"Yuri, bisakah kamu mengatakan hal apa saja yang kamu ingat?" tanya Dellia kembali ke tujuan awalnya.
"Itu ...." Yuri menjeda ucapannya, dia menatap Dellia ragu. Yura dan Rayhan yang berada di kedua sisinya menggenggam erat tangannya seolah-olah memberikan kekuatan pada Yuri.
"Banyak hingga membuatku bingung," lanjut Yuri.
"Apa kamu mengenal kepribadianmu yang lainnya?" Yuri mengangguk pelan. "Kapan kamu menyadari kepribadianmu yang lainnya?" tanya Dellia lagi.
"Lama ...." Dellia menanti lanjutan perkataan Yuri.
"Saat di rumah sakit, setelah Alex dan Jeffan diculik Dean atas perintah Nelion. Jeffan yang memberitahuku dan tiba-tiba saja aku mengenalnya."
Yura dan Rayhan terkejut mendengar jawaban Yuri, pantas saja setelah pulang dari rumah sakit hingga sekarang tingkah Yuri semakin janggal setiap harinya.
"Bisa kamu ceritakan lebih jelasnya?" Yuri mengangguk, dia pun menceritakan kembali hal yang seharusnya menjadi rahasia antara dia dan Jeffan pada malam itu. "Artinya, sejak saat itu ingatan kamu tercampur hingga membuatmu bingung. Makanya akhir-akhir ini kamu sering lepas kendali karena mengingat hal-hal itu ...." kata Dellia memberikan kesimpulan dan Yuri mengangguk lagi.
"Kenapa kamu tidak mengatakannya? Bahwa kamu sudah mengenal dirimu yang lain? Kenapa kamu menahan semua rasa sakit itu?" tanya Dellia beruntun.
"Karena aku tidak mau membuat orang-orang repot lagi, membereskan semua kesalahan yang kulakukan, menutupinya agar tidak membuatku mengingat hal buruk itu." jawab Yuri tegas, Dellia mengangguk-angguk paham.
"Yura, Rayhan, keluar sebentar. Kalian sudah cukup membantu," perintah Dellia membuat Yura melihat anaknya ragu.
Rayhan terlebih dulu beranjak dari duduknya dan tersenyum. Dia membelai puncak kepala Yuri, "Ayo, Ma. Yuri, Papa sama Mama akan tunggu di luar. Papa akan minta Alex untuk membelikan puding mangga, jadi cepat selesaikan biar bisa makan puding mangga lagi."
Yuri tersenyum, dia meraih kedua tangan orang tuanya dan mengecupnya. "Makasi, Ma, Pa ...." ucap Yuri menampilkan deretan gigi putihnya yang rapi. Rayhan menggangguk dan membawa Yura pergi sebelum wanita itu menangis lagi.
"Yuri, kamu masih takut padanya?" tanya Dellia menunjukkan foto penculik itu lagi, Yuri hanya diam menatap foto tersebut. "Apa yang kamu rasakan sekarang melihat wajahnya lagi?" tanya Dellia membuat Yuri menaikkan pandangannya.
"Takut, marah, benci."
"Apa karena kamu kembali memimpikan kejadian itu kemarin?" Yuri mengangguk ragu. "Kamu salah," Yuri membelalak terkejut sembari menatap Dellia penuh tanda tanya. Menimang apa yang salah darinya?
"Kamu merasa takut karena dirimu, Yuri saat kecil. Kamu belum membebaskan dirimu yang lalu, kamu masih mengurungnya." Jelas Dellia sambil menunjuk ke arah jantung Yuri, sedangkan Yuri hanya diam memikirkan kembali perkataan Dellia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Fiance [END]
Mystery / Thriller[Jika ada kesamaan nama tokoh, latar dan alur harap maklum. Bukan berarti cerita ini copy paste dan dilarang plagiat.] ⚠Warning : There is violence; sadistic, abusive words, sexual abuse and psychological⚠ R16+ ιт'ѕ иσт נυѕт αвσυт ℓσνє ѕтσяιєѕ, ιт'ѕ...