Kring kring kring
"Oke, anak-anak, kalian bisa beristirahat." imbuh guru matematika mereka berjalan keluar kelas membuat kelas mereka langsung ricuh penuh kegirangan.
"Akhirnya, matematika, musuh bebuyut gue selesai juga. Capek otak gue ngelag mulu ngerjain soalnya," keluh Virgan merentangkan tangannya mendengar itu, Chesil memutar bola matanya malas.
"Gini, nih. Manusia gak tahu diri, merendah untuk meroket." sindir Chesil karena apapun yang dikeluhkan Virgan, sialnya lelaki itu mendapatkan nilai tinggi. Salah satu contohnya di mata pelajaran matematika, nilai lelaki itu tidak pernah di bawah delapan puluh.
Virgan berjalan menghampiri Chesil dan merangkul bahu gadis itu, "Iri bilang, Sayang." godanya tersenyum meledek membuat Chesil naik pitam. Dia tersenyum dan mencubit kuat lengan Virgan yang bertengger di bahunya.
"Sayang-sayang pala lo peyang!"
Chesil menghempas kasar lengan Virgan dan mendelik tajam pada lelaki itu, Yuri terkekeh. Dia bangkit dari duduknya, "Ce, kantin yuk!"
Wajah Chesil langsung berubah mendengar ajakan Yuri, dia menggandeng lengan kanan Yuri. "Skuy, kita makan apa hari ini?" tanyanya dengan mata yang terbinar-binar membuat Yuri tertawa kecil, seolah-olah dia melihat ada ekor yang mengibas di belakang Chesil.
"Siomay sama es jeruk kayaknya enak ...."
Di kantin ....
"Tada, siomay pesanan Nyai udah datang!" seru Chesil menyodorkan nampan yang berisi dua mangkuk siomay dan dua gelas es jeruk. Chesil duduk di hadapan Yuri, keduanya mulai melahap makanan mereka.
Chesil menatap Yuri tajam, perilaku gadis itu belakangan ini sangat aneh. Biasanya dia akan ribut membicarakan hal yang tidak penting, sekarang dia hanya diam. "Yur, pasti ada yang lo sembunyiin dari gue? Ngaku lo!" desak Chesil membuat Yuri mengangguk.
"Iya," jawabnya tanpa pikir panjang membuat Chesil terperangah.
Nih, bocah bener-bener, ya!
"Trus lo gak mau cerita ke gue gitu? Masa main rahasia-rahasiaan sama gue?"
Yuri melihat Chesil dengan kedua mata polosnya, dia menyeruput es jeruknya tenang. "Nanti kamu kasih tahu Alex, aku udah janji sama klien gak bocorin privasi." tuturnya bangkit dari duduknya membuat Chesil kebingungan.
"Mau ke mana lo, Tong?"
"Kelas, bentar lagi masuk." jawab Yuri tersenyum jahil lalu berjalan meninggalkan Chesil, gadis itu mendengus pasrah.
"Berasa sadgirl sejati gue, ditinggal mulu." celutuk Chesil berlari kecil mengejar Yuri yang sudah jauh darinya. Tak lama setelah mereka kembali ke kelas, bel masuk berbunyi menandakan pelajaran akan segera di mulai kembali.
Sepanjang pelajaran, Chesil terus memperhatikan gerak-gerik Yuri. Gadis itu terlihat biasa saja seperti biasanya, namun sifat tenangnya yang mendadak muncul membuat banyak pertanyaan dalam pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Fiance [END]
Mystery / Thriller[Jika ada kesamaan nama tokoh, latar dan alur harap maklum. Bukan berarti cerita ini copy paste dan dilarang plagiat.] ⚠Warning : There is violence; sadistic, abusive words, sexual abuse and psychological⚠ R16+ ιт'ѕ иσт נυѕт αвσυт ℓσνє ѕтσяιєѕ, ιт'ѕ...