JS 24 [Rey jahat?] ☑️

6.1K 305 56
                                    

🔥

"Punya ilmu kebal ternyata!"

"Sampai-sampai senjata mematikan yang aku tancapkan tepat pada sasaran tidak berimbas apa-apa!"

Mahluk itu terlihat bingung, amarahnya memburu, kedua telapak tangannya mengepal sempurna.

"Bersiap siaplah sekarang, kali ini anak panahku akan melukaimu, menancap sampai tembus di kepalamu!" Lantangnya.

"Aku harus membalas mahluk yang akan melukaiku, aku akan menancapkan kembali anak panah ini padanya."

Perlahan ku dekatkan anak panah yang gagal melukaiku ini, ku dekatkan anak panah tersebut dengan bacaan ayat suci Al-Qur'an.
Setelah selesai membaca doa, ku ayunkan benda tajam seperti panah tanpa busur itu, dengan terus membaca ayat kursi setelahnya.

AYAT KURSI :

Latin: "allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta'khużuhụ sinatuw wa lā na'ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi'iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai'im min 'ilmihī illā bimā syā', wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya'ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm."

Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." (QS. Al Baqarah: 255).

••••

"ALLAHUAKBAR" Seruku.

Tepat pada sasaran!

Sebelum mahluk itu berhasil menancapkan panah untuk yang kedua kalinya ke arahku, aku sudah lebih dulu melayangkannya tepat pada bagian dadanya.

Jujur, aku tak percaya dengan apa yang baru saja ku lakukan.
Bagaimana tidak? Senjata tajam itu bisa melukainya, bahkan tepat pada sasaran yang aku inginkan.
Dadanya mengeluarkan banyak sekali darah, benda tajam seperti panah itu masuk ke dalam tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Hanya darah segar saja yang mengucur dan mengalir deras tanpa henti.

Mahluk itu seketika ambruk.
Sebagian yang lain sibuk menolong, sedangkan sebagain lagi menatapku dengan tatapan menakutkan.
Semuanya terlihat murka, terutama mas Rey.

"Kau melukainya!" Ucapnya geram.

"Kau harus m-a-t-i!" Serunya kembali.

Saat hendak menerkam, mahluk yang sudah terkapar itu menggeliat kesakitan, sukses mengalihkan perhatian mas Rey dariku.

"Panas, p a n a s! Keluarkan benda menyakitkan ini dari dalam jantungku! Sa-kit! Tolong keluarkan anak panah ini dari dalam dadaku!"

Semuanya sibuk berusaha mengeluarkan panah itu dari dadanya, kecuali mas Rey. Dia tidak ikut serta karena ada dendam besar di dalam hatinya padakku, secepat kilat mas Rey mengambil anak panahdan bersiap untuk membalasku.

Kemarahan mas Rey semakin menjadi jadi, wajahnya memerah, kedua telapak tangannya mengepal dan,---

"Jangan, jangan lakukan itu, aku mohon,"

Bukannya berhenti, dia malah semakin bersemangat menghabis1ku.

Saat ini, aku hanya bisa memasrahkan semuanya kepada Allah, untuk hidup dan matiku sekarang. Tak lepas doa-doa selalu ku panjatkan di dalam hati tiada henti.

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang