"Sampai di rumah aku menyimpan foto itu, tak hanya itu, Alex segera membawa dokter untuk memeriksaku. Dia benar-benar berlebihan, kurang lebih seperti itu kejadiannya." terang Yuri menceritakan kembali kejadian malam itu.
Alex menyodorkan segelas air minum dan Yuri menerimanya dengan senang hati, Farhan mengangguk paham setelah mendengar cerita Yuri sembari merekam percakapan mereka sebagai saksi di pengadilan karena Yuri tidak dipertemukan dengan Nelion di pengadilan nanti.
"Lalu, kapan Anda menyuruh Alex untuk menyelidiki kasus ini?" tanya Farhan menatap Yuri serius. Gadis itu menyunggingkan senyum miring di bibirnya, dia menopang wajahnya dengan telapak tangan kanannya.
"Hm ...kapan, ya? Mungkin ...aku tidak mengingatnya." jawab Yuri tersenyum polos membuat Farhan curiga, tetapi dia tidak bisa bertindak lebih lanjut jika Yuri tidak mengatakannya. Farhan menghela napas panjang, sudah waktunya dia mengakhiri sesi tanya jawab ini.
Farhan bangkit dari duduknya dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan, "Baiklah, terima kasih atas kerjasamanya. Pernyataan Anda akan berguna di pengadilan nanti. Jika Anda berkenan, saya ingin Anda menjadi saksi di—"
"Tidak! Yuri tidak akan ke pengadilan dan kalian juga sudah mendapatkan rekamannya tadi. Jadi, dia tidak perlu bersaksi lagi dan aku sudah mengatakannya pada pengacara kami." potong Rayhan tegas membuat Yuri mengulum senyum di bibirnya.
"Jika Anda mau, bawalah Deanku. Dia berguna untukmu," usul Yuri tersenyum ramah dan melepaskan jabatan tangannya.
"Tidak, tikus itu langsung di penjara saja. Dia tidak perlu menjadi saksi, dia itu tidak berguna." sarkas Rayhan melayangkan tatapan mengintimidasi pada Dean.
"Kesaksiannya bisa membuktikan keabsahan bukti yang kita serahkan di pengadilan dan sebagai hukkumannya dia bisa diberikan pekerjaan menjadi sukarelawan. Walau Dean pernah nakal, tapi dia anak baik. Iya, kan?" kata Yuri menoleh ke arah Dean dengan senyum manisnya.
Dean mengangguk, dia menatap Rayhan berani dan serius. "Ya, saya bersedia menerima hukuman apa pun yang diberikan."
Jeffan mendekati Yuri perlahan dan menunduk sedikit untuk berbisik, "Kamu mau ngapain lagi? Dia memang pernah bekerja denganmu, tapi dia juga pernah bekerja dengan papaku. Apa dia bisa bebas begitu saja?"
Yuri menoleh dengan senyum miring di bibirnya, Jeffan sontak menjauhkan wajahnya karena jarak mereka yang menipis. "Kenapa? Dia memang terlibat dengan tersangka, tapi itu dulu. Bukankah kamu juga sama? Kamu anak tersangka, bahkan bisa menjadi kaki tangan Nelion dalam kasusku dan juga menodongkan senjata padaku."
Jeffan kehabisan kata-kata, dia berdehem dan kembali menegakkan tubuhnya. Ya, yang dikatakan Yuri sangat benar. Dia anak tersangka malah berkeliaran bebas, padahal seharusnya dia juga berada dalam penjara.
Yuri terkekeh dan menepuk bahu Jeffan santai, "Tenanglah, aku tahu bagaimana orang-orangku bekerja."
"Ucapan Nona Yura sangat benar, kesaksian Dean sangat penting. Kalau begitu, Tuan Dean, bisakah Anda ikut bersama saya? Banyak hal yang ingin saya tanyakan ...." kata Farhan menatap ke arah Dean, lelaki itu segera mengangguk sebagai jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Fiance [END]
Mystery / Thriller[Jika ada kesamaan nama tokoh, latar dan alur harap maklum. Bukan berarti cerita ini copy paste dan dilarang plagiat.] ⚠Warning : There is violence; sadistic, abusive words, sexual abuse and psychological⚠ R16+ ιт'ѕ иσт נυѕт αвσυт ℓσνє ѕтσяιєѕ, ιт'ѕ...