#Part 33 🌑JELMAAN SUAMIKU🌑

5.5K 256 48
                                    

Aku di persilahkan duduk di sebuah kursi, di depan kursi terdapat sebuah peti berbentuk persegi dengan ukiran yang indah.
Nenek memberikan sebuah kunci agar aku bisa membuka peti tersebut.

"Bukalah,"

Perlahan aku masukan kunci ke dalam lubang  kecil yang berada di samping peti, tiba tiba peti itu terbuka lebar.

"Mas Rey!"

Aku memanggilnya dengan suara sangat lirih.
Seakan aku tidak bisa berkata lebih keras dari ini, gemetar seluruh badan melihatnya, tidak sekalipun ku kedipkan bola mataku dari wajahnya. Aku diam terpaku tanpa ada satu kata pun keluar dari mulutku.

Air mata semakin deras membasahi kedua pipi. Aku bagaikan patung disini. Aku sangat terkejut melihat apa yang sedang aku lihat.

Mas Rey ada di dalam peti, dia terbaring lemah dengan mata terpejam. Wajahnya hancur, baju putih yang ia pakai penuh dengan darah yang sudah mengering. Bagian kepala sebelah kiri masih terus mengeluarkan darah, hingga membanjiri isi peti, melihatnya saja aku tak sanggup!

Sakit sekali hati ini, pandangan masih ku fokuskan ke wajah mas Rey.

Lemas seketika seluruh badan, semangat yang berkobar langsung padam seketika.

"Mas Rey," lirihku sesenggukan.

Ini sudah ke sekian kalinya aku menyaksikan mas Rey berjuang antara hidup dan mati. Tanganku menggenggam erat tangannya.

"Mungkin saatnya kami ceritakan."

Begini ceritanya:

Apa kamu ingat saat kejadian jatuhnya kalian ke dasar sumur? jarak antara kalian terjatuh dari atas ke bawah itu sangat dalam, bukan hanya itu. Sumur itu di penuhi dengan bebatuan yang tajam sehingga kalian mengalami luka luar dan dalam yang berat.
Ditambah dengan api yang menyala itu bukanlah api biasa, sehingga dalam waktu sebentar saja, api itu bisa membakar habis tubuh kalian.

Kakek menyelamatkan kalian sudah dalam keadaan terjatuh dan dalam kondisi mengenaskan.
Kakek membawa kalian sekuat tenaga melalui lorong hitam, namun maafkan kakek karena telah terlambat mengeluarkan kalian.

Andai kamu tau, sejak awal kepergian kamu, berbagai macam cara telah kakek lakukan agar bisa selalu memantau dan melindungi mu atas izin Tuhan.

Saat itu keadaan kalian sama, sulit kakek gambarkan.

Kamu hancur bersimpah darah. Sebisa kami berusaha untuk menyelamatkan nyawa mu. Meskipun kami tidak bisa sekejap menyembuhkan, kami sudah berusaha untuk itu. Kami juga mahluk biasa, tidak bisa segalanya.

3 minggu kamu berjuang antara hidup dan mati, kamu terluka parah di seluruh badan, terutama pada bagian perutmu.
Kondisi perut robek, sehingga kami sempat berkecil hati, kami takut tidak bisa menyelamatkan kalian berdua.

Sedangkan Rey, dia mengalami luka yang berat di kepala bagian kiri.
Rey yang sekarang kamu lihat, dia sudah lebih baik dari sebelumnya. Kami sudah berusaha, tinggal menunggu keajaiban dari Tuhan. Dia mengizinkan Rey untuk hidup atau sebaliknya." jelasnya.

Aku begitu takut kehilangan sosok lelaki yang saat ini sudah aku cintai ini. Aku mencium tangan mas Rey, ku dekatkan tangannya ke wajahku.

"Mas Rey  sadarlah! bangun, kamu bisa kan berjuang untuk hidup?
aku disini, aku mencintaimu, aku benar benar mencintaimu, tolong jangan tinggalkan aku, berjuanglah lagi!"

"Apa kamu sudah berhasil mengambil darah dari ibunya?" tanya kakek.

"Darah?"

"Iya, dengan darah itu kakek bisa menghentikan darah yang terus keluar dari kepalanya. Kemungkinan besar Rey akan selamat. Bukan hanya itu, dia bisa menjadi seorang manusia atas izin-Nya."

Ada harapan! aku langsung mencari darah yang telah ku ambil, aku menyimpannya di dalam saku gamis yang ku pakai.

"Dimana darah itu?"

Tanganku belum bisa berfungsi normal. Untuk merogoh saku baju saja, masih terasa sangat sulit.

"Ini dia darah itu!"

Ku serahkan darah di botol kecil kepada kakek Tohir.
Sejak jatuhnya aku dari ketinggian sumur, botol ini masih tetap utuh, tidak retak ataupun pecah.
Ada senyum kebahagiaan, aku yakin, mas Rey akan selamat.

"Mas Rey pasti bisa selamat kan, kek?"

Ku alihkan pandangan ke arah kakek Tohir dengan penuh harap. Tanganku masih menggenggam kedua tangan mas Rey.

"Dengan izin Tuhan, Rey akan selamat dan bisa menjadi manusia." jawabnya.

"Tapiiiiiiiiiiiiii  ..... "

Kakek Tohir memberhentikan perkataanbnya. kakek seperti tidak tega menyampaikan apa yang ingin ia disampaikan padaku.

"Tapi apa?"

Nenek mendekat, ia menyentuh kedua pundak ku dari belakang. Kakek pun diam, ia tidak langsung menjawab ku.

"Tapi kenapa nek?" tanyaku kepada nenek.

"Sampaikan lah, aku siap mendengar dan aku akan mengerti." jawabku.

Aku sudah merasa, pasti akan ada kabar buruk. Namun sepertinya mereka sungkan memberitahuku.

"Baiklah,"

"Rey akan selamat dan bisa menjadi  manusia seutuhnya.
Tetapi kemungkinan besar dia akan lupa kejadian sebelumnya,"

Dengan berat hati kakek Tohir mencoba menjelaskan.

"Lupa? apa artinya dia akan lupa dengan ku juga?" tanyaku mulai berkaca-kaca kembali.

"Dia akan lupa semuanya? tentang aku, tentang janjinya dan tentang Hafiza? bahkan dia akan lupa jati dirinya? " sambung ku.

Aku menangis dalam pelukan nenek, nenek berusaha menenangkan ku.

"Aku percayakan mas Rey kepada nenek dan kakek, soal dia tidak mengingat ku..... " ku hela nafas panjang dan melanjutkan perkataan ku.

"Soal mas Rey tidak bisa mengingat, aku ikhlas. aku hanya ingin mas Rey selamat dan hidup kembali." ku usap air mata yang deras mengalir.

Ini sebuah pilihan yang sulit untuk ku, mas Rey selamat namun dia tidak mengingat tentangku. Tapi itu lebih baik, aku ingin dia selamat.
Mendengar mas Rey terbebas dari bangsanya saja aku bahagia, apalagi mas Rey bersama nenek dan kakek Tohir, dia akan lebih aman.

"Kakek dan nenek berjanji, setelah Rey sadar nanti, kami akan mengirim nya ke dunia manusia untuk mencarimu, berdoalah untuk itu."

Aku tersenyum ke arah nenek dan kakek Tohir.

"Iya, meski mas Rey tidak mengingatku." batinku.

"Kamu percaya, apa yang Tuhan kehendaki makan terjadilah?"

"Iya,sangat percaya." jawabku.

"Lalu apa lagi yang perlu di ragukan?
jika Rey memang jodohmu, kalian akan di pertemukan kembali di dunia nyata. Kalian akan bersatu seperti apa yang kalian harapkan.
Sejauh apapun kalian berpisah, kalian pasti akan tetap bertemu dengan cara-Nya."

***

Ruh-ruh itu diibaratkan seperti tentara yang saling berpasangan, yang saling mengenal sebelumnya akan menyatu dan yang saling mengingkari akan berselisih.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik”. (QS. An Nur

Allah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim)

***

BERSAMBUNG. ➡

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang