#Part82 🌑 JELMAAN SUAMIKU 🌑

4.3K 233 171
                                    

Banyak komentar kaka kaka yang benar ternyata, malam ini 2 part ya.

JoeNathnath mendarat di akun YohanaMeiHandayani

Abu mengangguk, ia menerima uluran tangan dari Herlina, si wanita licik itu.

"Abu, tolong hentikan langkahmu! ingat Ratih yang selalu menunggu. Dia begitu mengharapkan mu. Tolong ingat Hafiza sekarang juga.
Kamu tidak boleh ikut dengan wanita jahat itu, lepaskan tanganmu dari dia, Ingatlah anakmu, ingat!"

Aku berusaha menarik tangannya sembari ku lontarkan seluruh kata kataku. Aku berharap Abu segera mengingat tujuan awalnya.

"Hafiza,"

Itu lah kata kata lirih yang keluar dari mulut Abu.
Belum sempat ia melepaskan tangannya, wanita itu melakukan hal yang sama untuk memberikan ingatan palsu kepada Abu kembali.

"Ayo cepat bergegas, dia ingin memisahkan kita kembali mas!"

Wanita itu menarik paksa Abu dan membawanya keluar pintu.

"Berhenti!"

"Pak Umar?"

Ditengah wanita itu berusaha membawa Abu, tiba tiba pak Umar menghalangi dari luar pintu.
Dia melepaskan kedua tangan yang saling menyatu.

"Mau kau bawa kemana dia?"

Wanita itu tidak menjawab dan berusaha menghindar. Wanita itu menarik tangan Abu kembali.
Kali ini aku yang mengejar dan memutus paksa tangannya dari tangan Abu.

"Den Farhan, bawa Abu sekarang juga, biarkan saya yang bicara dengan
wanita ini sendiri!"

Pak Umar memintaku untuk segera membawa Abu dari rumah.

"Tapi,,,,,,,,,,,,,,,,,,," kataku.

Jujur aku tidak bisa meninggalkan pak Umar menghadapi wanita itu seorang diri.
Aku takut jika wanita itu adalah wanita yang berbahaya.

"Lepas!"

Abu melepaskan tangannya dan menghampiri Herlina, si wanita licik yang sudah ia anggap sebagai istrinya.

Pak Umar segera menghentikan, ia memukul leher bagian belakang Abu dengan sangat keras, Abu tersungkur kembali dan terjatuh.

"Astaghfirullah, Abu!"

Ku goyang goyangkan badannya, tidak membutuhkan waktu lama, Abu pun mulai tersadar.
Dia menyentuh leher bagian belakang dan mengeluhkan rasa sakit akibat pukulan pak Umar.

Memang pukulan dari Pak Umar sangat keras, ada jejak memar berwarna merah di leher bagian belakangnya.
Tapi karena pukulan pak Umar itulah yang membuat Abu bisa terlepas dari pengaruh si Herlina.

Pak Umar seperti sudah paham menangkal ilmu semacam ini, dia tau betul bagaimana caranya menghilangkan pengaruh wanita itu.

"Tunggu apa lagi, keluar Den! biar saya yang mengurusnya. Tenang saja, tidak ada kekerasan di antara kami, aku akan bicara baik baik. Bawa Abu ke rumah neng Ratih." ulangnya.

"Tapi,,,,,,, "

Kenapa aku masih ragu meninggalkan pak Umar sendiri?

"Cepat!" ulangngnya.

Pak Umar semakin mendesak agar aku cepat melangkah membawa Abu dan meninggalkannya.

Baru saja wanita itu hendak mendekat, kami sudah lebih dulu berlari menjauh.
Wanita itu di halangi oleh pak Umar agar tidak mengejar kami dari belakang.

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang