Yuri berjalan memasuki gedung pencakar langit miliknya, tak lupa dia membalas sapaan karyawan-karyawan yang bekerja di perusahaan ini. Kakinya melangkah memasuki lift khusus untuk jabatan yang tinggi dengan aturan, jika dia berada dalam lift tersebut, tidak ada petinggi lainnya yang boleh ikut masuk dengannya, kecuali dia membawa tamu atau keluarganya.
Peraturan tersebut dibuat langsung oleh Rayhan, ayahnya dengan alasan keselamatan putrinya. Mengingat tak hanya musuh Yuri, musuh Rayhan pun banyak.
Ting!
Yuri langsung melangkahkan kakinya begitu ia sampai di lantai 12. Dia melihat lorong sekitarnya yang terasa sunyi, hanya bunyi gesekan flatshoes-nya yang bersentuhan dengan lantai setiap ia melangkah. Yuri berhenti tepat di depan ruangan Direktur Keuangan. Tanpa mengetuk pintu, Yuri menerobos masuk.
"Halo Ceseee!! Sibuk banget keliatannya, lagi ngapain?" tanya Yuri tanpa dosa, padahal dia sudah melihat jelas Chesil sibuk dengan kertas-kertas di atas mejanya.
Chesil langsung mendelik dan tersenyum sinis, "Heh, gue? Ngapain? Lagi nyari pasar gelap buat jual lo."
"Hehe, aduh ...gak boleh gitu, dong. Nanti Cese kesepian, gimana?" rayu Yuri langsung berlari kecil kemudian memijat-mijat pundak temannya itu. Chesil menepis kasar tangan Yuri membuat gadis itu meringis kecil, "Galak bener, Bu."
"Lo gak usah banyak bacot, ini sama ini, bawa ke ruangan lo." tutur Chesil sembari menunjuk dua tumpuk kertas yang menggunung membuatnya menggigit bibir.
"Satu dulu, ya, Ce?" tawarnya mengeluarkan jurus puppy eyes. Chesil melihat itu mulanya tersenyum, namun dalam sekejap senyumnya sirna dan wajahnya berubah datar.
"Gak, bawa cepat." ucapnya datar dan tegas.
"Ce, ini gak kebanyakan? Kayaknya baru tiga hari, deh, aku anggurin. Masa sebanyak ini? Aduh, tiba-tiba kepala aku pusing." keluh Yuri dramatis sembari memegangi kepalanya.
"Gak peduli gue, sana cepat bawa. Dua jam tiga puluh menit lagi lo ada meeting sama perusahaan Manarch." ujar Chesil tanpa melirik ke arah Yuri sedikit pun, Yuri menggerutu kesal.
"Harusnya aku pensi—eh, apa kamu bilang? Manarch? Kayaknya pernah dengar, deh." Chesil mengangguk, lalu menoleh.
"Dia anak Nelion Manarch, siswa baru kemarin. Gue juga kaget pas bikin laporannya, dunia sesempit itu. Intinya lo harus hati-hati, terlebih lagi Manarch ini sedikit—"
"Licik." potong Yuri menarik sudut bibirnya naik, Chesil menghela. Harusnya dia tidak perlu menjelaskan karena Yuri mengetahuinya, semuanya.
Tanpa diketahui dari mana asal info itu.
"Ya, ya, ya. Udah nih lo bawa sekalian," Chesil menaruh map bersampul hitam di atas tumpukkan kertas yang harus dikerjakan Yuri. Gadis itu mendengus kesal dan dengan berat hati membawa tumpukkan-tumpukkan kertas tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Fiance [END]
Mystery / Thriller[Jika ada kesamaan nama tokoh, latar dan alur harap maklum. Bukan berarti cerita ini copy paste dan dilarang plagiat.] ⚠Warning : There is violence; sadistic, abusive words, sexual abuse and psychological⚠ R16+ ιт'ѕ иσт נυѕт αвσυт ℓσνє ѕтσяιєѕ, ιт'ѕ...