-PF- (26)

143 61 202
                                    

Yuri melipat kedua tangannya kesal, dia terus bergumam mengumpati Chesil yang membawa lari puding mangganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuri melipat kedua tangannya kesal, dia terus bergumam mengumpati Chesil yang membawa lari puding mangganya. Jeffan tersenyum tipis melihat tingkah Yuri yang mirip dengan anak kecil yang mengambek, tiba-tiba gadis itu menatapnya.

"Jef ...."

"Hm?"

"Mau jalan, boleh?" tanya Yuri hati-hati, pasalnya sejak kedatangan Jeffan, dia tidak boleh beranjak dari brankarnya. Selangkah pun, kecuali ke kamar mandi. "Gak, istirahat." jawab Jeffan mengacuhkan Yuri dengan bermain ponselnya.

"Iihh ...cuman jalan-jalan di rumah sakit, boleh, ya? Ya? Ya? Ya?" tanya Yuri membujuk Jeffan dengan puppy eyes-nya berharap Jeffan luluh dengan wajah imutnya, lelaki itu menatap Yuri.

"Emang mau ke mana?"

Kedua mata Yuri langsung berbinar-binar, "Lihat Santi sama yang lain!"

"Gak."

Senyum cerah di wajahnya langsung luntur dalam sekejap mendengar jawaban Jeffan yang mungkin langsung keluar tanpa dia pikirkan dulu. "Lah? Gimana, sih? Mending tadi gak usah nanya!" ujar Yuri sebal melempar bantalnya tepat mengenai wajah lelaki itu.

Jeffan menghela, dia bangkit dari duduknya dan membawa kembali bantal tersebut. Lalu dia dengan lembut membaringkan Yuri membuat gadis itu mengerutkan keningnya bingung, Salah minum obat nih anak? Aneh banget ....

Yuri bangkit dari posisinya dan menyejajarkan tubuhnya dengan Jeffan, lelaki itu mengernyit bingung. Yuri menempelkan punggung tangannya pada dahi Jeffan, memeriksa suhu tubuhnya. "Gak panas, kok? Kenapa, ya?"

"Apaan, sih?" Jeffan menepis tangan Yuri dan mendudukannya.

"Kayaknya bener, hari ini kamu aneh banget. Salah minum obat? Atau ada yang kamu sembunyiin? Hayo ngaku, kenapa? Alex selingkuh? Atau kamu selingkuh? Atau papa Nelion yang selingkuh? Atau papaku yang selingkuh?"

Pletak

"Aakkh! Sakit! Jidat paling mulusku ...enak aja dijitak-jitak!" oceh Yuri mengelus keningnya.

Jeffan menatap Yuri tajam, "Lo diam. Istirahat, bisa?"

Yuri melongo, entah kenapa dia merasa tertantang. Dia mengangkat wajahnya dengan angkuh, "Gak bisa, kalo gak bisa mau apa?"

"Gak bisa? Yakin?"

"Yakinlah, ngapain takut? Emang kamu mau apa kalo aku gak bisa diam?"

"Gue nikahin sekarang."

Yuri membelalak, "Gila. Atau terlalu stres? Aduh, Jef, mending kamu periksa sana. Takut gangguan jiwa ...."

"Tidur sekarang atau aku bawa ke KUA?" ancam Jeffan menatap lekat kedua manik mata Yuri.

"Idih, siapa juga yang mau. Lagian calon suamiku cuman Alex," celutuk Yuri menoleh ke arah lain dengan nada rendah yang masih didengar oleh Jeffan.

"Gue masih denger, Yur."

Psychopath Fiance [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang