Teng ning neng!
Atensi Chesil langsung teralihkan begitu mendengar bunyi notifikasi khusus pada ponsel kerjanya yang dia simpan di dalam tas, dia merogoh ponselnya dan melihat notifikasi yang masuk.
"Duh, kampret banget nih klien. Cerewet minta duit, ribet banget minta diubah-ubah terus syaratnya. Ini juga banyak banget rapat, gak tahu Yuri sakit apa?" gerutu Chesil melihat email-email yang masuk, sekaligus penanda kalender di ponselnya.
"Kayak emak-emak gak dikasih duit aja lo, ngomel mulu dari tadi. Kalo gak ngomel, ngomong kasar." sahut Virgan berjalan melewati Chesil sambil mencuri-curi pandang ke arah ponsel gadis itu.
Chesil menarik tas Virgan kencang membuat lelaki itu hampir terjatuh ke belakang, "Eh, Virgin. Sini dulu, lo ke rumah Yuri gak?"
"Anjir, gue hampir jatuh woi! Ngapain juga gue ke rumah dia? Mau minta mati kali ya sama dia?"
"Sepupu durhaka lo, nih. Bawain tasnya, gue sibuk cari duit. Makasi," ucap Chesil dengan gerakan cepat memberikan tas ransel Yuri pada Virgan dan buru-buru pergi.
"Eh? Kampret! Gue gak mau ke sana, njir!!" teriak Virgan frustasi, sia-sia saja karena Chesil sudah jauh. Jeffan berjalan mendekati Virgan dengan tas yang tersampir di bahu kirinya.
"Susah banget lo tinggal ngendarain mobil ke sana."
Virgan menatap Jeffan tidak percaya, "Miring otak lo? Yuri itu tipe cewek yang barangnya gak mau disentuh. Gue pernah gak sengaja bawa bingkai fotonya karna dikejar sama Chesil, trus lo mau tahu dia bilang apa? Dia senyum lebar sambil ngomong gini, Kamu sentuh barang aku tanpa izin lagi, aku putusin kelaminmu."
Jeffan terkekeh melihat Virgan yang menirukan Yuri dengan gaya khas gadis itu, Virgan memeluk tubuhnya sendiri. "Duh, walaupun dia sepupu gue, tapi dia kejam banget. Gue aja merinding dengarnya, lo bayangin gue langsung ngilu pas dengarnya."
"Curhat, Mas?" tanya Jeffan menatap Virgan datar karena merasa lelaki itu sudah berlebihan dalam mendramatiskan ketakutannya.
"Dahlah, punya teman gak ada ahlak." cibir Virgan, Jeffan menggelengkan kepalanya dan berjalan melewati Virgan.
"Lo kali yang gak punya ahlak, gue duluan."
"Eh!" Virgan ikut menirukan Chesil, lelaki itu menarik tas Jeffan membuat lelaki itu terpaksa mundur.
"Apaan sih, anjir?" ucap Jeffan kesal, Virgan tersenyum lebar.
"Lo kan paling dekat sama Yuri, nah pas banget. Tugas ini gue serahin ke lo, good luck!" Dengan gerakan cepat Virgan menggantung tas Yuri pada leher Jeffan dan berlari meninggalkan Jeffan yang melongo.
"SIALAN LO, VIRGAN!!!"
°••●••°
"Sialan, padahal gue malas ketemu tuh cewek. Awas aja lo besok, Virgan!" gumam Jeffan masih dengan sisa-sisa kekesalannya. Jeffan berjalan memasuki perkarangan rumah membawa tas Yuri, sebelah alisnya terangkat naik, "Kenapa mobil Papa ada di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Fiance [END]
Mystery / Thriller[Jika ada kesamaan nama tokoh, latar dan alur harap maklum. Bukan berarti cerita ini copy paste dan dilarang plagiat.] ⚠Warning : There is violence; sadistic, abusive words, sexual abuse and psychological⚠ R16+ ιт'ѕ иσт נυѕт αвσυт ℓσνє ѕтσяιєѕ, ιт'ѕ...