Puding-puding dan mangkuk es krim mereka masih ada, hanya tidak ada orangnya. "Mbak Rini?" panggil Alex mendekati meja kasir, tak lama mbak Rini keluar dapur menuju kasir dengan raut bingungnya.
"Kena—Astaga! Wajah kamu kenapa bonyok begitu?"
"Yuri mana? Jeffan mana? Gak, Yuri lebih penting. Dia ke mana? Ada pamit pergi? Atau dia mengikuti orang yang mencurigakan?" tanya Alex beruntun.
"Mereka ada di belakang, la—"
Alex langsung bergegas melewati meja kasir masuk menuju dapur, Yuri yang sedang menghias pudingnya menoleh saat mendengar langkah kaki. Dia menyambut kedatangan Alex dengan senyum lebar, "Eh, Alex udah bal—"
Alex menarik Yuri ke dalam pelukannya dan menghela napas lega, "Syukurlah ...."
Yuri mengedipkan matanya beberapa kali, mencoba memahami situasi. Gadis itu memilih membalas pelukan Alex dan mengelus punggungnya lembut, mencoba menenangkan lelaki itu. "Kenapa? Ng?"
"Aku takut ...jangan hilang, jangan pergi, jangan bersamanya ...." ucap Alex mengeratkan pelukannya, Yuri terdiam. Jantungnya berdetak lebih cepat, Alex sangat jarang mengutarakan perasaannya kini mengatakannya.
Semua perasaan yang terpendam dalam dirinya, tersalurkan melalui pelukan dan beberapa kata darinya. Entah kenapa mendengar perkataan Alex, Yuri merasa tidak nyaman. Jeffan menatap keduanya datar, Drama apa ini? Tunanganku memiliki calon suami yang lain?
"Ya, aku di sini, tidak pergi, tidak hilang dan ...."
Yuri menjeda ucapannya, dia menggigit bibirnya merasa tidak yakin dengan jawabannya sendiri dan kembali melanjutkan ucapannya. "Tidak bersamanya, aku untuk Alex dan Alex untukku, kita seperti itu, kan?"
Yuri melepaskan pelukannya dan tersenyum, "Pulang, ya? Wajah kamu penuh luka, habis ketemu pencopet apa habis bantuin orang tawuran, sih? Padahal katanya cuman cek sesuatu, pulang-pulang bawa luka."
Yuri menggandeng tangan Alex dan berpamitan dengan mbak Rini, "Mbak, puding buatanku simpan dulu, ya. Maaf ngerepotin, nanti aku ambil."
Gak, Ri. Sekarang, kamu bukan untukku dan sedang ragu. Aku tahu itu, kamu tidak bisa membohongiku. Kamu hanya belum yakin ....
"Iya, gak papa. Hati-hati, ya."
Yuri mengelus puncak kepala Alex yang tengah bertumpu pada bahunya, lelaki itu tertidur. Yuri melirik ke arah Jeffan, "Anu ...."
"Kenapa?" jawab Jeffan cepat tanpa menoleh.
"Ah, gak. Gak jadi ...." ucap Yuri memalingkan wajahnya dari Jeffan, dia menatap wajah Alex yang terluka. Yuri menghela napas panjang dan bergumam, "Kamu terus begini, Alex ...."
Kamu menyembunyikan apa yang ingin kuketahui dan tidak mengatakannya sebelum aku bertanya, terkadang aku merasa kamu menyembunyikan sesuatu yang besar dariku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Fiance [END]
Mystery / Thriller[Jika ada kesamaan nama tokoh, latar dan alur harap maklum. Bukan berarti cerita ini copy paste dan dilarang plagiat.] ⚠Warning : There is violence; sadistic, abusive words, sexual abuse and psychological⚠ R16+ ιт'ѕ иσт נυѕт αвσυт ℓσνє ѕтσяιєѕ, ιт'ѕ...