"Mama, gimana Yuri? Masih hidup gak?" tanya Chesil begitu dia sampai di kamar rawat inap Yuri.
"Ya, begitulah. Hanya saja tubuhnya terlalu lelah, dia harus rajin melakukan terapi agar dapat mengontrol suasana hatinya." jelas Dellia sambil mengatur tetesan infus.
"Maunya juga gitu, Ma. Cuman Yuri kepala besi, susah diajak kerja sama." celutuk Chesil sambil berselonjoran di sofa.
Dellia berjalan mendekati anaknya, "Kamu ini gak ada sopan santunnya. Oh, iya, kalau Yuri sadar kamu jangan sampai keceplosan lagi. Santi kondisinya lumayan buruk, memar yang dia dapatkan, kondisi mentalnya agak terganggu karena terlalu syok, penyakitnya juga mulai kambuh ...."
Chesil hanya membalas dengan deheman, namun fokus gadis itu masih berada di ponselnya. Dengan geram Dellia memukul bahu anaknya membuat Chesil memekik kesakitan, "Aduh, Ma! Kenapa Chesil dipukul?"
"Kamu juga dari tadi dengerin Mama gak? Mama sudah ngomong panjang lebar, apa yang Mama suruh tadi?" omel Dellia sambil berkacak pinggang, Chesil hanya menampilkan cengiran menyebalkannya.
"Hehe ... gak denger, Ma."
Dellia menghela napas panjang, stres dengan kelakuan Chesil yang entah mirip siapa. "Pokoknya jangan sampai Yuri nyari Santi, karena keadaannya lagi down." ulang Dellia menatap Chesil tajam.
Chesil masih dengan posisinya, dia mengangkat tangannya seperti menghormat sambil tersenyum bodoh, "Ay ay, Captain!"
Setelah itu Dellia keluar dari kamar rawat inap Yuri, sedangkan Chesil kembali asik bermain ponselnya. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu, tanpa menoleh Chesil mempersilahkan masuk. Saat pintu terbuka, barulah Chesil menoleh melihat siapa yang datang.
Dia mengerutkan keningnya melihat seorang perawat berjalan masuk dengan troll-nya, "Suster ngapain? Perasaan tadi Mama baru selesai cek?"
Perawat itu tersenyum dan menjawab dengan tenang, "Oh, ini hanya obat tambahan saja."
Chesil mengangguk dan kembali fokus pada ponselnya. Perawat itu mengambil kain kasa yang sudah dituangkannya dengan obat bius dan perlahan-lahan dia berjalan mendekati Chesil tanpa suara. Chesil yang merasa janggal karena merasakan keberadaan orang lain di belakangnya dan ternyata tebakannya benar saat melihat bayangan perawat itu dari ponselnya.
Hup
"Hmpphh ... pphhh ... mmmhhhh ... hhmmm ...."
Chesil memberontak dengan sekuat tenaga, namun ternyata dosis yang digunakan perawat itu lebih banyak dan dia juga sulit bernapas karena terbekap membuatnya pingsan. Perawat tersebut merogoh ponselnya dan memanggil seseorang. Tak lama kemudian, seorang yang berpenampilan seperti dokter masuk ke kamar rawat inap Yuri.
"Sekarang, ceepat sebelum orang datang." desak perawat itu melempar bantal sofa pada dokter palsu alias sekongkolannya. Dokter palsu itu menangkap bantal sofa dengan sigap dan mulai membekap wajah Yuri dengan bantal sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Fiance [END]
Mystery / Thriller[Jika ada kesamaan nama tokoh, latar dan alur harap maklum. Bukan berarti cerita ini copy paste dan dilarang plagiat.] ⚠Warning : There is violence; sadistic, abusive words, sexual abuse and psychological⚠ R16+ ιт'ѕ иσт נυѕт αвσυт ℓσνє ѕтσяιєѕ, ιт'ѕ...