#Part71 🌑 JELMAAN SUAMIKU 🌑

3.6K 195 144
                                    

"Sayang, anaku!"

Aku berlari mendekati anakku. Ya! aku melihat Hafiza disana.

Aku disini, namun Hafiza berada di seberang sana. Kami terhalang oleh sungai kumuh yang mengalir deras.
Sepertinya ini sangat dalam.

Bagaimana caranya untuk bisa melewati air yang sangat deras mengalir ini?

Ku panggil panggil namanya, Hafiza menoleh ke arahku. Dia melambaikan tangan dan berlari menjauh dari posisi itu.

"Mau kemana Hafiza, ya Tuhan!"

Aku sudah seperti orang kebingungan. Ingin rasanya mengejar anakku, tapi melewati sungai yang menghalangi kami saja, aku tidak bisa.

Hafiza berlari masuk ke dalam semak semak, dia terus berlari memasuki semak yang satu ke semak yang lain.

********

Dalam sekejap, aku sudah berada di tempat yang berbeda.
Aku melihat anakku di dekap oleh seseorang wanita.
Wanita itu berbaju hitam dan mengenakan jilbab berwarna hitam, siapa wanita itu? aku melihatnya dari sisi belakang.

"Sayang, Hafiza!"

Usahaku memanggilnya tidak berhasil, mereka tidak melihatku.

"Sayang, ini ibu. Kemarilah, ibu mencarimu."

Tetap saja kata kataku tidak bisa di dengar, sekuat apapun aku bersuara, namun suaraku bagaikan terbawa angin dan hilang entah kemana.

"Jangan bawa aku! Hafiza, sayang. Tolong ibu."

Aku berteriak ke arah Hafiza, namun wanita itu menyempatkan menoleh ke arahku.

"Nenek!" ucapku.

Kenapa nenek ada di sini, kenapa Hafiza bersama nenek Tohir?

Ya Allah, apa lagi ini.

Aku sudah terseret jauh dari posisi mereka, dua orang berjubah hitam membawaku semakin jauh dari anakku.

*******

"Hafiza!"

Perlahan aku membuka mataku, pandanganku masih samar samar, Dani berada disini, tertidur pulas menyentuh tanganku.

"Mba sudah bangun,"

Sifa berlari menghampiriku. Dia masih mengenakan mukenah lengkap, mungkin baru saja selesai shalat.

"Sifa, dimana Hafiza." tanyaku.

Sedih sekali rasanya mengingat Hafiza, dia sudah tidak bersamaku lagi.
Andai saja aku bisa lebih tegas, tidak mungkin aku berpisah dengan Hafiza.

"Kita akan berusaha mencari Hafiza sama sama, mba harus sabar dan tenang. Ingat Dani mba, jangan sampai jiwa mba terganggu lagi.
Dia juga anak mba, meskipun dia sudah dewasa, sudah pasti Dani membutuhkan mba."

Aku menoleh ke arah tertidurnya Dani di sampingku, mungkin dia lelah menjagaku, ya Allah anakku Dani.

Aku mengelus rambutnya, perlahan dia terbangun dan tersenyum melihatku.

"Mama, mama sudah bangun."

Aku mengangguk dan tersenyum.

"Allhamdulillah, mama sudah lebih tenang. Dani janji ma, akan berusaha mencari adik Fiza untuk mama, dan untuk kita semua."

Lagi lagi aku hanya mengangguk, aku tidak memberitahukan tentang Hafiza di mimpiku.

Aku berusaha bangun dan beranjak menunaikan shalat subuh, aku sudah meninggalkan shalat ketika tidak sadarkan diri. Mungkin dokter Farhan sengaja memasukan obat bius dan obat penenang untukku.

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang