Part86 🌑 JELMAAN SUAMIKU 🌑

3K 245 70
                                    

"Hafiza sayang!" panggil ku.

Aku berlari dengan mas Rey, diikuti oleh Dani, dokter Farhan dan Sifa.
Kakek sedang berjaga jaga di belakang kami.

Bukannya mendekat, Hafiza malah berlari menjauh.
Dia tidak lagi berputar, namun berlari terus menjauh, kami semua mengejarnya dengan segera.

"Sayang. Berhenti, ini ayah!" teriak mas Rey.

Namun tetap saja Hafiza tidak menghiraukan suara kami, dia tidak menghiraukan suaraku.

*Aaaaaaaaaaaa*

Kami terpelosok dan saat ini kami berada di ruangan luas dan hening.
Hanya ada percikan air yang kami dengar tanpa melihat dimana suara itu berasal.

Nenek dan Hafiza berada di ujung ruangan, Hafiza sedang duduk di pangkuan nenek Tohir.
Wajah mereka terlihat sangat lusuh.
Kami langsung menghampiri dengan wajah gembira.

Ku hentikan langkah ketika mendengar suara yang sangat besar, suara itu sama seperti suara yang pernah aku dengar sebelumnya.
Kami spontan menutup kedua telinga.
Suara nyaring itu menyiksa pendengaran kami, sakit sekali rasanya.

*HAHAHA*

"Tutup telinga kalian! Hahahaha....
Sebentar lagi gendang telinga kalian akan rusak seperti anak kecil itu!" ucapnya.

"Tutup rapat semuanya! jangan dengarkan meskipun suaranya terdengar lantang. Pikirkan sesuatu hal yang bisa menghilangkan rasa takut!" teriak kakek Tohir.

"Macam macam kau kakek tua! tidak cukup bagimu melihat istrimu disini ha? kamu masih saja terus membantu bangsa manusia. Sampai kapan Tohir, sampai kapan!" serunya.

"Lepaskan mereka, jangan ganggu bangsa manusia. Ingat, Rey itu sudah bukan bangsamu, dia bukan golonganmu, Rey sudah menjadi manusia seutuhnya. Tuhan telah mengizinkannya," jawabnya tenang.

"Bedebah! hai Tohir, ini semua gara gara kau, memang seharusnya semenjak kalian datang, kalian harus ku bunuh!"

Itu lah suara lantang yang membuat kami merasa takut.

"Tidak akan bisa kamu membunuh kami, kami akan menghancurkan mu dahulu!" sambung mas Rey.

"Kamu bicara apa? tidak pantas kamu mengatakan itu kepada ayahmu sendiri, tapi jika itu maumu, sebelum itu terjadi aku akan membunuhmu lebih dulu!" jawabnya tegas.

Mahluk bersuara besar itu tidak menampakan diri, dimana wujud aslinya?

Mereka bersembunyi di balik suara yang keras.

"Keluarlah, tunjukan wujudmu!"

Dokter Farhan mencoba membuka suara karena ia ingin tau, seperti apa mahluk yang membawa si kecil Fiza.

Tiba tiba semuanya menampakan diri, Sifa memelukku ketika melihatnya.
Jika di gambarkan, menakutkan?
Ya memang menakutkan!

Bukan hanya satu, melainkan banyak sekali mahluk di sana, mereka sama seperti satu tahun lalu, dimana saat aku harus menghadapi seorang diri.
Badan nya tinggi, besar, hitam dan menyeramkan. Dani maju ke depan sejajar dengan dokter Farhan, mas Rey dan kakek Tohir.

"Hai musuh Allah, berhentilah mengganggu mahluk yang sudah jelas lebih tinggi derajatnya daripada kamu. Berhenti mengganggu keluarga kami!"

"Diam kau anak kecil!" bentaknya.

*Aduhhhhhhhhhh*

Dani terpental ketika jari tangan salah satu mahluk tersebut di arahkan, ia terjatuh dan bangkit dengan menyentuh dada, dengan kedua tangannya.
Aku berlari menolong anakku, Dani menahan sakit di buatnya.

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang