#Part 64 🌑JELMAAN SUAMIKU🌑

3.4K 217 85
                                    

                  * POV SIFA *

"Kenapa kamu bilang, dokter Farhan berbohong? apa yang sudah dia katakan?" tanya Ratih.

Aku tidak langsung menjawab pertanyaan mba Ratih, aku akan menceritakan semuanya malam nanti, tentunya saat Hafiza sudah tertidur.
Terlebih lagi saat ini, Hafiza masih merengek bahkan dia menangis histeris, melihat kami yang seolah tidak merespon permintaan nya.

"Aku akan ceritakan malam nanti, setelah Hafiza tertidur. Yang terpenting sekarang bagaimana caranya menenangkan Hafiza." kataku.

***

                          _RATIH_

Aku mengusap airmata dan fokus menenangkan Hafiza.
Dia memang masih  menangis meminta ku bersedia pergi dengan dokter Farhan besok.

Waktu sudah menjelang sore, aku bersiap menutup toko lebih awal dari biasanya dan pulang ke rumah.
Hafiza masih terus menanyakan jawaban 'iya' dari mulutku.  Sepertinya Hafiza tidak lelah menunggu jawaban itu, aku saja sudah sangat bosan mendengar permintaan Hafiza.

"Iyakan saja mba, biar Hafiza tidak seperti itu terus, soal besok, kita pikirkan setelah Hafiza tidur."

"Iya mungkin lebih baik begitu,"

Setelah itu aku memang meng'iyakan permintaan Hafiza.
Benar saja, Hafiza langsung diam ketika aku menjawab nya.
Dia terlihat sangat senang, wajahnya bersuka ria dan langsung meminta ku untuk mempersiapkan semuanya mulai dari sekarang.

"Ibu ayo siapkan baju, besok kan mau naik pesawat,"

"Iya nanti kalau Hafiza sudah tidur saja ya," jawabku.

"Ayo ibu, kita mengemas pakaian!"

"Iya, tapi Fiza janji ya, setelah mengemas, Fiza langsung istirahat, tidur awal."

"Iya ibu pasti, kan besok kita mau liburan. Tidak sabar menunggu besok bu,"

Astaghfirullah.
Ku ikuti saja apa maunya, mengemas pakaian di koper berwarna cokelat muda, tak lupa Fiza memasukan boneka kesayangan nya.

Mengapa dokter Farhan bisa mengambil hati anak ku seperti ini, sehingga aku tidak bisa mengurungkan keinginan anak ku sendiri. Aku seperti kehilangan sosok Hafiza yang penurut dan tidak keras kepala.

Bagaimana jika nanti anak ku tidak bisa menerima mas Rey?
Yang pasti aku tidak bisa menyalahkan sepenuh nya Hafiza, dia masih terlalu kecil dan memang belum mengerti. Disini aku yang bersalah, aku ibu yang kurang tegas terhadap anak ku sendiri, bahkan aku tidak bisa langsung tegas soal perasaan.

"Ibu, ini baju siapa?"

Tanya Hafiza ke arah ku, dia mengambil sebuah baju dan sudah berada di tangan nya.

Aku memang terkejut ketika melihat Hafiza sudah mengambil baju mas Rey yang kusimpan di tatanan paling bawah.

"Itu baju ayah, sayang!" jawabku perlahan.

"Fiza pernah bermimpi tentang baju ini bu!"

Fiza membolak balikan baju mas Rey, wajahnya ia dekatkan ke bagian baju depan. Tiba tiba Hafiza memeluk baju mas Rey.

"Hafiza mimpi apa?" tanyaku.

Kenapa Hafiza tidak menceritakan apa-apa padaku tentang mimpinya?
Kenapa aku baru tau, anak ku pernah memimpikan baju mas Rey.

"Iya bu,"

Baju itu di letakan nya di pangkuan ku.

"Fiza pernah bermimpi, berjalan bersama orang yang memakai baju ini, Hafiza sangat senang sekali.
Tapi tiba-tiba orang itu menghilang, dia meninggalkan Hafiza sendiri.
Fiza berteriak memanggil dengan sebutan ayah. Tapi sayang wajahnya bersinar, sehingga Fiza tidak bisa melihat wajahnya." tutur Fiza.

 JELMAAN SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang