-PF- (60)

102 24 27
                                    

Empat bulan kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Empat bulan kemudian ....

Krak krak krak

"AAKKHH ...JARI GUE!!!" pekik lelaki di hadapan Yuri, lebih tepatnya tengah bersimpuh lutut.

"Kak, kamu berisik banget. Apa perlu aku cekik supaya diam?" tanya Yuri mengerutkan keningnya dengan wajah polosnya

"Dasar gadis gila!" umpat lelaki itu mendongak marah menatap Yuri tajam.

Yuri menyunggingkan smirk di wajahnya, "Heh, bukankah kakak sendiri yang bilang mau menyenangkanku?" Yuri menginjak paha lelaki itu dan menarik dagunya, kedua mata ambernya menatapnya lurus seolah melahap lelaki itu.

"Hem ...bagaimana ini? Aku tidak membawa belatiku, jadi aku tidak bisa merobek kulitmu. Apa aku congkel saja matamu? Bagaimana, Kak? Apa kamu suka jika kau mencongkel matamu?" tanya Yuri tersenyum manis.

Tubuh lelaki itu bergetar, dia melihat Yuri ketakutan, "Gila, kau gila!"

Yuri menghempas kasar wajah lelaki itu dan menatapnya datar, "Sepertinya benar aku harus mencongkel matamu."

"Tidak! Tidak!! TOLONG!!!"

Ceklek

"Hei, apa yang kau lakukan di toilet laki-laki?" sahut seorang petugas keamanan yang baru saja datang karena mendengar laporan keributan.

"Oh, Pak Petugas. Aku hanya melakukan hal yang menyenangkan, lagi pula kakak ini yang mengajakku. Benarkan, Kak?" tanya Yuri menoleh pada lelaki yang masih diinjak pahanya sambil tersenyum polos.

"Tidak, Pak! Tolong saya, dia gadis gila! Tidak waras! Dia ingin mencongkel mata saya!" adu lelaki itu sambil menunjuk Yuri penuh ketakutan.

"Permisi ...Yuri!" panggil Alex yang baru saja menerobos masuk ke toilet lelaki yang dikerumuni beberapa orang.

"Maaf sudah berbuat keributan, Pak. Kami akan bertanggung jawab, sekali lagi mohon maaf." kata Jeffan berbicara pada petugas keamanan tersebut.

"Oh, Alex, Jeffan! Apa Dean sudah sampai?" tanya Yuri girang melepas injakannya dan berjalan mendekati Alex.

"Kamu keluar dulu, di luar ada Chesil nunggu. Jangan ke mana-mana, langsung samperin Cheisl." perintah Alex mengabaikan pertanyaan Yuri. Gadis itu mengerucutkan bibirnya karena diabaikan, lalu dia menoleh ke arah lelaki yang sudah dia patahkan tiga jari kanannya.

"Dadah, Kak. Kalo ketemu lagi, ayo bersenang-senang bersama lagi!" seru Yuri tersenyum manis dan mengedipkan sebelah matanya. Yuri berjalan keluar dari toilet laki-laki, kerumunan orang-orang langsung membukakannya jalan tanpa dia harus bersusah payah berteriak.

"YURI!!!" teriak Chesil berlari ke arahnya.

"CESE!!!" balas Yuri melambaikan tangannya penuh semangat.

Plak

"Aduh, Ce! Kok aku dipukul?" keluh Yuri mengelus bahunya menatap Chesil bingung.

"Lo juga, bilang ke toilet tapi lama banget kembalinya. Gue dengar ada yang berkelahi sampai jarinya parah di toilet laki-laki. Pasti itu lo, kan? Lo kenapa bisa sampai ke toilet laki-laki, sih? Mata lo rabun gak bsia baca? Lo tuh bener-bener, ya! Gimana kalo lo sampai diperkosa? Dipukuli? Atau ditusuk?" omel Chesil sambil berkacak pinggang.

Psychopath Fiance [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang