-PF- (40)⚠

75 25 39
                                    

⚠️Part ini berisi kekerasan; sadis dan sejenisnya⚠️

Yura menggigiti kuku ibu jarinya gelisah, sudah kurang lebih dari dua jam belum ada tanda-tanda kehadiran Yuri dan Alex yang datang menghampiri mereka dengan selamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yura menggigiti kuku ibu jarinya gelisah, sudah kurang lebih dari dua jam belum ada tanda-tanda kehadiran Yuri dan Alex yang datang menghampiri mereka dengan selamat. Tubuhnya bergetar siap menumpakan airmatanya kapan saja.

"Sayang, tenanglah. Mereka baik-baik saja ...." kata Rayhan mencoba menenangkan Yura, istrinya. Tangisan Yura pecah, dia memeluk Rayhan mencari ketenangan. Tapi tidak bisa, bagaimana bisa dia tenang jika anak perempuannya tidak berada di sisinya?

"Ba-bagaimana ini? Yu-Yuri, Pa ...." ucap Yura terbata-bata, Rayhan merengkuh istrinya. Dia juga tidak tenang, sama sekali tidak bahkan sedetik pun.

Rayhan mengelus puncak kepala Yura, "Kita percayakan pada Jeffan dan Alex."

"Ron, bagaimana keadaan di sana?" tanya Chesil dengan nada serendah mungkin. Ron tidak menjawab, sebaliknya dia mendekatkan bibirnya pada Chesil dan berbisik. Kedua pupil mata Chesil melebar tidak percaya, refleks dia membekap mulutnya sendiri.

"Kenapa, Ce?" tanya Virgan khawatir.

Tubuh Chesil mulai bergetar membuat lelaki itu makin khawatir, Chesil melirik ke arah Virgan dengan pupil mata yang bergetar. "Kenapa, Chesil? Apa yang terjadi di sana?" tanya Rayhan dengan nada penuh kekhawatiran.

"Se-sekarang mereka ...dua lawan dua."

"Ja-jadi, ma-maksud kamu ...Je-Jeffan berpihak pada N-Nelion?" tanya Yura dengan wajah syoknya.

Chesil tidak menjawab, tetapi dia mengangguk pelan. Setelah melihat anggukan Chesil, airmata Yura mengalir lebih deras dan dalam sekejap kehilangan kesadaran karena tidak kuat menerima jawaban dari Chesil.

"Yura!" pekik Rayhan panik, untung saja dia memeluk Yura hingga mencegah wanita itu terjatuh.

"Bagaimana ini? Bagaimana dengan Yuri? Sial, sial, sial ...." gumam Chesil sambil menggigiti kuku ibu jarinya. Chesil mengertakkan giginya, "Awas sampai Yuri terluka, gue sendiri yang bunuh lo, Jeffan."

"Ce ...." panggil Virgan memegang bahu Chesil, gadis itu mendongak dengan tatapan nanarnya. Virgan terdiam, dia mendengar semua gumaman Chesil dari tadi. Dia menyimpulkan, Chesil benar-benar akan membunuh Jeffan jika Yuri, sahabat yang seperti saudarinya terluka karena lelaki itu.

"Tenangin pikiran lo ...." hibur Virgan memeluk Chesil dan mengelus punggung gadis itu. Bahu Chesil bergerak naik turun tanda gadis itu menumpahkan tangisnya, dia mencengkram baju Virgan kuat-kuat sebagai pelampiasan.

"Ron, apakah kamu bisa ke sana?" tanya Rayhan tiba-tiba membuat Ron mengangguk.

Chesil berbalik, "A-apa maksud, Om? Bajingan tua itu tidak akan kalah hanya kedatangan satu lawan aja!"

"Bukan begitu, Ce. Saya juga tahu bagaimana Nelion akan bertindak, dia adalah pria paling licik yang pernah saya temui. Maka dari itu, dengarkan saya. Saya tidak bisa duduk diam menunggu Yuri kembali, tidak ada yang menjamin. Jadi, begini ...."

Psychopath Fiance [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang