#Part 58 🌑JELMAAN SUAMIKU🌑

4K 254 92
                                    

"Akan aku tanyakan kepada pak Umar."

Pak Umar? siapa lagi itu pak Umar?
Apa hubungannya dengan pak Umar?

"Pak Umar adalah tukang kebun di rumah," jelasnya.

Apa hubungan nya dengan tukang kebun, di rumah dokter Farhan?

"Aku meminta nya untuk mengantarkan sesuatu untuk mu malam itu, sebenarnya aku meminta supirku lewat telfon, tapi pak Umar lah yang mengambil alih, karena supir tidak bisa kemari karena istrinya sedang melahirkan. Aku juga tidak bisa mengantar sendiri, karena masih sibuk di rumah sakit."

Dokter Farhan menjelaskan dengan raut wajah bingung.

"Aku tidak menerima tamu, aku tidak mendengar salam dari siapapun, apalagi pak Umar." jawabku.

"Setelah itu, aku menerima pesan suara pembicaraan kalian," dokter Farhan berhenti sejenak.

"Jujur aku langsung down. Kecewa? iya memang aku kecewa. Sakit? iya, aku juga sakit hati malam itu.
Mau marah? marah ke siapa, disini kamu tidak bersalah dan aku yang salah, dari awal aku tidak melihat cinta ada di hatimu, namun aku selalu mempertanyakan kelanjutan hubungan ini, hanya karena aku sudah nyaman dengan kalian, seolah aku memaksa."

"Maafkan aku mas," ucapku lirih.

"Kamu tidak perlu meminta maaf, aku tau kok perasaan kamu dan mana jalan yang terbaik untuk anak-anak, makanya kamu tidak berani jujur kan? Iyaaa mungkin kalau aku menjadi kamu, aku juga bimbang.
Antara memilih mempertahankan hati ataupun anak-anak.
Soal Dani dan Hafiza kamu tidak perlu mengkhawatirkan itu, aku akan tetap menyayangi nya seperti aku menyayangi anak ku, bahkan meskipun nanti kamu sudah bersama dengan Rey kekasih mu." jawabnya.

"Tapi itu hanyalah semu, aku tidak akan bisa bersama dengan nya,"

Mungkin mulai hari ini, aku diharuskan berhenti berharap. Aku akan fokus menjalani hidupku dengan anak-anak seorang diri. Menjadi ibu sekaligus ayah untuk mereka, sekarang esok dan selamanya. Aku tidak mau berharap lagi, sakit sekali menunggu yang tak pasti.
Kerinduan terhadapnya hanyalah sebuah rindu ku kepada bayangan.

Aku tidak bisa menyentuhnya, apalagi bersama, ini hanyalah sebuah angan angan dan halusinasi.
Janji janji yang diucapkan dulu, anggap saja telah musnah karena takdir. Semoga aku bisa menjalani semua ini sendirian sampai nanti.

"Semu? kamu lebih beruntung dari pada aku."

"Wanita yang aku cintai telah pergi dariku selamanya, dia tidak akan hidup kembali bersamaku, karena semuanya hanya tinggal kenangan. Namun kemungkinan besar kamu akan bisa bertemu dengan lelaki yang kamu cintai itu," sambungnya.

Apa maksudnya, aku semakin tidak mengerti.
Ada kesedihan diwajahnya, seorang lelaki seperti dokter Farhan saja bisa menangis karena keadaan dan perasaannya.

"Maafkan aku telah membuatmu bersedih mas, aku telah mematahkan hatimu untuk yang kedua kalinya," ucapku sangat lirih.

"Tidak, aku tidak sedang memikirkan itu,"

"Lalu kenapa mas Farhan sampai menangis?" tanyaku mengusap bulir airmata yang jatuh.

"Kekasihmu bukan orang lain di kehidupan ku, ternyata kekasihmu adalah bagian dari keluargaku, aku harus berusaha ikhlas menerima nantinya." satu tetes air matanya terjatuh, saat ini dokter Farhan tidak bisa menahan airmata.

Apa yang dikatakan dokter Farhan benar benar tidak bisa aku cerna, aku belum bisa memahami perkataannya.
Keluarganya? keluarga siapa?
Aku mencintai mas Rey bukan salah satu dari keluarganya!

"Apa kamu tau? dari cerita yang kamu katakan itu, aku menyimpulkan bahwa Rey itu adalah Abu, adik ku." jawabnya.

Abu? mengapa dokter Farhan bisa menyimpulkan itu sepihak?
Padahal dia tidak tau, siapa itu mas Rey. Mas Rey adalah sosok asap hitam, dan tentunya bukanlah si Abu adik nya.

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang