#Part 45 🌑JELMAAN SUAMIKU🌑

4.6K 222 39
                                    

[18:00]

"Tante baru bangun?"

Tanya Dani melihat Sifa baru keluar dari kamar.

"Enggak, tante udah bangun dari tadi kok, maaf ya baru keluar. Tante tidak mau mengganggu kalian tadi."

Sifa melirik sinis ke arah ku.
Kami semua sudah mandi dan kenyang, sementara Sifa baru saja keluar kamar.

Mungkin Sifa mau mandi.

***

Sifa sibuk dengan ponsel di tangan nya, ia terus menerus memandangi layar ponsel. Setelah mandi, belum ada kata kata yang keluar dari mulut Sifa.

Hafiza langsung menghampiri tante nya.

Ya karena sebelum ini, Hafiza memang sering bermain dengan Sifa.

"Tante main yuk," Hafiza merengek manja.

"Kan ini udah malem, Hafiza tidur aja sama ibu di kamar ya," jawab Sifa dengan perlahan agar Hafiza mengerti.

Setelah itu Hafiza menghampiri ku tanpa menjawab Sifa lagi.
Hafiza meminta ku untuk menemani nya tidur, sedangkan Dani sudah tidur di kamarnya lebih awal karena capek.

Tidak memerlukan waktu lama, Hafiza tertidur pulas disamping ku.
Ku langkahkan kakiku untuk melihat Sifa, ternyata Sifa sudah tidak ada di ruang tengah, mungkin dia sudah masuk ke kamarnya lagi.

Aku memberanikan diri untuk melihat Sifa dari pintu yang tidak tertutup rapat.
Tissu tercecer dimana mana, aku mendengar isakan tangis! Sifa menangis di dalam kamar.

Kenapa dia? kenapa Sifa menangis seperti itu?

Aku memberanikan diri mengetuk pintu, spontan Sifa langsung mengambil satu persatu tissu yang tercecer dan segera mengusap air mata nya. Mungkin dia tidak tau kalau aku sudah berada di sini menyaksikan nya dari tadi.

Sebenarnya kenapa dengan Sifa, ada apa dengan dia? apakah ada masalah yang tidak ku ketahui?

"Masuk!"

Sifa setengah berteriak. Aku masuk dengan langkah kaki sengaja ku lambatkan.

"Ada apa mba, mau pinjam novel? ambil aja di rak buku."

Sifa menawarkan novel dengan suara gugup, dia tidak berani menatap mataku.

"Tidak!" aku terus mendekati nya.

"Lalu, ada perlu apa? aku mau istirahat,"

Sifa menutup kepala nya dengan bantal. Ku dekati terus Sifa dan menanyakan ada apa sebenarnya, di balik perubahan sikap Sifa belakangan ini.

Ku ambil bantal yang menutupi kepala yang masih tertutup jilbab.

Sepertinya memang ada yang Sifa sembunyikan dariku!
Ini pasti bukan hanya karena membela mas Yadi, lalu apa?

"Cerita sama mba, Sifa! kamu kenapa?
jangan kamu pikir mba tidak tau. Ada hal yang kamu sembunyikan? jujur sekarang juga!" gertak ku.

Aku mulai bersuara tegas, karena jujur aku pun tidak tahan dengan sikap Sifa belakangan ini. Dia yang seenaknya sendiri, cuek dan seperti tidak menghargai ku sebagai kakak nya.

"Tanyakan saja pada tembok!" jawab Sifa asal. Ia menutup kembali kepala nya dengan bantal yang sudah aku alihkan.

"Begitu cara kamu sopan dengan orang yang lebih tua dari kamu?, begitu Sifa!"

Sifa mengambil bantal yang menutupi kepala nya segera dan bangkit duduk sejajar.

"Maaf," sesalnya.

Tiba tiba Sifa meminta maaf dengan wajah bersalah. Kepalanya tertunduk melihatku, tangan nya menggapai tangan ku.

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang