"Antar aku ke kediaman Heldon," perintah seorang wanita muda berjalan keluar dari rumah besar yang sudah lama dia tempati, beberapa pengawal berpakaian hitam mengikutinya di belakang. Namun saat wanita itu berada di depan mobil, tidak ada satu pun yang bergerak membuka pintu.
"Aku bilang antar aku ke kediaman Heldon." ulang wanita itu dingin.
"Tapi Non—"
"Apa kalian akan membantah?"
"Nona, kami harus memastikan Anda terlebih dahulu. Apa Anda sudah mendapat izin sebelumnya?"
Wanita itu menoleh dan menatap salah pengawalnya tajam, "Kau pikir aku bodoh? Kau pikir aku keluar tanpa izinnya?" Pengawal tersebut langsung menunduk meminta maaf, sedangkan pengawal yang lainnya mulai membukakan pintu mobil.
Wanita itu masuk dan duduk di kursi belakang, "Jalan, aku tidak mau mengulang."
"Ba-baik, Nona." jawab sopir.
"Mari kita lihat gadis kesayangan mereka semua ...."
Tak butuh waktu lama, akhirnya dia sampai di kediaman Heldon. Sopir tersebut keluar dan membuka pintu untukknya, wanita itu keluar dari mobil sambil menatap kediaman besar tersebut. "Kau bisa pergi, nanti saya hubungi. Ah, tidak, tunggu di sekitar sini tanpa dicurigai orang lain."
"Baik, Nona." ucap sopir tersebut dan pergi.
Wanita itu menghirup udara dalam, lalu dia menghembuskannya perlahan. "Kuharap kau tidak jauh dari ekspetasiku ...."
Wanita itu melangkahkan kaki mendekati gerbang, "Saya ingin bertemu Yuri, sudah janji sebelumnya."
"Baik, silahkan masuk." balas satpam membukakan pintu gerbang. Wanita itu berjalan masuk ke halaman kediaman Heldon, tak lupa dia mengucapkan terima kasih dengan senyum manisnya. Samar-samar terdengar suara orang berbincang yang tak jauh darinya.
"Lina, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu. Apa kamu bersedia?"
Wanita itu mendekat, "Ah, ha-hai ...."
°••●••°
"Sialan, gue bener-bener nyesal udah bolos!" gerutu Chesil lalu membawa napan yang berisi empat gelas teh. Dia berjalan mendekati ruang tamu yang diselimuti ketegangan dan canggung. Yuri, duduk di sofa tunggal di tengah. Lina, duduk di sofa samping Yuri, berhadapan dengan Feriska.
Chesil menghidangkan teh tersebut dan duduk pada tangan sofa. Entah kenapa, sejak kedatangan Feriska, Lina terlihat seperti orang yang kebingungan. Seolah-olah dia sudah mengenal Feriska dan mempertanyakan kedatangan wanita itu.
"Jadi, ada urusan apa Anda ke sini?" tanya Yuri sambil memangku kepalanya dengan tangan mengepal yang bertumpu pada pegangan sofa. Feriska bertingkah seperti gadis muda yang polos, dia memainkan jari-jemarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Fiance [END]
Mystery / Thriller[Jika ada kesamaan nama tokoh, latar dan alur harap maklum. Bukan berarti cerita ini copy paste dan dilarang plagiat.] ⚠Warning : There is violence; sadistic, abusive words, sexual abuse and psychological⚠ R16+ ιт'ѕ иσт נυѕт αвσυт ℓσνє ѕтσяιєѕ, ιт'ѕ...