"Eukh ...." erang Yuri memegangi kepalanya yang berdenyut-denyut nyeri, dia mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Udah bangun? Mau makan?"
Suara yang menginterupsinya membuat Yuri menoleh, dia melihat sosok Alex yang tengah membelai kepalanya sambil tersenyum hangat. Yuri mengubah posisinya perlahan sesekali menguap dan Alex memberikannya segelas air, "Kamu lapar? Kamu lewatin makan siang pasti sekarang lapar, kan?"
Yuri mengedarkan pandangannya takut-takut, "Alex, sendiri?"
"Iya, Mama pulang karena ada urusan pekerjaan. Jeffan mengantar kenalannya, buburnya kupanasin dulu, tunggu sebentar, ya." jawab Alex penuh perhatian, Yuri hanya mengangguk. Tetapi dia masih bersikap waspada terhadap sekitarnya.
Tak lama Alex menyiapkan bubur untuknya dan menyuapkannya, setelah Yuri menghabiskannya buburnya, Alex memberikannya beberapa butir obat yang harus dikonsumsi Yuri selama masa pemulihan.
"Aku ...." Yuri menjeda ucapannya dan mendongak.
"Tadi siang, aku berulah lagi, ya?" tanya Yuri tersenyum getir pada Alex.
"Berulah bagaimana? Orang kamu tidur nyenyak, memangnya kenapa?" tanya Alex kembali duduk di tepi brankar Yuri. Kedua mata Yuri berkaca-kaca membuat Alex semakin bingung, Gak mungkin Yuri ingat, kan?
"Alex, apa dia akan mendatangiku lagi?"
Alex tersentak kaget, dia tidak menyangka Yuri akan mengingatnya, biasanya setelah terbangun habis memimpikan penculik itu dan tidur lagi, saat dia bangun lagi dia akan lupa dan bersikap ceria seakan-akan tidak pernah mengalami mimpi buruk tersebut.
"Ka-kamu ingat?"
Bulir-bulir airmata Yuri mulai berjatuhan, "Aku ...aku takut, Alex. Ke-napa dia ...hiks ...datang lagi? Alex, heuk ...a-aku takut ...."
Tangan Alex terangkat membelai wajah Yuri, ibu jarinya bergerak menghapus kedua airmatanya yang terus mengalir. Alex mengecup kening Yuri dan memeluknya, "Sssttt ...tenanglah, dia tidak akan datang lagi. Ada aku yang menjaga dan melindungimu, ada banyak yang lainnya juga. Kamu aman ...."
"Mumpung masih jam delapan, bagaimana kita mampir sebentar ke tempat Santi dan teman-temannya? Sekalian membacakan mereka dongeng, Santi mengeluh kalau aku tidak sehebat kamu dalam membaca dongengnya."
Yuri mendongak, dia berhenti menangis dan kedua matanya berbinar penuh semangat. "Benarkah? Ayo ke sana sekarang! Aku merindukan mereka, aku tidak bisa mengunjungi mereka karena Mama dan Papa melarangku keluar. Padahal hanya untuk bertemu mereka," gerutu Yuri dengan wajah cemberutnya.
"Iya, ayo. Mungkin mereka juga sudah menyelesaikan makan malam," ujar Alex tersenyum simpul, setidaknya dia berhasil mengembalikan semangat Yuri lagi. Yuri dengan semangat menuruni brankarnya dan segera berlari kecil keluar dari kamar rawat inapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Fiance [END]
Mystery / Thriller[Jika ada kesamaan nama tokoh, latar dan alur harap maklum. Bukan berarti cerita ini copy paste dan dilarang plagiat.] ⚠Warning : There is violence; sadistic, abusive words, sexual abuse and psychological⚠ R16+ ιт'ѕ иσт נυѕт αвσυт ℓσνє ѕтσяιєѕ, ιт'ѕ...