-PF- (51)

62 25 32
                                    

Seorang lelaki paruh baya duduk di pojokan ruangan, dia menggigiti kuku ibu jarinya sembari bergumam sendiri, "Tidak, tidak mungkin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang lelaki paruh baya duduk di pojokan ruangan, dia menggigiti kuku ibu jarinya sembari bergumam sendiri, "Tidak, tidak mungkin ...."

Seorang polisi datang dan membuka kunci pintu ruangan tersebut, "Tersangka Nelion Manarch, ada pengunjung yang ingin bertemu dengan Anda."

Ya, lelaki itu Nelion Manarch. Dia berhenti menggigiti kukunya dan menoleh, tak lama kemudian dia bangkit dari posisinya dan berjalan perlahan. Polisi tersebut memborgol kedua tangan Nelion sebelum membiarkannya keluar dari ruangannya, lalu dia mengawal Nelion menuju ruang pengunjung.

Postur tubuh tegak yang asing membuat Nelion bertanya-tanya, Nelion duduk di balik kaca berhadapan dengan pengunjungnya. "Siapa Anda?" tanya Nelion to the point sambil menerka-nerka orang mana yang mengunjunginya.

Lelaki itu menaikkan topinya dan menurunkan maskernya, "Apa Anda tidak ingat saya?"

Nelion melihatnya dengan dahi yang berkerut, dia mencoba mengingat-ingat wajah di hadapannya. "Ah, bukankah ini si pengkhianat dari Black Rose?" ucap Nelion dengan senyum miringnya. Benar, lelaki itu adalah Dean Lentio.

"Saya mengkhianati Black Rose bukan berarti saya bersumpah setia pada Anda, orang yang berkhianat pasti akan berkhianat lagi. Saya yang memberikan rekaman kamera dasbor mobil istri Anda, sejak awal saya tidak sepenuhnya mengkhianati Yuri dan saya tidak mungkin tidak membuat rencana cadangan." jelas Dean membuat Nelion menatapnya penuh amarah.

"Bagaimana? Apa Anda senang dengan hadiah saya, Tuan Nelion yang terhormat? Ah, salah ...mungkin pembunuh darah dagingnya sendiri?" imbuh Dean tersenyum miring. Emosi Nelion tersulut, dia menggebrak meja.

"Apa maumu, brengsek?"

"Saya ingin mengetahui kematian tunangan saya, Fenny. Kenapa harus dia di antara kami semua? Apa karena dia paling dekat dengan Yuri?" tanya Dean mengepalkan tangannya mencoba menahan amarahnya, dia mengingat kembali tubuh Fenny yang ditemukannya.

"Heh, kau pikir aku akan memberitahumu dengan gampang?" Nelion tersenyum sinis, Dean menyeringai.

"Saya memiliki foto hasil USG itu, jika saya menyerahkannya pada Jeffan, kira-kira apa yang akan dia lakukan pada Anda? Anda jelas tidak bisa melihat anak yang belum lahir itu dan lebih parahnya, Jeffan bisa membunuh Anda." balas Dean tersenyum licik, Nelion mengeratkan kepalan tangannya lalu dia kembali duduk.

"Jika Anda ingin melihatnya, katakan yang sebenarnya." imbuh Dean menatap Nelion tajam.

"Tidak salah jika penyebabnya adalah gadis licik itu, tapi kematian tunanganmu itu karena dirimu. Wanita itu sangat menyedihkan, dia tahu bahwa kau tidak mencintainya, tapi dia tetap mengorbankan dirinya demi lelaki bodoh sepertimu."

"Apa maksudmu?"

"Kalian bertiga, kau, Alex dan gadis licik itu sangat dekat, bukan? Tujuan awalku memang Yuri, tetapi dia langsung menolak. Jadi, aku mengancamnya akan membunuhmu jika dia masih tidak menerima tawaranku."

Psychopath Fiance [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang