-PF- (23)⚠

175 76 242
                                    

⚠️Part ini berisi kekerasan; sadis dan sejenisnya⚠️

Yuri berjalan dengan cepat ke tempat satpam, "Pak, saya mau meminta kunci cadangan ruang pengawas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuri berjalan dengan cepat ke tempat satpam, "Pak, saya mau meminta kunci cadangan ruang pengawas."

Satpam tersebut mengernyitkan keningnya bingung, "Hal itu tidak bi—" Tanpa menunggu lama, Yuri membuat satpam itu pingsan dan mengambil kunci cadangan ruang pengawas.

Yuri berjalan menyusuri lorong sepi tersebut untuk menuju ke ruang pengawas, tempat semua CCTV dipantau. Jika tebakannya benar, saat ini masih ada seorang yang mengawasinya dan jelas dia akan mengunci pintu ruangan tersebut.

Ceklek

Kosong, hanya layar-layar yang bercahaya dengan ruangan gelap yang terlihat. Yuri berjalan masuk perlahan dengan belati yang sudah ada digenggamannya.

Syut.

Yuri bergeming dengan tatapan datarnya, seorang lelaki yang bertubuh pendek dan kurus menodongkan senjata api pada kepalannya. "Lepas belatimu," perintah lelaki itu sembari berjalan mendekati Yuri perlahan.

"Ck ...."

Yuri berdecak lalu melempar belatinya tidak jauh dari tempat ia berdiri, lalu dia melirik pada lelaki itu. "Aku tidak ingin menyakitimu, mana mereka? Dua lelaki yang pastinya kau tahu dan dari tadi menyaksikan semuanya."

"Entahlah ...." Lelaki itu menggantung ucapannya dan tersenyum miring.

"Mungkin mati."

"Aku sarankan untuk tidak menyentuh lelakiku, kecuali kau ingin ikut mati seperti rekanmu yang lainnya." ucap Yuri dengan nada dingin, ia berbalik dan menatap tajam ke dalam mata lelaki itu yang tingginya hampir setara dengannya.

"Aku tidak menyuruhmu bergerak!" bentak lelaki itu dengan nada bergetar, dia ketakutan. Ucapan lawannya memang tidak main-main dan dia bisa saja mati di tempat ini.

"Kau tidak berhak memerintahku. Katakan dimana mereka??" bentak Yuri penuh penekanan dengan sorot mata yang menyalang.

Dengan insting bertahan hidup, lelaki itu menarik pelatuknya dan Yuri berhasil menghindari timah panas tersebut. Dia bergeser ke kiri dan menarik kursi didekatnya, lalu ia melemparkan kursi itu pada lelaki itu.

Bugh!

"Uugghhh ...." erang lelaki itu saat kursi tadi menghantam bahunya, Yuri tidak menyia-nyiakan kesempatan dengan cepat dia mengambil belatinya dan memojokkan lelaki tersebut sambil menekan bilah belatinya pada lehernya.

"Dimana mereka?" tanya Yuri sekali lagi dengan nada penekanan.

Lelaki itu melirik ke arah pistolnya yang jatuh tidak jauh darinya, Yuri sangat peka dengan hal itu kembali menekan belatinya hingga melukai leher lelaki tersebut. Tubuh lelaki itu bergetar, "A-aku ti-tidak tah—"

Psychopath Fiance [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang