fiza baru saja bangun tidur, jadi mandinya nunggu 10 menit dulu."  ucapku.

Hafiza mengangguk tanda mengerti. Selesai memasak, aku langsung beranjak memandikan Hafiza.

"Ibu sudah mandi ya?" tanya Hafiza.

"Iya sayang, ibu sudah mandi pagi pagi sebelum Fiza bangun."

"Udah harum sekali anak ibu." ku cium kening nya.

Terlihat sangat anggun Hafiza ku pakaikan jilbab berwarna ungu. Seperti biasa ku siapkan sarapan di meja makan, ku rapihkan satu persatu disana.
Hari ini aku masak lebih banyak dari biasanya, untuk menyambut kedatangan Dani dan dokter Farhan.

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang