Beberapa jam sebelumnya ....
"Jeffan, gimana kalau kamu ngobrol sama Yuri di atas? Biar kalian akrab dan Yuri gak terlalu judes sama kamu, kamu mau?" tanya Yura menatap Jeffan penuh harap.
Jeffan melirik ke arah Nelion yang juga menatapnya agar dia mengiyakan permintaan Yura, dirinya tidak diberikan kesempatan untuk menolak. Jeffan kembali menatap Yura dan tersenyum, "Baik, Ma."
Wajah Yura langsung berseri-seri, "Kamarnya di lantai dua, cari aja pintu yang ada tulisan 'Yuri'."
Jeffan mengangguk dan pamit undur diri, dia melangkahkan kakinya menaiki anak tangga satu per satu, entah kenapa jantungnya berdebar. Saat kepalanya menoleh ke kiri, dia terkejut melihat Yuri yang baru saja keluar dari kamar. Namun dia yakin itu bukan kamar Yuri, sebab gadis itu pastinya tidak suka menampakkan diri saat dirinya dan ayahnya masih di sini.
"Lo habis dari kamar siapa?" tanya Jeffan menaikkan sebelah alisnya, dia juga tanpa sadar menanyakan hal itu pada Yuri.
"Kamar Alex, ngapain kamu naik?" tanya Yuri balik dengan nada ketusnya, Jeffan terdiam. Yuri benar-benar terlalu bebas sampai keluar masuk ke dalam kamar lelaki, terlebih lagi lelaki itu disebutnya sebagai calon suami.
Jeffan mendekati Yuri, "Disuruh sama nyokap lo dan dipaksa bokap gue."
Yuri mengangguk sambil berjalan meninggalkan Jeffan untuk masuk kamarnya yang tidak jauh dari kamar Alex, lebih tepatnya kamar mereka bersebelahan. Hal itu membuat Jeffan semakin tercengang, Yuri membuka pintu kamarnya dan berhenti. Dia menoleh ke arah Jeffan, "Gak masuk?"
Jeffan terdiam, lalu dia melangkah menghampiri Yuri dan ikut masuk ke dalam kamar gadis itu. Yuri duduk dipinggir kasurnya, sedangkan Jeffan menarik kursi belajar Yuri. Keduanya sama-sama diam, tak lama Yuri membuka suara.
"Aku mau mempercepat acara pertunangan malam ini."
Jeffan membulatkan kedua matanya tidak percaya, "Kenapa? Bukannya lo gak suka?"
Yuri terkekeh, lalu dia menjatuhkan dirinya pada kasur dan menatap langit-langit kamarnya. "Mau sekeras apa pun aku mencoba menolak, pada akhirnya aku gak bisa menolak keinginan Mama. Entah kenapa selalu ada rasa bersalah setiap lihat Mama sedih, aku mana tega." terang Yuri, dia bangkit dari posisinya dan menatap Jeffan dengan seulas senyum manis di wajahnya.
"Makanya kamu harus bantuin aku."
Jeffan ikut terkekeh, tanpa gadis itu katakan juga pertunangan mereka pasti terlaksanakan bagaimana pun caranya. "Oke, jadi jam berapa tepatnya bakal diadakan?" tanya Jeffan membuat Yuri tercengang. Sedangkan Jeffan mengerutkan alisnya bingung dengan reaksi gadis itu, "Kenapa?"
"Bukannya kamu gak suka sama aku, ya?" tanya Yuri heran karena segampang itu Jeffan mengiyakan permintaannya, padahal dia sudah menyiapkan beberapa cara untuk membujuk lelaki itu jika saja dia menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Fiance [END]
Mystery / Thriller[Jika ada kesamaan nama tokoh, latar dan alur harap maklum. Bukan berarti cerita ini copy paste dan dilarang plagiat.] ⚠Warning : There is violence; sadistic, abusive words, sexual abuse and psychological⚠ R16+ ιт'ѕ иσт נυѕт αвσυт ℓσνє ѕтσяιєѕ, ιт'ѕ...