Psychopath Fiance [END]

-PF- (1)⚠

Setiap ada tanda ⚠ artinya terselip adegan kekerasan; sadis.

Gadis itu bersenandung ria berjalan tanpa arah memasuki jalan sempit yang sepi, dia hanya ingin berjalan lebih lama lagi sebelum ia tertangkap. Gadis itu menikmati hembusan angin malam yang menusuk kulit putihnya, dari kejauhan dia melihat dua pria dewasa yang berjalan dari arah berlawanan dengannya.

Rasa girangnya tadi seketika menghilang, dia menoleh ke kanan dan ke kiri. Sepi, tak ada orang lain selain mereka bertiga. Tubuhnya refleks bergetar ketakutan, pikirannya di penuhi hal-hal negatif dan dugaannya benar saat kedua pria dewasa itu berjalan mendekatinya dengan senyum penuh makna. Dia bergeming, ia ingin lari tapi kakinya berkata lain.

"Nona, kenapa berjalan sendiri? Apa kau tersesat?" tanya salah satu dari mereka—ia memiliki tato di sepanjang tangan kanannya—gadis itu hanya menunduk.

"Be-benar ...." lirihnya dengan suara yang bergetar.

"Ah, kalo begitu, mau pulang bersama kami?" tanya pria yang satu lagi—ia memiliki tindik pada telinga dan bibirnya—berjalan mendekat pada gadis tersebut.

Dia sontak berjalan mundur ketakutan, melihat itu si pria bertato tertawa lalu ikut memojokkannya.

"Maksudnya, apa mau kami mengantarmu? Kenapa kau bersikap seolah-olah kami adalah penjahat?" Si Pria bertato dengan lancang mengelus punggungnya. Tubuhnya menegang, matanya berkaca-kaca, ia berdoa dalam hati agar ada yang menolongnya.

Betapa bodohnya jika kau mengharapkan orang lain, kau tidak pernah berubah ....

Tak ada reaksi ataupun jawaban dari gadis itu membuat mereka tersenyum miring, mereka menduga bahwa gadis ini juga menyukainya. Bukan hanya punggung, kini mereka menjamah paha, bokong dan pinggangnya.

Sialan, kenapa kau terus membuatku berurusan dengan orang cabul?

"Hey, Paman. Bukankah ini tidak sopan?" Ia tiba-tiba bersuara membuat kedua pria tersebut tersentak kaget.

"Fuck, kau membuatku kaget." umpat si pria bertato berjalan mundur.

"Tidak sopan? Sepertinya tidak, karena kau terlihat menyukainya juga." ujar pria bertindik dengan senyum miringnya.

Ia menyeringai, "Suka? Ah, Paman benar. Saya juga suka ...."

"Sebelum itu, bagaimana jika kita bermain hal 'lain' sebentar?" tawarnya membuat kedua pria tersebut menaikkan sebelah alisnya.

"Jika Paman menyetujuinya, maka saya juga menyetujui 'permainan' Paman tanpa ada perlawanan. Bagaimana?" tawarnya sembari tersenyum miring.

Mereka saling menatap, lalu kembali menatap gadis dihadapan mereka. Mereka tersenyum, "Baiklah ...."

"Apa pun untuk gadis cantik sepertimu, pasti akan kami turuti ...." ujar si pria bertato mendekatkan wajahnya pada gadis itu

"Kalau begitu ...."