JS 25 [Kakek Tohir terancam?] ☑️

6.2K 287 46
                                    

Terasa berat sekali langkah kaki ini, sakit di sekujur badan, ditambah lagi dengan rasa sakit di dalam hatiku yang tidak bisa di jelaskan dengan kata.

Aku berhasil keluar dari ruangan itu dengan perasaan hancur lebur.
Ruangan luas sebelumnya, terasa lebih luas dari yang ku tahu, langkah kaki mulai tersendat, berjalan terseok-seok hingga tubuh ini tersungkur begitu saja. Bersusah payah untuk bangkit, namun selalu tumbang lagi, begitu seterusnya.

Pandanganku kian berkunang-kunang sehingga seluruh ruangan terlihat samar, tidak bisa ku pandang dengan jelas.
Semakin lama, samar itu mulai menggelap, aku sudah tidak bisa lagi melihat ke sekitar.

"Tidak, aku tidak boleh tumbang disini!"

"Kuatkan aku, ya Allah."

Hitam, gelap gulita.

Aku sudah tidak kuat berjalan, hingga pada akhirnya aku jatuh tidak sadarkan diri di sudut dinding yang sangat kumuh dan kotor.

🔥•••

"K a k e k Tohir?" Lirihku.

Aku bisa melihat keberadaan kakek Tohir di ujung dengan samar, dia tersenyum ke arahku.

Apa itu artinya dia akan menolongku keluar dari tempat ini?

Apa mungkin, kakek Tohir juga bagian dari mereka?

Tidak!

"Kakek Tohir kemari pasti akan menjemputku!"

Setelah entah berapa lama aku tak sadarkan diri, Aku mencoba bangkit dari posisiku sekarang dan berusaha sekuat tenaga menghampiri kakek Tohir.

"Ka-kek! Tolong bawa aku kembali ke dalam lorong hitam, aku ingin pulang. Antarkan aku ke rumah lagi, aku rindu keluargaku!" Pintaku.

Kakek Tohir tidak menjawab sepatah katapun. Aku terus memaksakan diri untuk lebih dekat lagi.
Aku berharap, kakek Tohir mau menolongku, agar bisa keluar dari tempat terkvtvk ini.

"To-long, aku ingin pulang Kek." Kataku penuh harap.

"Semua ini, belum selesai, Ratih" Jawabnya singkat.

"Apa lagi yang harus aku selesaikan disini, Kek? Tidak ada alasan lagi untuk aku bertahan di tempat ini.
Tidak ada yang perlu di perjuangkan lagi, karena orang yang telah ku harapkan itu sudah mengecewakanku, Kek."

"Dia jahat dan kejam! Dia penipu, pembohong dan pendusta! Bahkan aku nyaris di bvnvh olehnya.
Tolong bawa aku pergi dari sini, Kek. Aku sudah membenci mas Rey! Aku benci dia!"

"Ikuti kata hatimu, Ratih. Jangan pakai logikamu di sini, karena semua yang ada di sini adalah tipuan," Jawab kakek Tohir berlalu pergi.

Dengan cepat kakek Tohir menjauhiku.

"K a k e k! Ka-kek! Jangan tinggalkan aku, kakek mau kemana?!" Seruku sembari terus mengejar.

Kakek Tohir tidak mendengarkanku, dia terus saja menjauh dengan langkah yang sangat cepat.

"Kakek, j a n g a n!" Teriakku histeris.

Kakek Tohir berhenti tepat di depan lingkaran api.
Ia mendekati kobaran api tanpa keraguan, setelah posisinya sudah siap terjun, kakek Tohir sempat menoleh ke arahku sambil tersenyum.

Tanpa waktu lama, kakek Tohir masuk ke dalam lingkaran yang di penuhi kobaran api tanpa menghiraukanku.

••• 🔥

"Kakek Tohir!" Teriakku tiba-tiba.

Keringatku bercucuran, ini hanyalah mimpi!

Ternyata aku baru sadar dari pingsan.

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang