#Part 48 🌑JELMAAN SUAMIKU🌑

4.5K 235 64
                                    

Tiga hari setelahnya dokter Farhan mengajak ku dan kedua anak ku untuk ikut bersama nya.
Sebenernya ada rasa tidak enak, namun biar bagaiamana pun dokter Farhan akan menjadi suamiku nantinya. Itu yang selalu dikatakan dokter Farhan kepadaku.

Kami sudah mengajak Sifa, namun Sifa menolak ajakan kami. Dia lebih senang berada di rumah dan memilih menjaga toko kue.
Sebenarnya sih toko bisa di tutup sementara, namun Sifa kekeh menolak untuk ikut bersama kami.

Aku duduk di depan, di samping dokter Farhan, Fiza berada di pangkuan Dani di kursi belakang.
Kali ini dokter Farhan tidak memakai supir pribadi, sebentar-sebentar dokter Farhan menoleh ke arah ku begitupun seterusnya.

"Ayah lihat itu, ada kereta api!"

Hafiza berteriak histeris, ia menunjuk kereta api yang sedang melintas di rel.

"Wah iya kereta, Hafiza mau naik kereta api itu?" tanya dokter Farhan.

Hafiza terus saja membicarakan kereta api, meskipun mobil sudah jauh melaju.

"Kalau naik pesawat terbang Hafiza mau?"

Pertanyaan dokter Farhan membuat Hafiza semakin girang. Dia terus mempertanyakan tentang bagaimana rasanya naik pesawat terbang.
Hafiza terus mendesak dokter Farhan untuk menceritakan nya.

"Nanti ayah ceritakan ya kalau sudah sampai rumah, kapan-kapan ayah ajak Fiza, ibu sama kak Dani naik pesawat terbang!" ucapnya.

"Wahhh, siap ayah. Asiikkk Fiza naik pesawat terbang!"

***

Perjalanan terasa panjang ku rasa.
Kini kami telah sampai di tempat tujuan. Dokter Farhan mengajak kami memilih pakaian di mall besar.
Bukan hanya itu, dokter Farhan membelikan macam-macam mainan untuk Hafiza.

Nyaris aku tidak bisa memilih.
Baju-baju disini sangat bagus semua, sampai aku saja kesulitan dalam memilih salah satunya.
Hingga akhirnya aku putuskan untuk tidak memilih dan meminta di pilihkan dokter Farhan saja untuk ku.

Begitupun Dani, ia memilih baju yang menurutnya bagus, dan selalu di persilahkan dokter Farhan untuk mengambil lagi. Pakaian Dani sudah terbeli, begitupun Hafiza.

Ya Allah, benar benar dokter Farhan sangat menyanyangi kedua anak ku.
Bahkan dia tak sungkan membelikan semua itu.
Aku belum tau baju seperti apa yang dokter Farhan pilihkan untuk ku.
Biarlah, aku tidak enak jika harus memilih sendiri, apalagi saat melihat bandrol harga yang mahal.

Cukup lama kami di sini, dokter Farhan mengajak kami untuk mengikutinya membayar belanjaan ke kasir.

"Total nya 8.000.000,"

Aku mendengar si kasir menyebutkan angka delapan juta. Nomonal yang menurutku luar biasa jika hanya untuk di pergunakan membeli baju dan mainan. Dokter Farhan harus membayar delapan juta rupiah!

Menang kualitas tidak sembarangan, semuanya bagus, aku tak pernah membeli baju sebagus dan semahal ini, entah untuk Dani, Hafiza apalagi untuk ku pribadi.
Ditambah lagi dengan harga mainan kualitas kelas atas.

***

Kami semua sudah berada di dalam mobil, Hafiza sangat senang mendapatkan mainan dan baju baru.
Bukan hanya itu, impian Hafiza telah tercapai pergi bersama ayah dan keluarga yang utuh. [Meskipun bukan dengan mas Rey]

"Dan, nanti kita makan dimana ya enaknya,"

Dokter Farhan menoleh ke belakang.

"Ahh dimana aja kalau sama pak dokter mah selalu enak, orang masuknya ke restoran mahal kok." jawab Dani.

Ia tertera ke arah dokter Farhan, begitupun dokter Farhan menimpali Dani dengan tawanya.

"Panggil gue ayah ntar disana ya, Dan! hahaha."

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang