-PF- (4)

460 173 319
                                    

Chesil menatap Yuri dari kejauhan dengan ngeri, bulu kuduknya kembali meremang, "Bukannya masih ada seorang lagi di dalam sana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chesil menatap Yuri dari kejauhan dengan ngeri, bulu kuduknya kembali meremang, "Bukannya masih ada seorang lagi di dalam sana?"

Yuri tersenyum sembari menatap kedua lelaki yang ditarik oleh Edi, "Keluarkan, lalu potong lidah dan jahit mulut si keras kepala tadi. Karena tidak baik membuat keributan."

Dia—lelaki yang tersisa—bergetar ketakutan, Ruangan itu? Potong lidah dan jahit mulut? Gi-gila, ini gila. Mereka terlalu sadis!

"Yuri, biar aku yang mengurusnya. Karena ada laporan yang harus kamu baca, aku sudah meletakkannya di atas mejamu." kata Alex diangguki oleh Yuri.

"Ayo, Ce. Ada sedikit pekerjaan untukmu," canda Yuri terkekeh.

"Gak, gue capek." tolak Chesil mengalihkan pandangannya.

"Ayooo," Yuri menarik Chesil paksa berjalan kembali naik ke atas.

°••●••°

"Yur, kayaknya gak bisa ke sini. Gue udah selidiki, ini cuman umpan. Tempat sebenarnya ada di sini," terang Chesil serius menunjuk salah satu tempat pada peta besar kota mereka tinggali saat ini, Jakarta.

"Ah, itu hanya pancing." timpal Yuri singkat.

"Maksud lo? Jangan bilang ...."

"Ikan lain sudah mengambil umpannya." tambah Yuri tersenyum miring.

Chesil menganga, dia benar-benar tidak mengira kejadian seperti ini. Dia selalu terkejut jika Yuri sudah mengatakan bahwa mereka selangkah di depan, bukan mereka tiga kali lipat sudah berada paling depan menunggu siapa yang mengambil posisi kedua. Sesaat dia lupa, gadis di hadapannya adalah pemilik. Pancing, ikan, ataupun umpan bisa ia kendalikan.

"Kalau umpan sudah diambil, maka arus kali sudah ditentukan." ujar Chesil sembari mengangguk-angguk paham.

"Kamu melenceng, Ce. Arus kali tidak ditentukan, namun hanya dapat diterka. Batu bisa kapan saja datang menghalangi arus kali dan membuat arus baru. Kamu tidak boleh lengah atau kamu akan hanyut terbawa arus tersebut."

Bahkan arus kali, bisa dia atur dengan batu dan ikan yang ada tanpa perlu menentukan kemana arus tersebut harus mengalir.

Chesil mendengus tidak terima, melihat itu Yuri hanya terkekeh. Tiba-tiba ia teringat dengan lelaki yang belum lama ini terlibat dengannya. Terlebih lagi, lelaki ini bisa menjadi batu dalam kali-nya. Dengan beberapa kemungkinan, dia bisa saja membuat arus baru, dia juga bisa menghalangi jalan arusnya yang sudah ia atur atau dia hanya batu kecil yang akan hanyut dalam arusnya.

Kemungkinan terburuknya adalah dia batu besar yang akan menutup semua arus dan menjadikan kali-nya sebagai danau.

"Ce, sepertinya di kelas kita bertambah manusia."

Chesil tersentak, "Heh? Hah? Lo—maksud gue, iya."

"Cari tahu tentangnya, dia sangat menyebalkan." ujar Yuri mengetuk-ketuk meja kantornya.

Psychopath Fiance [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang