-PF- (21)

165 77 217
                                    

"Ekhm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ekhm ...." dehem Jeffan karena merasa terabaikan padahal dia sudah masuk sejak sepuluh menit yang lalu, kedua insan tersebut menoleh.

"Jeffan mau?" tanya Yuri sambil menawarkan buah apel yang sudah dia potong.

"Gak, Makasi." tolak Jeffan berjalan menuju sofa dekat jendela dan menjatuhkan bokongnya.

"Ngapain ke sini? Jangan bilang karna Mama lagi," kata Yuri sambil memakan apel tersebut.

"Tuh tahu, ngapain nanya?" balas Jeffan sambil menaikkan sebelah alisnya.

Yuri berdecak kesal sambil memutar bola matanya, Alex terkekeh melihat interaksi keduanya. "Kalian kayak anjing sama kucing aja setiap ketemu," sahut Alex menekan kata anjing. Kedua bola mata Yuri sontak membola mendengar ucapan lelaki itu.

"Alex, mulutnya!"

"Hehehe ... bercanda. Oh iya, tadi Papa ada bawain puding, mungkin lupa kasih tahu kamu. Ada di kulkas kalo kamu mau makan," kata Alex tiba-tiba teringat dengan puding yang dibawakan Rayhan saat mengunjunginya.

"Tentu mau dong!" ucap Yuri girang bangkit dari duduknya dan berlari kecil menuju kulkas mini yang ada disudut kamar, tiba-tiba dia teringat dengan Santi dan teman-temannya. Dia berpikir sejenak lalu memutuskan untuk menghubungi mbak Rini.

Pudingku

Mbak Rini!! Tolong bungkus puding yang di etalase kanan semuanya, ya. Hehehehe ....|

|Okey, mau diantar kemana?

Ke rumah sakit xxx, kamar VVIP No. 23|

Yuri tunggu, ya|

|Okee, sebentar aku siapin.

Sipp! Makasi Mbak!!|

"Lagi chatan sama siapa, tuh?" tanya Alex dengan nada jahilnya saat melihat Yuri yang senyum-senyum sendiri sambil menatap ponselnya.

Yuri menoleh dan menampilkan cengirannya, "Aku pesen puding sama mbak Rini buat Santi dan teman-temannya. Mumpung aku di sini, jadi sekalian mau jenguk mereka."

Alex tersenyum tipis, "Kebiasaan banget, jangan terlalu sering kasih makan puding. Nanti kamu dimarah sama suster karena bawain mereka puding terus." Yuri mengangguk sambil mengambil puding mangganya, lalu dia kembali berjalan duduk di samping brankar Alex.

"Iya, lagian aku jarang-jarang ke sini. Kamu istirahat aja, biar aku sama Jeffan yang jagain." kata Yuri tersenyum manis, Jeffan yang tadinya merasa dongkol mendengar percakapan mereka langsung membulatkan kedua matanya yang tiba-tiba disebut-sebut.

Bener kata Chesil, bakal jadi nyamuk kalo udah masuk atmosfer uwu mereka.

Ting!

Yuri yang asik menyendokkan puding mangga ke dalam mulutnya langsung terhenti, dia menggerutu kesal karena merasa kenikmatannya terganggu. Dia merogoh kembali ponselnya dan melihat siapa yang tengah mengganggunya.

Psychopath Fiance [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang