#Part73 🌑 JELMAAN SUAMIKU 🌑

3.5K 191 59
                                    

"Kenapa diam, bisakah kamu menirukan ku?"

Tanyaku mengulang. Mas Rey terdiam, dia tidak menjawab sepatah katapun.
Raut wajah tenangnya berubah sangat tegang.

"Kenapa diam? sudah dipastikan kamu bukan Rey!"

Mas Rey menatapku begitu dalam, wajahnya memerah, kedua tangannya mengepal.

"Aku sudah tau. Kamu tidak bisa menipuku! mungkin saat kamu menjelma menjadi dokter Farhan, aku bisa percaya!
Tapi ketika kamu mencoba menjadi mas Rey, jangan harap aku begitu saja percaya padamu!"

Dia tetap terdiam memandangku, bahkan tidak ada satu kedipan di matanya.

"Siapa sebenarnya kamu, apa tujuanmu!
Kenapa kamu membawa anaku dengan cara menjelma menjadi dokter Farhan!
Dimana anaku Hafiza kau bawa!" Tanyaku dengan suara keras.

Aku begitu kesal dengan mahluk yang berada di depanku.
Sebenarnya siapa dia, apa tujuannya memisahkan aku dengan anakku.

Kepalan tangannya semakin kuat, aku yang melihatnya sedikit merasa takut.
Apa jadinya kalau kepalan itu di pukulkan ke arahku!
Aku tidak bisa menangkas, terlebih lagi aku sendiri disini.

Hujan semakin deras, suara kilat petir menggelegar.
Aku terpaku, mataku melihat tangannya yang semakin kuat mengepal.

"Ya Allah, mata itu!"

Aku melangkah dan menjauh.

"Mata itu seperti...................?"

Ya! Mata itu seperti mahluk yang menyerupai mas Rey di alam jin. Dia yang telah mengatakan dusta, bahwa mas Rey telah menipuku.

Dia adalah Jin jahat, ayah dari mas Rey yang telah melukai dan hampir membunuh ku!

Tapi bukankah dia telah mati karena senjatanya sendiri?

Bukanlah saat itu dia terluka parah akibat panah yang berhasil ku kibaskan dengan selandang hijau ke perutnya?

Tapi kenapa dia bisa selamat, sedangkan aku tidak menolongnya.
Bukankah panah itu hanya bisa di lepaskan  oleh orang yang menancapkan nya saja?

"Kenapa kau diam Ratih, apa kau mengingat sesuatu? Hahaha"

Suara mas Rey berubah menjadi besar, keras dan menakutkan. Selain  itu kata katanya juga mulai kasar.

"Ingatkah dengan benda ini?"

Dia melepaskan genggaman tangan kirinya, ada sebuah panah disana.

Ya Allah benar saja, dia adalah mahluk jahat, ayah dari mas Rey.
Panah itu adalah panah milik si raja Jin.

Tapi kenapa dia bisa sampai ke bumi, dan kenapa dia bisa menyentuhku disini.

Bukankah dia dan bangsanya tidak mempunyai kekuatan untuk turun ke bumi, menjelma menjadi manusia, menyentuh dan mereka tidak bisa melakukan apapun disini.

Tapi kenapa dia bisa melakukan itu sampai sejauh ini? kenapa dia bisa menjelma dan membawa Hafiza dariku!

Ya Allah, kemungkinan besar dia akan melakukan pembalasan lebih dari ini.

"Awas kau Ratih, akan ku balas dua kali lipat kesakitanku ini, jika aku selamat nanti, "

Itulah kata katanya yang masih ku ingat sampai sekarang, ketika saat itu aku meninggalkannya.

"Kembalikan Hafiza, aku mohon" Pintaku melemah.

Percuma saja meminta kepada Iblis.
Dia tidak akan mengabulkan permohonan ku, melainkan ia hanya menertawakan atas segala kemenangannya.

"Kembalikan Rey anak keturunanku dengan caramu secepatnya, atau Hafiza selamanya aku sandra!"

"Maaa"

"Astaghfirullah"

Aku terkejut melihat Dani, Sifa dan dokter Farhan sudah berada di sini, ternyata mereka sudah pulang. Tapi kenapa aku tidak tau kapan mereka sampai, bahkan saat memarkirkan mobilnya saja, aku tidak tau.

"Mama lagi ngomong sama siapa?" Dani menegurku.

"Ahhh..... Eee.... E... Iya.. Eh.. Engga sayang,"

Aku menjawab pertanyaan anakku dengan gugup.

"Semoga kamu baik baik saja ya, aku berharap kamu juga bisa lebih terbuka kepada kami," tambah dokter Farhan.

Apa maksud perkataan dokter Farhan?

Apakah dia sudah tau semuanya?

Ya Allah aku sangat khawatir dengan keadaan Hafiza anakku. Dia sedang berada di tangan jin jahat.
Hafiza sayang, apa yang harus ibu lakukan saat ini.

                #POV_SIFA

Ada yang aneh pada dokter Farhan.
Semenjak dia menerima panggilan, dia begitu tergesa gesa untuk segera pulang. Diperjalanan saja, dia masih terburu buru karena ingin cepat sampai.
Bahkan saat turunnya hujan yang sangat lebat di jalan, dokter Farhan enggan menghentikan mobilnya walaupun sebentar.

Tapi sampai disini, dia bertemu dengan mba Ratih. Seakan semuanya baik baik saja.
Dokter Farhan tidak memperlihatkan kepanikan nya itu, bahkan dia begitu santai tidak tergesa gesa.

Aku ingin sekali menegurnya, mungkin setelah bertemu mba Ratih, dia lupa niatnya untuk pulang dan lupa dengan panggilan penting dari seseorang itu.

"Maaf dok, katanya sedang ter.......... "

Belum sempat ucapanku selesai, dokter Farhan menarik tanganku keluar menjauhi mba Ratih dan Dani.
Mereka  bingung dengan apa yang sedang kami bicarakan.

"Maaf ya aku menarik tanganmu,"

"Iya, ada apa sebenarnya?" jawabku.

Kenapa dokter Farhan sangat takut jika ucapanku di dengar mba Ratih.

"Tolong ya, jangan katakan apa apa tentang tadi. Tolong!" Pintanya.

"Kenapa, dan ada apa? tolong berikan aku penjelasan dulu jika berkenan."

Aku memang sedikit memaksanya.

"Maaf untuk hal itu, tapi aku minta tolong ya. Jangan beritahu Ratih, ini semua untuk kebaikannya."

Percuma saja, aku tidak bisa terus memaksa. Mungkin memang aku tidak boleh tau perihal ini.
Lagian tidak penting juga, apalagi dia suah berbicara tentang kebaikan mba Ratih. Aku diam. Dan aku bisa apa?!

"Iya," jawabku singkat.

"Aku harus segera pulang," ucapnya sangat cepat.

Dokter Farhan menjauhiku, dia masuk ke dalam rumah meminta izin kepada Dani dan mba Ratih.

"Aku pamit pulang dulu ya, semoga usaha kita ada hasil nantinya. Besok aku akan kemari lagi,"

"Aamiin, iya. Terimakasih ya, hati hati di jalan."

********

Bersambung*****

Sebenarnya kenapa dengan dokter Farhan?

Kenapa dia berusaha menyembunyikan hal ini dan tidak mau jujur kepada Sifa?

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang