#Part 29 🌑 JELMAAN SUAMIKU 🌑

5.9K 314 135
                                    

Bismillah, saatnya berjuang bersama naik ke atas dengan tangga rantai yang ku ikatkan di tiang sebelum turun ke bawah.

"Apa kamu sudah siap mas?" tanyaku.

"Iya aku siap. Siap berjuang naik ke atas dengan selamat bersama mu,

"Bismillahirrahmanirrahim"

Ku tanjakan kaki perlahan satu persatu, begitu pula mas Rey yang
mengikuti ku dari belakang.

***

Aku menunduk ke bawah, Mas Rey berhenti ditengah jalan. Mungkin dia kelelahan, dan bukan hanya itu, pasti mas Rey sedang menahan sakit di tubuh nya, terlebih lagi luka di pergelangan kaki dan tangan nya.

Posisi kami sudah ada di tengah tengah, merayap ke dinding sumur, bersusah payah menaiki tangga rantai dan bertekad kuat selamat.

Mas Rey tersenyum dan memberikan semangatnya untuk ku. "Ayo sayang, kita bisa!" teriaknya.

Tinggal setengah nya lagi, aku akan sampai ke atas. Mas Rey menanyakan kakinya dengan langkah lambat, namun semangatnya tidak pernah padam.

"Ayo mas Rey, kita bisa!" teriak ku saat mas Rey mendongakkan kepalanya.

***

"Apa ini?" ku hentikan langkah.

Ya Allah, api besar itu tiba-tiba menyala melingkari mulut sumur dan panasnya merambat ke rantai yang sedang di pergunakan menopang badan.

Aku masih bertahan, begitu juga mas Rey. Tangan kami terbakar karena hantaran panas dari api yang tiba-tiba menyala dan membesar.

Apa yang terjadi, apa ini ulah dari mahluk jahat itu? panas sekali!

Semakin panas rantai yang sedang ku genggam, terus naik ke atas menerjang api tidaklah mungkin, turun kembali ke dasar juga tidaklah mungkin. Dua pilihan yang akan membunuh diri sendiri dimulai, mereka sedang mempermainkan aku dan mas Rey.

Tanganku sudah tidak kuat lagi menggenggam, kakiku tidak bisa lagi menginjak rantai. Badan ku sudah tidak bisa lebih lama lagi menempel di dinding sumur yang semakin panas.

Rantai besi yang ku genggam perlahan ku lepaskan.

"Maaaaaaaasssssss Rey!" teriak ku.

Disini adalah titik terpasrah, dimana aku akan kehilangan semua harapan.
Detik terakhir aku bisa melihat wajah orang yang sangat aku sayangi.
Ada wajah Dani, Hafiza, ibu dan bapak ku disini. Ada wajah mas Rey, senyuman nya tidak bisa aku lupakan begitu saja. Dan mungkin saat ini adalah hari perpisahan antara aku dan mereka yang tidak bisa lagi ku tolak, aku tidak bisa menolak takdir.

Aku mengingat akan segala kesalahan yang selama ini ku perbuat, banyak sekali dosa-dosaku, baik yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja. Aku pasrahkan hidup dan mati ku kepada-Nya saat ini, semoga Dia mengampuni segala kekhilafan manusia sepertiku.

Aku terjatuh dengan mata terpejam, namun tangan ku masih di genggam kuat oleh mas Rey.

"Bertahanlah! aku tidak akan membiarkan mu jatuh ke dasar!"

"Bagaiamana mungkin, jatuh atau terus tidak jatuh, kita akan mati juga." pikir ku.

Aku terdiam pasrah. Namun mas Rey masih terus menggenggam kuat dan enggan melepaskan. Aku membuka mata dan melihat ke dasar sumur, seakan aku tidak bisa membayangkan jika kami benar-benar jatuh ke dalam.
Ku pejamkan mataku kembali dan!

"Ya Allah, ya Rabb aku berserah diri dari segala kehendak-Mu. Allahuakbar!"

🕊Allohumma laka aslamtu wa bika amantu wa 'alaika tawakkaltu, wa ilaika anabtu, wa bika khoshomtu. Allohumma inni a'udzu bi 'izzatika laa ilaha illa anta an tudhillani. Antal hayyu alladzi laa yamuut wal jinnu wal insu yamuutun."🕊

"Aaaaaaaaaarghhhhhhh"

Aku terjatuh bersama mas Rey. Karena dia juga sudah tidak bisa menahan panas rantai yang masih ia genggam.

"Maafkan aku sayang," ucapnya sebelum terjatuh.

"Aku sangat mencintaimu sampai kapan pun!"

"Aaaaaaaaaaa Lâ Ilâha illalLâh Muhammad RasûluLlâh."

***

Mereka jatuh dari ketinggian yang sangat dalam. Dengan keadaan mereka yang sudah sangat memprihatinkan, ditambah lagi harus menahan panas dari rantai yang mereka genggam bahkan masih banyak lagi sakit dan  penderitaan yang sudah di alami.

Kini mereka harus jatuh bersama ke dasar sumur, yang dimana disana banyak sekali bebatuan tajam di bawahnya. Batu-batu kini sudah di selimuti warna merah darah segar.

Tidak ada satu kalimat pun yang terdengar semenjak jatuhnya Ratih dan Rey.

Panasnya api sudah menjalar ke dinding paling bawah, hawa panas sudah memenuhi seluruhnya. Sudah tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan, tidak ada lagi tanda pergerakan mereka.

Apakah perjalanan mereka harus berakhir sampai disini?

Apakah perjuangan dan pengorbanan mereka akan berakhir sangat tragis seperti ini?

Apakah kisah cinta mereka berakhir sad ending atau happy ending?

***

Terlihat beberapa mahluk menyeramkan itu begitu puas melihat apa yang telah mereka lakukan.
Mereka menertawakan kebinasaan Ratih dan juga Rey bersamaan.

Kemenangan sudah ada di tangan mereka, namun keajaiban masih ada di tangan Allah sang maha pencipta.

***

Mau di tamatin sekarang atau lanjut lagi, nih aka² 😊

Segera💗

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang