"Santi!"
Seorang dokter muda berparas cantik dengan rambut sebahunya berjalan menghampiri Santi yang bergandengan tangan dengan Alex dengan penuh kekhawatiran.
"Kak Rita!" sapa Santi tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya.
Rita Sania, dokter muda yang berprofesi khusus sebagai dokter anak dan bertanggung jawab atas pengobatan Santi dan beberapa kawannya yang lain. Rita menyejajarkan tingginya dengan Santi, "Kamu jangan kabur lagi, Santi. Kalau kamu kabur lagi, Kakak hukum kamu gak boleh keluar ke lantai lain. Kamu dengar Kakak, Santi?"
Santi menampilkan cengiran kecilnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sudah hampir seminggu dia kabur sendirian untuk naik ke lantai atas demi melihat Yuri yang selalu digagalkan Alex karena tidak mau gadis kecil itu kepikiran.
"Maaf, Kak. Soalnya Santi khawatir sama Kak Yuri, Kak Alex juga gak mau kasih ketemu. Kak Yuri belum bangun, ya? Lama banget tidurnya, tapi Santi janji gak akan ulangin lagi." ucap Santi menyodorkan kelingking kanannya yang kecil.
Rita tersenyum simpul, dia menautkan kelingkingnya dengan kelingking Santi, "Janji, ya."
"Iya!"
"Yaudah, kamu sekarang kembali tunggu suster ke ruangan kamu buat pasang infus dan makan siang, ya." kata Rita mengelus puncak kepala Santi, gadis kecil itu mengangguk mantap.
"Baik! Dada, Kak Alex!" Santi melambaikan tangannya pada Alex lalu berlari pergi, Rita kembali berdiri dan melirik ke arah Alex.
"Anu ...."
Alex menoleh ke arahnya, "Tentang Yuri, itu ...apa kamu baik-baik saja?"
Hampir setengah populasi dari orang rumah sakit mengenal Yuri, bahkan beberapa pasien pun mengenal gadis itu. Bagaimana tidak? Hampir setiap bulan Yuri selalu datang ke rumah sakit, baik sebagai pasien atau sekedar berkunjung seakan-akan rumah sakit adalah rumah ketiganya.
"Terima kasih atas perhatianmu, aku baik-baik saja." jawab Alex tersenyum tipis.
"Oh, udah makan si—"
"Maaf ya, Ta. Aku pergi dulu, masih banyak yang mau dikerjakan. Semangat kerjanya!" pamit Alex tersenyum ramah lalu pergi.
"Ah, iya. Hati-hati ...." balas Rita tersenyum sambil melambaikan tangannya. Melihat punggung lebar Alex yang menghilang dari balik pintu lift langsung melunturkan senyum Rita, dia menghembuskan napas berat.
Perjalanannya masih jauh, atau mungkin dia sudah tidak ada kesempatan? Benar, Rita menyukai Alex dan itu sudah lama sekali. Namun dia juga tahu peluangnya sangat kecil karena prioritas Alex tetaplah Yuri.
Siapa pun mengetahui hal itu hanya dengan melihat interaksi antara Yuri dan Alex yang jika dilihat sudah seperti sepasang suami istri. Tetapi hal itu tidak menurunkan semangat Rita untuk mendekati Alex perlahan-lahan, Rita tersenyum mencoba membangkitkan kembali semangatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Fiance [END]
Mystery / Thriller[Jika ada kesamaan nama tokoh, latar dan alur harap maklum. Bukan berarti cerita ini copy paste dan dilarang plagiat.] ⚠Warning : There is violence; sadistic, abusive words, sexual abuse and psychological⚠ R16+ ιт'ѕ иσт נυѕт αвσυт ℓσνє ѕтσяιєѕ, ιт'ѕ...