-PF- (31)

130 52 211
                                    

Deg deg deg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deg deg deg

Suara langkah kaki teman Ron semakin mendekat.

Sret ....

"Bagaimana, Edi?"

Edi mengarahkan senter sampai bagian penjara terakhir, namun dia tidak menemukan apa pun. "Aman," ujarnya berjalan kembali ke tempat Ron berada. "Biar aku yang membagikan sisa makanan dan minuman mereka ...." ucapnya langsung diangguki Ron.

Tap tap tap

Suara derap kaki yang menuruni tangga terburu-buru terdengar, keduanya mengalihkan perhatian mereka pada anak tangga. "Ah, Ron, aku mencarimu." ucap Lina yang muncul setelah menuruni anak tangga terakhir.

Keduanya menghela napas, entah kenapa merasa ikut tegang. "Ada apa lagi?" tanya Ron membuat Lina mengeluarkan cengiran khasnya.

"Ada pesanan untukmu, paket."

Ron mengerutkan keningnya, dia merasa tidak pernah berbelanja online. Dia berjalan pergi mengikuti Lina kembali naik ke atas, sedangkan Edi, teman Ron yang ditinggalkan kembali menjalankan tugasnya.

Orang itu menghela napas lega, dia kira akan mati tertangkap. Beruntung di saat-saat terakhir tangannya menyentuh lemari dan dengan cepat bersembunyi di samping lemari. Setelah cahaya senter Edi tidak terlihat lagi, dia merosot jatuh.

"Hampir saja ...."

"Orang asing, segera dapatkan informasi yang kau mau dan bebaskan kami!" seru salah satu di penjara terakhir.

"Baiklah!" balasnya walau tidak nyaring, tapi dia bisa memastikan mereka yang mendengar jawabannya akan memberitahu yang lainnya. "Saatnya mencari bukti ...."

Orang itu bangkit dari posisinya dan meraba-raba lemari di samping kanannya, dia tidak berani menyalakan senternya. Dengan bantuan cahaya remang-remang, dia menemukan pintu kedua yang dikatakan para sandera dan segera masuk selagi tidak ada yang berjaga.

Tap tap tap

Lina berjalan menuruni anak tangga menuju ruang bawah tanah, dia berbelok ke kanan menuju ruangan Yuri. Dia berhenti tepat di depan pintu ruangan Yuri dan membungkuk sedikit, dia meletakkan sebuah kunci, lalu dia pergi dengan senyum misteriusnya.

"Teman-teman, kalian sudah bekerja keras. Ini minuman untuk kalian," ucap Lina menyodorkan beberapa gelas kopi yang diseduhnya. Tiga orang yang berjaga di luar toko bunga tersenyum senang, jarang-jarang mereka dibuatkan minuman seperti ini.

Dengan senang hati ketiganya menerima dan meminumnya tanpa curiga, "Khaaa ...makasi, Lin. Paling pengertian, deh." seru salah satu dari mereka. Lina hanya mengangguk dengan senyum manisnya, lalu dia masuk ke dalam dan mendekati orang yang menjaga kasir.

"Kamu sudah bekerja keras, aku tadi kelebihan beli cemilan. Untukmu saja," ucap Lina menyodorkan macaron yang dia beli pada lelaki yang menjaga kasir. Dia berterima kasih dan memakannya tanpa curiga.

Psychopath Fiance [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang